Kamis, 07 Oktober 2021

 

AS Terancam Gagal Bayar Utang

Benny D Koestanto  ;  Wartawan Senior Kompas

KOMPAS, 17 September 2021

 

 

                                                           

Pemerintah Amerika Serikat terancam gagal bayar utang pada Oktober mendatang, khususnya jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang negara itu. Gagal bayar utang akan menjadikan Pemerintah AS tidak dapat memenuhi kewajiban hukumnya—sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah—sekaligus dikhawatirkan memicu krisis keuangan lain dan mengancam sektor ketenagakerjaan AS.

 

Hingga Kamis (16/9/2021), belum ada kejelasan sikap Kongres AS terkait hal itu. Peringatan soal ancaman gagal bayar utang tersebut secara resmi kembali disampaikan Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Dalam suratnya kepada Kongres bertanggal 8 September 2021, Yellen mengaku tidak tahu secara persis kapan Washington akan kehabisan dana.

 

Ia memperingatkan, waktu terus berjalan dan risiko gagal bayar utang ada di depan mata. ”Setelah semua ukuran dan uang tunai yang tersedia sepenuhnya habis, AS tidak akan dapat memenuhi kewajibannya untuk pertama kalinya dalam sejarah kita,” kata Yellen.

 

Ia menjelaskan, Departemen Keuangan AS telah secara luar biasa mengambil langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mendanai pemerintahan sejak 1 Agustus dan dana itu diproyeksikan akan habis pada Oktober mendatang. Agar tetap dapat membayar utang, Depkeu pada bulan lalu menunda investasi di sejumlah pos, seperti di Dana Pensiunan Pegawai Sipil dan Penyandang Disabilitas, Dana Pensiun dan Asuransi Kesehatan Pegawai Pos, serta Dana Pensiun Pegawai Federal.

 

Merujuk pada laman Depkeu AS, batas utang adalah jumlah total uang yang diperbolehkan untuk dipinjam Pemerintah AS guna memenuhi kewajibannya, seperti membayar jaminan sosial dan tunjangan Medicare, gaji militer, bunga utang nasional, pengembalian pajak, dan pembayaran lainnya.

 

Jika batas utang dinaikkan, misalnya, pemerintah tetap tidak boleh menggunakannya untuk membayar komitmen pembayaran baru. Pemerintah hanya boleh menggunakannya untuk membiayai kewajiban hukum sebelumnya yang telah dibuat oleh Kongres dan Presiden.

 

Yellen juga memperingatkan, ada pelajaran yang harus dipikul akibat kebuntuan dalam kesepakatan soal batas utang masa lalu. Jika pemerintah harus menanti hingga menit-menit terakhir Kongres menyepakati ketentuan batas utang, bisa terjadi kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen.

 

Dampak negatif

 

Yellen menambahkan, kondisi tersebut juga meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak dan berdampak negatif pada peringkat kredit AS.

 

”Penundaan yang (terjadi akibat) mempertanyakan kemampuan pemerintah federal untuk memenuhi kewajibannya kemungkinan besar akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada ekonomi AS dan pasar keuangan global,” katanya.

 

Dari pengalaman, Kongres selalu bertindak ketika diminta menaikkan batas utang. Sejak 1960, Kongres telah bertindak setidaknya 78 kali secara terpisah untuk secara permanen menaikkan, memperpanjang sementara, atau merevisi definisi batas utang Pemerintah AS. Dari jumlah itu, 49 kali berada di bawah masa kepresidenan dari Partai Republik dan 29 kali di bawah presiden dari Partai Demokrat.

 

Harian The New York Times melaporkan, dengan kepercayaan penuh dan tanggung jawab pemerintah yang dipertaruhkan, strategi kepemimpinan Demokrat untuk menaikkan batas utang dilakukan dengan menekan dan mempermalukan Pemimpin Minoritas di Senat, Mitch McConnell, dari Republik. Di tengah kemungkinan gagal bayar utang Pemerintah AS, kubu Demokrat mendesak McConnell agar tidak menentang usulan kenaikan batas utang.

 

”Mari kita perjelas,” tulis McConnell melalui media sosial Twitter tengah pekan ini. ”Dengan presiden (dari) Demokrat, DPR Demokrat, dan Senat Demokrat, Demokrat memiliki semua alat yang mereka butuhkan untuk menaikkan batas utang. Ini  tanggung jawab mereka. Partai Republik tidak akan memfasilitasi pemungutan pajak dan pengeluaran yang sembrono dan partisan lainnya.”

 

McConnell bersikeras, jika Demokrat bersikukuh menghabiskan triliunan dollar AS untuk infrastruktur, perubahan iklim, dan kesejahteraan sosial, mereka harus memikul tanggung jawab sendiri untuk menaikkan batas pinjaman. Desakan  Demokrat untuk menaikkan pagu utang akan memperkuat serangan politik terhadap kubu Republik. ●

 

Sumber :  https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/09/17/as-terancam-gagal-bayar-utang/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar