Batu
Akik dan Wisata
Sapta Nirwandar ; Pemerhati Pariwisata
|
KORAN SINDO, 05 Mei 2015
Batu akik saat ini
sedang booming dan menjadi tren
pembicaraan di mana-mana, di pedesaan, perkotaan, dan tentu tak ketinggalan
para pejabat dan tokoh masyarakat. Rasanya tiada hari tanpa bicara batu akik.
Karena itu, panitia Konferensi Asia-Afrika menghadiahkan suvenir batu akik
bagi para peserta KAA 2015 di Bandung. Sebenarnya soal batu akik adalah
persoalan yang sudah mengakar di masyarakat Indonesia, terutama bagi pria
Indonesia, karena bagi wanita sering disebut dengan sebutan perhiasan. Batu
akik tidak saja dipakai sebagai hiasan, bahkan ada berbagai jenis batu akik
dipercaya punya khasiat tertentu misalnya jenis Kecubung Asihan.
Bila memakai cincin
berbatu akik ini, kita akan mudah disenangi wanita. Ada lagi jenis ”Tapak
Jalak” dipercayai mempunyai tambahan kekuatan untuk memukul lawan. Ada juga
jenis batu akik Sulaiman yang bila dipakai, dipercaya membawa energi positif
dan rezeki, bahkan ada jenis batu akik Bacan Palamea yang dipercaya dapat
menyembuhkan penyakit seperti asam urat dan lain-lain. Tentu yang paling
penting, batu akik punya nilai ekonomis yang bisa diperjualbelikan dengan
relatif mudah di masyarakat.
Potensi batu akik atau
batu mulia (gemstone) di Indonesia
juga sangat besar, menurut Pusat Promosi Batu Mulia Indonesia, hampir seluruh
provinsi (34 provinsi) mempunyai kandungan batu mulia, kecuali DKI Jakarta,
yang baru dikenal punya batu akik dari Kepulauan Seribu yang disebut batu
ondel-ondel. Menurutpara ahligeologi, kekayaan batu mulia Indonesia terbentuk
sejak jutaan tahun lalu karena ditandai dengan aktivitas tektonik yang luar
biasa, cairan superpanas magma naik ke bumi melalui celah-celah batuan yang
telah ada.
Sebab itu, setiap
daerah mempunyai batu mulia yang dikenal dari daerah itu. Seperti batu akik
Bacan, warna hijau dari Halmahera Utara, yang sudah lama dikenal Kecubung
Wulung Ungu berasal dari Kalimantan dan Sumatera Selatan, ada juga Batu Safir
Warna Biru dari Pacitan dan Kalimantan, lalu ada Opal Kalimaya dari Banten,
Pancawarna dari Garut, dan masih banyak lagi jenis batu akik yang digemari
masyarakat dewasa ini.
Harganya juga cukup
menarik misalnya Batu Safir bisa mencapai lebih dari Rp150 juta, Opal
Kalimaya dihitung per batu mencapai Rp22 juta. Tentu banyak juga batu-batu
yang harga pasarannya menembus ratusan juta rupiah, harga jual ditentukan
oleh penjual dan peminat itu sendiri.
Batu Mulia-Ikon Dunia
Para ahli membagi gemstone menjadi dua jenis yaitu precious stones (brilliant, shiny, colorful shells, stones and crystals) diyakini
akan menjadi long life trend dan
membawa of peace, prosperity and
happiness. Yang tergolong dari precious
stones antara lain berlian (diamond)
berasal dari Afrika Selatan.
Ada juga emerald, batu
yang sangat cantik ini ditemukan sebagian besar di Kolombia, Brasil, dan
Zimbabwe (Afrika). Sedangkan batu berharga lainnya seperti ruby ditemukan di
Burma, Thailand, Sri Lanka, dan Tanzania (Afrika). Untuk precious stone
sapphire juga ditemukan sebagian besar di Srilanka, Burma, Thailand, India,
dan Brasil. Sedangkan jenis batu yang kedua disebut semi precious stones
seperti topaz dari Brasil, tanzanite dari Tanzania, dan opal dari Australia.
Batu-batu tersebut
mempunyai keindahan dan keistimewaan yang tidak kalah dengan precious stone. Batu-batu yang
tergolong precious stone dan semi precious stone itu menjadi idaman (fascinated) dan prestis setiap
pemakainya baik pria maupun wanita. Batu berharga tersebut tidak saja
mempunyai nilai harga jual yang tinggi seperti diamond, emerald yang per
karatnya bisa mencapai puluhan ribu dolar, tetapi juga menjadi ikon sekaligus
menjadi brand bagi daerah atau negara penghasil.
Saking berharganya (precious) tentu penanganan terhadap
batu mulia juga harus dilakukan para ahli mulai dari proses pemotongannya
cutting, penggosokannya sampai dengan desainnya. Sebab itu, batu mulia ini
mempunyai nilai tambah yang sangat tinggi. Pelanggannya juga tentu sangat
spesial baik selera maupun daya belinya. Tidaklah berlebihan bila dikatakan
bahwa negara penghasil batu mulia pada saat ini bisa menjadi tujuan wisata
belanja yang ditujukan untuk penggemar batu mulia, bahkan bisa menjadi bagian
dari wisata yang dikenal sebagai ”luxurious
tourism”.
Ditinjau dari
pendapatan industri batu mulia saat ini terutama di negara seperti Perancis
yang terkenal dengan produk desain jewellry-nya bisa mencapai USD16,8 miliar (2013).
Demikian pula Afrika Selatan kontribusi pendapatan diamond-nya bisa mencapai
USD178 miliar (2013). Kolombia nilai ekspor emerald-nya senilai USD450 juta.
Di Asia India terkenal penghasil jewellry yang pada 2013 memperoleh sebesar
USD40 miliar, Thailand salah satu negara ASEAN yang juga pesat industri
produk batu mulianya pada 2013 tercatat menghasilkan Rp159 triliun.
Batu Akik Promosi Pariwisata Indonesia
Kalau kita belajar
dari negara- negara yang sudah maju (Afrika Selatan, India, Thailand, dan
Kolombia) dalam pengembangan industri batu mulia/ batu berharga (precious stone dan semi precious stone) baik dari pengolahan sampai dengan produk
desain jewellry serta produk desain lainnya.
Tentu industri batu
mulia itu di samping menjadi sumber pendapatan bagi negara, terciptanya
lapangan kerja, kemajuan teknologi dan desain produk terbilang luxurious ini, tetapi juga berkat batu
mulia tersebut menyebabkan negara tersebut dikenal sebagai brand image dan
atraktif untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata belanja atau minat khusus
bagi peminat/ penggemar ataupun kolektor khususnya batu mulia.
Bahkan negara yang
bukan penghasil batu mulia juga kebagian untuk mengembangkan produk/desain
bagi kebutuhan pasar negara itu dengan ikut mengolah batu-batu mulia dari
negara-negara penghasil. Negara seperti Belanda, Inggris, Italia, dan Hong
Kong adalah negara- negara yang mempunyai pasar-pasar penggemar jewellry
termasuk batu permata berkelas dunia. Sering kita jumpai diamond center atau
jewellry center dengan pelayanan dan keamanan berkelas tinggi.
Indonesia sebenarnya
mempunyai kota Martapura, Kalimantan Selatan sejak tahun 60-an sudah dikenal
sebagai Kota Intan, dan hingga kini intan menjadi ikon kota tersebut. Di
Maluku Utara, tepatnya di Pulau Bacan, terkenal akan batu mulianya yang
disebut Batu Bacan. Batu tersebut menjadi produk primadona bagi Halmahera
Utara. Batu Bacan lebih terkenal lagi setelah Presiden SBY memberikan hadiah
Batu Bacan kepada Presiden Obama. Nilai promosi sangat tinggi.
Berkat batu akiknya,
Halmahera Utara dikenal masyarakat nasional maupun internasional. Pada
penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika Ke-60 para delegasi dari negara-negara
peserta dihadiahi batu akik Pancawarna yang berasal dari Garut, Jawa Barat.
Di Kota Aceh juga terkenal dengan keindahan Batu Giok Aceh. Yogyakarta pun
terimbas demam batu akik, bahkan Wali Kota Yogyakarta mengharapkan Kota
Yogyakarta dapat menjadi sentra/pusat batu akik yang dapat berdampak positif
pada pertumbuhan ekonomi.
Di Jakarta, Pasar Rawa
Bening Jakarta Timur terdapat 1400 pedagang batu akik. Omzet penjualan per
bulannya bisa mencapai miliaran rupiah. Branding-nya ”Rawa Bening Berarti Batu Akik”. Karena itu, Indonesia sudah
seharusnya mengembangkan potensi batu akik dan batu mulia yang terdapat di
hampir seluruh daerah di Indonesia, menjadi produk ikon dan brand daerah.
Indonesia mempunyai
banyak batu mulia yang sangat dikenal keindahannya, tetapi perlu diperkuat
dari sisi pengolahan (penggosokan), pemotongan dan desain, serta sistem
sertifikasi terhadap produk tersebut. Dengan begitu, konsumen merasa aman dan
nyaman memiliki produk batu permata/ batu mulia Indonesia yang berkualitas
tinggi. Batu akik bisa menjadi sumber usaha dan pendapatan bagi masyarakat
penambang, pebisnis, tenaga ahli, juga stimulus ekonomidaerah.
Bila dikerjakan dengan
seksama dari hulu sampai hilir, bukan tidak mungkin batu mulia Indonesia akan
menjadi produk yang bagus dan dikenal oleh seluruh masyarakat dunia, sejajar
dengan batu precious lainnya
(diamond, emerald, ruby dan lain-lain). Karena itu, di samping upaya-upaya
pemanfaatan, juga diperlukan upaya penyelamatan seperti dampaklingkunganyangterjadi
sehingga diperlukan perhatian lebih lanjut dari penambang, pelaku bisnis, dan
pemerintah.
Dengan demikian,
kualitas produk batu akik/batu mulia yang dihasilkan akan berlanjut dengan
nilai ekonomis yang tinggi dan lingkungan yang tetap terjaga. Pastinya akan
semakin banyak lagi peminat yang akan datang ke sentra-sentra batu akik/batu
mulia di Indonesia sebagai bagian dari wisatawan Nusantara dan wisatawan
mancanegara. Semoga. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar