Anwar
Ibrahim Hadirkan Era Baru Malaysia dan Dunia Islam
Irman Gusman :
Ketua DPD RI(2009-2016), Ketua Dewan Pembina
Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau, Ketua Center for Empowerment & Development
of Indonesia
SINDONEWS, 26 September 2022
Negarawan yang
telah lama dizalimi dan berulang kali dipenjarakan itu akhirnya membuktikan
bahwa meskipun kebohongan berlari secepat kilat, kebenaran dapat
menaklukkannya. Dan itu yang terjadi di Malaysia , ketika Dato’ Seri Anwar
Ibrahim dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) ke-10 Malaysia. Pemimpin
Pakatan Harapan itu kini membawa harapan baru bagi Malaysia akan hadirnya
pemerintahan yang akomodatif, demokratis, islami, bersih dan berwibawa, bebas
korupsi, serta mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Dia
membuktikan itu dengan membuka pintu bagi semua kubu penantangnya untuk ikut
serta dalam pemerintahannya dalam menjamin terpenuhinya “hak semua kaum dan
[penganut] semua agama, semua wilayah Malaysia” dalam “kerajaan perpaduan
nasional” demi kemaslahatan semua warga negara dan demi mengangkat martabat
bangsa. “Bukan untuk
sosok seorang PM, tetapi meletakkan harapan baru bagi rakyat Malaysia,
mengangkat martabat mereka, menghentikan kebobrokan rasuah dan penyalahgunaan
kuasa, dan membela nasib rakyat. Saya masih tegas dalam usaha mengangkat
martabat bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan. “Saya tetap paham keperluan kita mengangkat kedudukan,
penghayatan Islam sebagai agama persekutuan, termasuk dalam kelembagaan,
kedudukan, hak keistimewaan orang Melayu dan bumi putra. Dan,ada keperluan
kita menjelaskan bahwa sistem pemerintahan kita juga menetapkan kedudukan, kemuliaan dan kedaulatan raja-raja
Melayu.” Itulah sekilas
gambaran tentang apa yang akan dilakukan pemerintah baru Malaysia di bawah
pimpinan PM Anwar Ibrahim. Keberhasilannya
dalam menduduki kursi PM merupakan kabar gembira yang lama dinantikan di
banyak negara. Bahkan, telah lama pula diprediksi bahwa dialah figur
negarawan paling tepat memimpin Malaysia memasuki era baru, yaitu era yang
benar-benar demokratis mengikuti tuntutan zaman. Kemenangan
Anwar sekaligus juga menjanjikan hadirnya paradigma baru dalam perpolitikan
Malaysia yang multiras dan multikultur. Cara pandang yang lebih modernis dan
Islami sesuai nilai-nilai luhur ajaran Islam yang adil terhadap semua pihak
dan menjadi rahmat bagi semua rakyat Malaysia dan umat manusia, bahkan
menjadi acuan baru tentang falsafahrahmatan lil alamindalam politik dunia
Islam yang diperkaya dengan balutan budaya Melayu. Reaksi
kegembiraan terhadap kemenangan Anwar Ibrahim tak hanya datang dari negerinya
sendiri. Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo, bergegas menyampaikan
ucapan selamat dan berharap agar pemerintahan baru di Malaysia dapat
meningkatkan hubungan persahabatan di segala bidang dengan Indonesia. Sultan Brunei
Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM Singapura Lee Hsien Loong juga
menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai PM.
Kemudian, Presiden Turkiye Recep Tayyib Erdogan yang dengan penuh semangat
“menginterupsi” konperensi pers Anwar dengan ratusan wartawan internasional
ketika ia menyampaikan ucapan selamat kepada kepala pemerintahan Malaysia
tersebut. Anwar adalah
pemimpin dunia Islam dan intelektual Muslim yang pemikiran dan gagasannya
dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat sudah lama diakui di
komunitas internasional. Dia bukan
pemimpin “jago kandang” yang inward-looking.
Dia adalah pemimpin pejuang berwawasan global yang diakui di banyak negara,
sekalipun harus menunggu 24 tahun sebelum menduduki posisinya saat ini. Dari
perspektif kegigihan perjuangannya, Anwar Ibrahim mungkin bisa kita samakan
dengan Nelson Mandela yang menduduki pucuk kepemimpinan pemerintahan setelah
dizalimi dan dipenjarakan. Bahkan, sampai tiga kali Anwar dipenjarakan. Tapi
bagi seorang Anwar Ibrahim, penjara hanyalah batu loncatan untuk semakin
tinggi ia melambung, dan kini terbukti. Itulah sikap
seorang negarawan sejati yang patut diteladani oleh para pemimpin di berbagai
negara lain. Semakin digencet, semakin kuat ia berdiri dan meneruskan
perjuangannya demi apa yang ia yakini sebagai kebenaran yang harus
diterjemahkan ke dalam langkah-langkah politiknya untuk kemaslahatan rakyat. Tak banyak
pemimpin mempunyai karakter negarawan pejuang seperti Anwar. Bahkan jarang
ditemukan di dunia Islam. Kalau dalam satu dekade terakhir ini dunia Islam
melihat Presiden Erdogan sebagai sosok pemimpin pemberani, kemenangan Anwar
Ibrahim kini mengalihkan pandangan dunia ke Malaysia. Di sana telah
muncul Anwar Ibrahim yang diharapkan bukan saja sebagai PM Malaysia yang akan
semakin mengakrabkan persahabatan dengan berbagai Negara. Tetapi juga sebagai
pemimpin dunia Islam yang bisa dijadikan acuan dalam memperjuangkan nilai-nilai
ajaran agama tentang keadilan sosial, perhatian terhadap kaum terabaikan,
serta perlawanan terhadap perselingkuhan antara politik dan hukum. Kemenangan
Anwar Ibrahim telah pula merombak tradisi politik Malaysia yang sebelumnya
didikte olehsim salabim kekuasaan serta monopoli patronase politik yang
selalu menghalangi langkahnya menuju tampuk kekuasaan eksekutif. Yang juga
menarik dari leadership style Anwar
Ibrahim adalah, dia bukanlah pemimpin yang mempunyai stigma negatif terhadap
negara-negara Barat. Meskipun dia sendiri adalah seorang Muslim yang taat,
paham Alquran, pandai berbahasa Arab dan fasih berbahasa Inggris. Karena memang
sejatinya Anwar yang saya anggap sebagai mentor politik serta negarawan
sejati itu merupakan a rare perfect blend dari
intelektualisme Islam, figur pemimpin Melayu yang kokoh pendiriannya, serta
negarawan yang lengkap pengetahuan, pengalaman sertasoft skillpolitiknya. Sejak 1987
saat pertama kali saya berkenalan dengannya, Anwar memang seorangleaderdan
guru politik yang wawasannya bagaikan sumur yang tak pernah kering. Ia banyak
memberikan nasihat dan berbagi pengalaman dengan saya. Dari pengalamannya
malang melintang di dunia politik, saya menimba banyak pelajaran termasuk
kesabarannya, keyakinan yang kokoh tentang visi yang diperjuangkannya, serta
kegigihan dan keberaniannya melawan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang
dianggapnya tidak mendatangkan manfaat terbesar bagi rakyatnya. Naiknya Anwar
Ibrahim ke pucuk pimpinan pemerintahan di Malaysia juga membawa harapan bahwa
negarawan ini dapat menawarkan nilai-nilai Islam dengan kearifan budaya
Melayu sebagai salah satu opsi solusi untuk mengatasi berbagai masalah di
dunia. Bukan hanya untuk mencapai kesejahteraan material, tetapi juga
menciptakan keseimbangan dengan kesejahteraan immaterial serta kesetaraan dan
keadilan. Leadership
styleAnwar Ibrahim sesungguhnya melampaui batas-batas etnis dan rasial, serta
sekat-sekat keagamaan dan budaya. Dengan visi globalnya serta kepemimpinan
dan kepribadiannya yang kuat, PM Anwar Ibrahim diharapkan akan memelopori
hadirnya era baru bukan saja di Malaysia, tetapi juga di kawasan ASEAN yang
haus akanstrong democratic leadershipuntuk dijadikan acuan. Konstelasi
hubungannya yang luas dengan para pemimpin di berbagai negara Barat juga
diharapkan bisa menghapus politik Islamophobia serta stigma-stigma negatif
terhadap dunia Islam. Apalabipositioning-nya selama ini sebagai
seorangleaderinspiratif yang tidakinward-looking, sekaligus sebagai pembaharu
yang modernis, yang sesungguhnya sangat dibutuhkan di dunia Islam, juga di
ASEAN. Sebagai
pemimpin kelas dunia, Anwar telah lama menimba kearifan dari para tokoh di
banyak negara, termasuk dari Indonesia, seperti Muhammad Natsir dan Buya
Hamka, meskipun dia sendiri merupakan seorang pengagum karya sastra Barat. Menduduki
kursi PM di usianya ke-75 tahun, Anwar tentu akan mengerahkan segala
kemampuannya untuk mengubah wajah Malaysia menjadi lebih baik
sebagailegacyyang telah lama dinantikan rakyat Malaysia. Clean and good governance dipastikan
akan melandasi budaya pemerintahannya dan ia akan menerjemahkan semua agenda
perjuangannya selama ini ke dalam kenyataan sebab, itulah yang dinantikan
rakyat Malaysia yang telah cukup lama diombang-ambingkan oleh politik
monopoli kekuasaan. Sudah cukup
lama Anwar dihambat sebagai the voice
of the oppressed dan the voice of true freedom and democracy. Dan
sekaranglah saatnya ia membuktikan kepada rakyat Malaysia bahwa apa yang ia
perjuangkan selama ini adalah untuk kepentingan mereka. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar