Minggu, 03 Juli 2016

Polri Dulu, Kini, dan Esok

Polri Dulu, Kini, dan Esok

Kristanto Yoga Darmawan ;   Alumnus Pascasarjana
Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian, Universitas Indonesia
                                              MEDIA INDONESIA, 30 Juni 2016

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

BESOK Polri genap berusia 70 tahun. Sebagai Korps Bayangkara, usia 70 tahun tergolong sangat matang untuk terus melakukan perbaikan, pembenahan, dan reformasi internal ke arah yang lebih baik, khususnya mewujudkan cita-cita Polri di era reformasi yang berbasis pada paradigma baru polisi sipil dan community policing. Sebagai bayangkari negara, Polri telah menjadi saksi dan pelaku sejarah lika-liku perjalanan bangsa sejak zaman kemerdekaan sampai dengan era reformasi saat ini.

Hari ulang tahun kali ini hendaknya menjadi sebuah refleksi sekaligus proyeksi bagi Polri untuk terus menegaskan tugas pokok mereka sebagai aparat kamtibmas, penegak hukum, dan pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Tujuannya agar kepercayaan masyarakat dapat terbangun (trust building) secara optimal. Apalagi, momentum pemerintahan Jokowi-JK, yang menekankan kehadiran negara di tengah masyarakat untuk memberikan keamanan dan kenyamanan aktivitas masyarakat, sebagaimana tertuang dalam Nawa Cita, seyogianya menempatkan Polri untuk terus berada di tengah masyarakat dan mendukung pembangunan nasional dalam rangka keamanan dalam negeri.

Polri masa lalu

Masa lalu Polri yang penuh dinamika di antara konstelasi politik kepentingan ketika masih berada dalam ABRI yang berkarakter militeristis menjadi refleksi dan pelajaran sangat berharga untuk terus menjaga 'roh' dan 'senyawa' agar supaya tidak kehilangan jati diri, untuk mengamalkan nilai-nilai Tribrata dan Caturprasetya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada masa itu, Polri telah menjadi alat kekuatan politik tertentu yang mengkhianati hati nurani masyarakat dan cenderung berkultur arogan, antagonis, dan militeristis, yang pada akhirnya menimbulkan antipati di tengah masyarakat.

Di era Orde Baru, Polri telah menjelma menjadi alat penguasa, alat rezim pemerintah dan sarana untuk memuaskan kepentingan elite politik tertentu, yang menyebabkan Polri menjadi tidak netral, sarat dengan nuansa korupsi, kolusi dan nepotisme, serta jauh dari kepentingan masyarakat. Polri lelap dan terjebak dalam arus pusaran kekuasaan elitis dan pragmatis sehingga menjadi berjarak dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat ketika itu.

Perjalanan Polri di masa lalu, khususnya di era Orde Baru, hendaknya menjadi 'spion' yang kadang kala harus dilihat untuk mengetahui apa yang terjadi di belakang, tetapi pandangan tetap harus jauh ke depan agar jangan sampai jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Masa lalu Polri yang penuh liku-liku harus disikapi secara bijak sebagai bekal untuk menuju kematangan dan kedewasaan Polri. Apa yang terjadi pada Polri saat ini merupakan rangkaian sejarah dari masa lalu, yang perlu diingat dan refleksi untuk cerminan masa kini.

Polri masa kini

Di era kekinian, Polri telah mampu melakukan reformasi internal yang berbasis pada aspek instrumental, struktural, dan kultural. Melalui Grand Strategi Polri 2005-2025, Polri telah membuat cetak biru perjalanan Polri di masa kini dan yang akan datang yang menekankan pada membangun kepercayaan (trust building), membangun kemitraan (partnership building), dan strive for excellence, yang berbasis pada paradigma baru polisi sipil yang human, protagonis, bermartabat, dan beradab.

Program revolusi mental Jokowi-JK yang tertuang dalam Trisakti dan Nawa Cita menjadi penggerak dan pemacu bagi Polri untuk melakukan berbagai langkah dan upaya pembenahan, penataan dan perbaikan mentalitas, karakter serta jati diri Polri sebagai abdi masyarakat yang harus selalu berada di tengah masyarakat untuk memberikan pelayanan, pengayoman, dan perlindungan secara transparan dan akuntabel.

Terlebih lagi, saat ini, Polri akan memiliki nakhoda baru, yakni Komjen Tito Karnavian, untuk menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti. Tentunya kepemimpinan Tito melahirkan harapan besar bagi masyarakat untuk membawa Korps Bayangkara ke arah kemajuan di masa mendatang. Tito tidak diragukan dan lulus uji, memiliki kapasitas, kapabilitas, kredibilitas, dan kompetensi untuk membawa 'kapal' bayangkara mengarungi samudra guna mencapai pelabuhan masa depan Polri yang bermartabat dan beradab.

Polri masa depan

Tantangan ke depan yang dihadapi Polri sangat kompleks, beragam, dan majemuk. Polri merupakan lembaga yang sangat strategis di era reformasi dan menjadi primadona bagi semua pihak dan kelompok untuk didekati mengingat kewenangan Polri yang setiap saat bersentuhan dengan beragam persoalan, dari urusan negara sampai dengan urusan rumah tangga. Semua permasalahan di tengah masyarakat yang berimplikasi pada tindak pidana dan kamtibmas selalu bermuara pada pelaksanaan tugas pokok Polri. Karena itu, di masa mendatang Polri harus terus meningkatkan kompetensi agar tidak tergilas oleh perkembangan zaman.

Semakin meningkatnya kejahatan konvensional, kejahatan transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara, dan kejahatan yang berimplikasi kontingensi, khususnya di era globalisasi, pasar bebas, perdagangan bebas, dan MEA, menuntut Polri untuk melakukan langkah prediksi dan antisipasi. Tentunya semua itu mensyaratkan kebutuhan sumber daya manusia, anggaran, sarana prasarana dan metode kepolisian yang canggih, modern, serta memadai.

Di masa mendatang, Polri harus mampu mengadaptasi teknologi informasi/komunikasi, meneropong perkembangan lingkungan strategis, dan menyusun strategi prediksi, antisipasi, dan skenario ke depan guna mendukung pelaksanaan tugas pokok Polri. Prospek ke depan sangat kompleks sehingga Polri harus mampu mengembangkan good police governance, membentuk cyber police, membangun economy police, dan menguatkan jejaring/kemitraan/sinergi dengan instansi lintas sektoral baik dalam skala nasional, regional dan global. Ke depan, Polri harus mampu menentukan masa depannya sendiri tanpa ada intervensi kepentingan politik apapun dan mampu mendarmabaktikan jiwa raga bagi negara, bangsa, dan masyarakat.

Dirgahayu Korps Bayangkara. ●

Tidak ada komentar:

Posting Komentar