Bagaimana Yudo
Margono Menjadi Panglima TNI Pilihan Jokowi Raymundus Rikang : Jurnalis Majalah Tempo |
MAJALAH TEMPO, 27
November 2022
KESIAPAN Laksamana Yudo
Margono menjadi calon Panglima TNI atau Tentara Nasional Indonesia tergambar
dari kesibukannya dalam sepekan terakhir. Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu
beberapa kali menggelar rapat untuk merancang materi yang akan dipaparkan
dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan
Rakyat. Yudo mendiskusikan
visi-misi calon Panglima TNI serta konsep Indonesia sebagai poros maritim
dunia dengan anak buahnya pada Kamis, 24 November lalu. Ia lantas meminta
pakar militer Connie Rahakundini Bakrie memberi masukan. “Saya memberi
masukan, termasuk slogan yang dicanangkan selama setahun,” kata Connie saat
dihubungi Tempo, Jumat, 25 November lalu. Dua orang dekat Yudo
menyebutkan lulusan Akademi Militer 1988 itu juga menyiapkan topik mengenai
penguatan alat utama sistem persenjataan. Ia juga akan menyoroti perkembangan
keamanan kawasan, khususnya dinamika di sekitar wilayah Samudra Hindia. Menurut narasumber yang
sama, Yudo berencana mengoptimalkan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan. Ini
adalah satuan operasi di bawah komando Panglima TNI dan membawahkan berbagai
pangkalan militer. Yudo pernah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah
Pertahanan I pada 2019-2020. Yudo pun menyiapkan bahan
tentang strategi menjaga stabilitas keamanan pada 2023. Pada tahun itu,
rangkaian pemilihan umum atau Pemilu 2024 sudah dimulai. Namun Yudo akan
menyelesaikan masa dinasnya pada November tahun depan atau tiga bulan sebelum
pemungutan suara berlangsung pada Februari 2024. Tiga hari sebelum rapat
bersama jajarannya atau pada Senin, 21 November lalu, Yudo menemui Menteri
Sekretaris Negara Pratikno di kantornya. Dua orang dekat Yudo yang mengetahui
isi persamuhan itu bercerita, Pratikno menanyakan kesiapan Yudo untuk
dicalonkan sebagai Panglima TNI. Dua hari kemudian, Yudo
menyambangi kompleks Istana Negara dan menghadap Presiden Joko Widodo. Dua
narasumber yang mengetahui agenda itu bercerita, Jokowi menyampaikan
penunjukan Yudo sebagai calon tunggal Panglima TNI. Jokowi pun disebut-sebut
saat itu juga menandatangani surat penunjukan yang akan dikirim ke DPR. Pada hari yang sama,
Pratikno mengatakan bahwa Presiden telah menandatangani surat presiden
tentang Panglima TNI. “Calon Panglima TNI pasti dari kepala staf atau mantan
kepala staf yang masih aktif,” ujar bekas Rektor Universitas Gadjah Mada itu
mengenai calon pengganti Jenderal Andika Perkasa. Pratikno menyatakan akan
mengirimkan warkat tersebut ke DPR hari itu juga. Meski demikian, pengiriman
surat presiden tentang calon Panglima TNI batal dikirim pada Rabu, 23
November lalu. Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan jadwal
penyerahan surat diundur menjadi 28 November 2022 karena Ketua DPR Puan
Maharani sedang melawat ke Phnom Penh, Kamboja. “Ini soal teknis penyerahan
surat saja,” tuturnya. Di tengah rangkaian
kunjungan kerja ke Kabupaten Lebak, Banten, pada Kamis, 24 November lalu,
Yudo menanggapi peluang menjadi Panglima TNI. Ia meminta semua pihak menunggu
keputusan resmi pemerintah. Namun Yudo juga mengaku telah menyiapkan materi
untuk dipaparkan dalam tes kelayakan dan kepatutan di Komisi Pertahanan DPR. Kepala Dinas Penerangan
TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Julius Widjojono mengatakan penunjukan
Panglima TNI merupakan hak prerogatif presiden. “Secara historis, prajurit
Angkatan Laut selalu loyal dan siap mengemban tugas yang diberikan pemimpin,”
ujarnya kepada Tempo, Rabu, 23 November lalu. Nama Yudo sempat menguat
sebagai kandidat Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto pada November
2021. Waktu itu Presiden Jokowi menerima tiga nama calon pengganti Hadi.
Selain Yudo, ada Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman, yang masih menjabat
Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat. Yudo digadang-gadang
unggul dari pesaingnya karena Presiden Jokowi belum pernah memilih Panglima
TNI dari matra laut kendati menggembar-gemborkan Indonesia sebagai poros
maritim. Namun nama Yudo terpental karena Jokowi menunjuk Jenderal Andika
Perkasa menjadi calon tunggal panglima. Mendung tebal menyelimuti
Markas Besar Angkatan Laut di Cilangkap, Jakarta Timur, begitu tersiar kabar
Yudo gagal menjadi calon Panglima TNI. Orang dekat Yudo bercerita, para
perwira tinggi Angkatan Laut enggan membicarakan rotasi panglima. Narasumber
ini menyebutkan Yudo lantas menginstruksikan anak buahnya menggelar panggung
gembira. Kepada orang-orang
dekatnya, Yudo Margono mengatakan bahwa menyandang empat bintang di pundak
sudah cukup bagi anak seorang petani. Melalui pesan WhatsApp, Yudo
memerintahkan semua prajurit Jalasena tetap loyal dan menghormati keputusan
Presiden Jokowi. Jalasena adalah tanda kehormatan dari pemerintah bagi mereka
yang berjasa untuk Angkatan Laut. Taklimat Yudo menenangkan
anak buahnya disebut-sebut didengar oleh Jokowi. Seorang narasumber di
lingkaran Istana bercerita, Jokowi mengetahui isi pesan Yudo kepada
bawahannya melalui bekas ajudannya yang berasal dari TNI Angkatan Laut.
Menurut narasumber ini, Presiden memberikan kredit terhadap aksi Yudo itu. ••• MENJADI calon Panglima
TNI, Yudo Margono disebut-sebut mendapat dukungan dari elite politik. Ia
pernah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan Hasto Kristiyanto. Yang mengatur pertemuan itu ialah pakar
pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie. Connie salah satu pembimbing Hasto
saat menempuh program doktoral di Universitas Pertahanan. “Saya cuma mencoba
berbuat yang terbaik,” kata Connie. Yudo dan orang dekatnya
juga menemui Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri serta Ketua DPR
Puan Maharani dalam kesempatan terpisah. Mereka menyampaikan peta jalan
Indonesia sebagai poros maritim dunia. Cita-cita itu disebut dapat terwujud
salah satunya jika Panglima TNI berasal dari matra laut. Seusai pertemuan itu,
hubungan Megawati dengan Yudo makin akrab. TNI Angkatan Laut menyematkan nama
Sukarno, ayah Megawati, di Kapal Perang Republik Indonesia Bung Karno-369
pada 20 Juni 2022. Didampingi Yudo, Megawati meresmikan secara langsung
pemberian nama kapal kepresidenan jenis korvet itu. Dua bulan kemudian,
Megawati kembali bertemu dengan Yudo di atas geladak KRI Dewaruci. Ia
mengulas kiprah Ratu Kalinyamat melawan tentara Portugis. Pejabat yang
mengetahui persiapan acara itu mengatakan panitia dari TNI AL menghitung
waktu diskusi dengan cermat, menunggu air laut pasang, dan menyiapkan jalan
khusus agar Megawati tak perlu meniti anak tangga kapal. Megawati pun menjadi
pembicara di forum yang diadakan TNI Angkatan Laut. Presiden RI ke-5 itu
memberikan kuliah umum di Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut
(Seskoal) pada 4 Oktober lalu. Didampingi Yudo, Megawati memaparkan ideologi
Pancasila dan perkembangan geopolitik di hadapan hampir 200 siswa Seskoal. Anggota Komisi Pertahanan
dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengatakan penunjukan
Panglima TNI merupakan kewenangan Presiden Jokowi. Ia mengatakan semua kepala
staf berpeluang dipilih presiden untuk menjadi calon tunggal panglima.
“Diteruskan ke matra laut boleh atau kembali ke darat lagi juga boleh,”
ujarnya. Tak hanya bertemu dengan
pimpinan PDI Perjuangan, Yudo juga mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra
sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto. Seorang narasumber yang
mengetahui pertemuan itu bercerita, Yudo menemui Prabowo sebelum Konferensi
Tingkat Tinggi G20 atau Group of Twenty di Bali pada pekan ketiga November
lalu. Menurut narasumber ini,
Prabowo menyampaikan bahwa Yudo berpeluang dipilih Jokowi menjadi panglima.
Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu juga mengungkapkan
dukungannya dengan memerintahkan Fraksi Gerindra mengawal proses uji
kelayakan dan kepatutan Yudo di DPR. Juru bicara Prabowo, Dahnil
Anzar Simanjuntak, menyatakan siapa pun calon Panglima TNI yang diajukan
Presiden Jokowi pasti didukung Prabowo. “Menteri Pertahanan selalu ikut
keputusan Presiden dan siap mengawal keputusan itu secara personal ataupun
politik,” kata Dahnil. Ketua Harian Partai
Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membenarkan kabar bahwa Prabowo dan Yudo pernah
bertemu secara khusus. Salah satunya ketika meresmikan Kapal Perang Republik
Indonesia Wahidin Sudirohusodo-991 di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 3
November lalu. Menurut Dasco, Prabowo dan Yudo membicarakan modernisasi
sistem persenjataan. Fraksi Gerindra pun siap
mendukung calon Panglima TNI yang ditunjuk Presiden Jokowi. “Saya meminta
kepada fraksi untuk mengamankan siapa pun nama yang diusulkan Presiden ke
DPR,” ucap Wakil Ketua DPR itu melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 26 November
lalu. Dukungan kepada Yudo juga
mengalir dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa. Seorang petinggi TNI
Angkatan Laut bercerita, Andika memang tak terang-terangan mengungkapkan
pilihan mengenai calon penggantinya. Namun hubungan menantu bekas Kepala
Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, itu dengan Yudo makin
rekat setahun belakangan. Andika dan Yudo kerap
tampil bersama dan kegiatan mereka diunggah ke akun media sosial Panglima
TNI. Salah satunya upacara pengangkatan Andika sebagai warga kehormatan Korps
Marinir. Dalam video yang ditonton lebih dari 46 ribu kali itu, Andika
berlutut di hadapan Yudo di atas kendaraan amfibi. Yudo lalu menyematkan
baret ungu ke kepala Andika. Orang
dekatnya bercerita, Andika telah mengajukan nama Yudo sebagai
penggantinya kepada Presiden. Andika tak merespons pertanyaan yang
dikirimkan ke nomor pribadinya hingga Sabtu, 26 November lalu. Selepas
upacara hari ulang tahun TNI ke-77 di Istana Negara pada 5 Oktober lalu,
Andika menyatakan rotasi Panglima TNI bukan kewenangannya. “Presiden tak
pernah berbicara jauh-jauh hari karena beliau selalu mendadak,” ujarnya. Di tengah kabar pencalonan
sebagai Panglima TNI, isu yang menyudutkan Yudo mulai bermunculan di media
sosial. Dua pembantu Yudo yang memantau aktivitas media sosial bercerita,
kasus tenggelamnya KRI Nanggala-402 pada April 2021 mulai diungkit sejumlah
akun Twitter sejak awal November. Kecelakaan itu menyebabkan 53 awak Nanggala
gugur. Begitu pula isu tentang
peristiwa jatuhnya pesawat Bonanza G-36 di Selat Madura, Jawa Timur, pada
September lalu bermunculan di media sosial. Pesawat itu mengangkut dua
prajurit TNI Angkatan Laut. Menurut narasumber ini, narasi yang muncul di
media sosial adalah TNI Angkatan Laut tak cakap dalam merawat alat utama
sistem persenjataan. Dalam wawancara khusus
dengan Tempo pada akhir September lalu, Yudo Margono mengatakan TNI
menghadapi sejumlah tantangan di masa mendatang. Ia mencontohkan konflik di
Papua dan dinamika geopolitik di Laut Natuna Utara harus menjadi perhatian
TNI. Yudo mendorong peningkatan intensitas operasi gabungan untuk menghadapi
ancaman tersebut. Yudo juga menyoroti posisi
TNI dalam menghadapi tahun politik pada 2024. Ia menegaskan bahwa TNI harus
menjaga netralitas. “Bahaya jika TNI dibawa ke mana-mana, maka kami harus
solid,” tuturnya. Ihwal kemungkinan menjadi
Panglima TNI, Yudo Margono menyatakan penunjukan itu hak prerogatif presiden.
Namun ia mengaku siap jika tanggung jawab itu diberikan kepadanya. “Kami
melaksanakan tugas sesuai dengan perintah undang-undang,” ujar Yudo. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar