Indeks
Demokrasi Indonesia
Christophe Bahuet ; Country
Director UNDP Indonesia
|
KOMPAS, 03 Desember
2016
Dapatkah demokrasi diukur? Ya, itu bisa. Setiap tahun sejak
tahun 2009, Indeks Demokrasi Indonesia mengukur demokrasi di negeri ini. IDI
telah menjadi kisah sukses kontribusi terhadap pembangunan demokrasi di
Indonesia, baik di tingkat nasional maupun daerah.
IDI adalah produk nasional yang menyediakan informasi berharga
tentang keadaan demokrasi di Indonesia. Indeks ini diciptakan oleh para
pemangku kepentingan nasional dan dipimpin oleh sekelompok ahli dalam panel
independen. Ini tanda kematangan demokrasi di mana pemerintah dan masyarakat
bersedia untuk secara terbuka mengevaluasi diri dan mengukur kinerja lembaga
dan sistem. Demokrasi—bahkan di negara-negara dengan demokrasi tertua— tidak
pernah bisa ditelantarkan seolah bisa berjalan sendiri.
Demokrasi berkembang dengan kekuatan dan kelemahan. Terdapat
berbagai pencapaian dan kadang mengalami kemunduran. Demokrasi perlu selalu
dilindungi, dipertahankan dan ditingkatkan untuk kepentingan rakyat dan
stabilitas negara.
IDI dapat menjadi alat yang paling berharga untuk mencapai hal
ini. IDI mencakup 28 indikator yang berhubungan dengan tiga dimensi penting
demokrasi, yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga-lembaga
demokrasi. Indeks ini juga menawarkan data terpilah di tingkat provinsi untuk
analisis yang lebih mendalam.
Sebagai langkah pertama, indeks ini menawarkan data dan
informasi yang kaya bagi pemerintah pusat dan daerah, media, masyarakat, dan
siapa pun yang tertarik mengakses informasi dan analisis tentang keadaan
demokrasi di Indonesia, baik tingkat nasional maupun provinsi.
Sebagai langkah kedua, temuan indeks tersebut perlu
dipresentasikan dan dibahas secara terbuka untuk menangkap perspektif yang
berbeda dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan dan
kelemahan demokrasi Indonesia.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Menteri Koordinator Politik,
Hukum, dan Keamanan secara resmi akan mempresentasikan temuan utama IDI 2015
kepada sejumlah kementerian dan lembaga di tingkat pusat serta dari semua
provinsi di Indonesia. Kesiapan untuk mempresentasikan dan mendiskusikan
temuan-temuan IDI 2015 itu sendiri merupakan pernyataan komitmen terhadap
nilai-nilai demokrasi Indonesia.
Seperti tahun-tahun sebelumnya dan dengan dukungan UNDP, IDI
2015 disosialisasikan ke seluruh Indonesia untuk mencapai pemahaman lebih
baik tentang isu kehidupan demokrasi dalam berbagai konteks lokal.
Penguatan di
kebijakan
Sebagai langkah ketiga, IDI dan diskusi yang dihasilkannya dapat
berperan untuk mengidentifikasi langkah-langkah dan tindakan yang dapat
diambil untuk menguatkan demokrasi di tingkat kebijakan. IDI digunakan untuk
tujuan tersebut oleh pemerintah pusat dan daerah. IDI telah digunakan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) saat ini dan sebelumnya
sebagai salah satu sasaran pembangunan. Selain itu, 11 provinsi telah
mengintegrasikan IDI dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mereka dan kami berharap lebih
banyak provinsi melakukannya.
IDI juga dapat digunakan dalam masyarakat untuk menguatkan
demokrasi dan perilaku demokratis. Misalnya, memperbaiki indikator IDI
”ancaman menggunakan kekerasan oleh masyarakat”, yang turun dari 62,12
menjadi 46,69 antara 2014 dan 2015. Indonesia bisa bangga dengan pencapaian
demokrasinya dan keterbukaan untuk mengukur dan membahas keadaan demokrasi
melalui IDI. UNDP bangga menjadi mitra Indonesia untuk IDI dan siap
melanjutkan dukungannya tidak hanya untuk mengukur demokrasi, tetapi juga
untuk menguatkannya di seluruh Indonesia di bawah kerja sama yang erat antara
UNDP dan Pemerintah Republik Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar