Brexit dan Pengaruhnya ke Indonesia
Adler Haymans Manurung ;
Penulis Kolom INVESTASI Kompas
Sabtu
|
KOMPAS, 02 Juli 2016
Seminggu lalu, banyak
berita terkait Brexit dan banyak pihak bertanya apakah Brexit tersebut?
Bagaimana pengaruhnya terhadap ekonomi Indonesia dan juga investasi investor?
Apakah perlu membeli produk investasi sekarang ini atau menjual? Pertanyaan
tersebut yang muncul dari semua pihak dalam seminggu terakhir dan banyak
berita atau informasi yang muncul di media massa.
Brexit merupakan
kependekan dari British Exit atau Britain Exit (huruf Br dari British atau
Britain dan digabungkan dengan kata exit) yang menyatakan Inggris akan keluar
dari kelompok Uni Eropa. Uni Eropa merupakan kelompok ekonomi negara-negara
di Eropa yang beranggotakan 28 negara, termasuk Inggris.
Sebenarnya ada dua
kelompok yang saling berargumentasi, yaitu kelompok Brexit dan Bremain,
tetapi istilah Brexit yang sangat populer. Untuk menentukan tetap bertahan di
Uni Eropa atau keluar dari Uni Eropa, Pemerintah Inggris meminta pendapat
rakyatnya dan membuat hari pemilihan pada 23 Juni 2016. Semua rakyat
ramai-ramai pergi ke kotak suara.
Sebelum adanya
pemilihan suara pilihan Brexit atau Bremain, Perdana Menteri Inggris David
Cameron dan 1.200 konglomerat Inggris, termasuk Richard Brenson, mengingatkan
rakyat Inggris dampak negatif jika keluar dari Uni Eropa sebagai pilihan dan
terus didengungkan.
Pilihan rakyat Inggris
atas referendum tersebut adalah menginginkan keluar dari Uni Eropa (51,9
persen) dan mendukung Uni Eropa (48,1 persen). Padahal, sebelumnya, dalam
jajak pendapat, yang pro Uni Eropa lebih besar. Kenyataannya berbeda dengan
jajak pendapat tersebut. Berbagai berita menyebutkan, pilihan itu lebih
banyak karena keputusan orang-orang yang sudah lebih senior, bukan anak muda.
Perdana Menteri
Inggris saat ini, David Cameron, berdiri pada posisi mendukung Uni Eropa.
Setelah pengumuman kemenangan Brexit, Cameron mengundurkan diri sebagai
perdana menteri. Tindakan yang mengejutkan dunia dan contoh sebagai pemimpin.
Tidak seperti pemimpin di Indonesia yang masih mau bertahan walaupun sudah
melakukan kesalahan besar.
Efek
Keputusan rakyat
Inggris ini memberikan kejutan kepada dunia karena banyak pengaruhnya pada
perekonomian Inggris, Eropa, dan dunia, bahkan negara sedang berkembang,
seperti Indonesia. Banyak pemimpin negara meminta rakyat Inggris tidak keluar
dari kelompok Uni Eropa karena dampaknya negatif bagi kedua pihak, baik
Inggris maupun Uni Eropa.
Departemen Keuangan
Inggris memperkirakan bahwa tindakan keluar dari Uni Eropa akan merugikan
negara sekitar 5.900 dollar AS per rumah tangga. Pajak yang diterima oleh
Inggris akan berkurang 41,03 miliar dollar AS. Bahkan, George Soros
memperkirakan nilai mata uang poundsterling akan mengalami kemerosotan
sebesar 15-20 persen dan lebih buruk dari ”Black Wednesday” pada tahun 1992.
Dampak lain keputusan
Brexit ini membuat bayaran pemain bola akan lebih mahal karena nilai
poundsterling merosot. Penduduk Inggris dan negara di Eropa yang anggota Uni
Eropa tidak bebas lagi berpindah-pindah bekerja. Jika Inggris melakukan
ekspor, mereka harus melakukan aktivitas administrasi yang selama ini tidak
sulit menjalankannya.
Sebagai informasi,
Inggris mempunyai penduduk nomor tiga, sebesar 64,3 juta jiwa, setelah Jerman
80 juta jiwa dan Perancis 68 juta jiwa. Dalam jumlah produk domestik bruto,
Inggris menempati urutan kedua sebesar 2.254 miliar euro setelah Jerman pada
level 2.900 miliar euro. Dalam kontribusi keuangan di Uni Eropa, Inggris
menempati urutan keempat sebesar 11,3 miliar euro setelah Jerman 25,8 miliar
euro, Perancis sebesar 19,6 miliar euro, dan Italia 14,4 miliar euro.
Dominasi Jerman sangat besar di kelompok Uni Eropa tersebut.
Keputusan rakyat
Inggris membuat dunia mengalami kejutan karena hampir semua pasar saham
mengalami penurunan, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia. Dalam pasar
valuta asing, nilai poundsterling mengalami kemerosotan terhadap semua mata
uang, termasuk terhadap rupiah. Akibatnya, ada peluang negatif atau positif
yang diperoleh atas kejadian ini.
Barang ekspor
Indonesia akan lebih mahal karena rupiah mengalami peningkatan akibat
persoalan keuangan (valuta asing) yang dihadapi Inggris. Bayangkan saja
rupiah mengalami apresiasi bukan karena kualitas barang yang mengalami peningkatan,
melainkan karena kemerosotan nilai tukar yang terjadi akibat keputusan
rakyatnya yang kurang cermat.
Barang-barang ekspor
dari Indonesia akan lebih susah bersaing dibandingkan dengan barang-barang
dari Eropa sendiri. Dalam proses ekspor dan impor, Indonesia akan mengalami
persoalan. Dalam bidang administrasi, pengusaha Indonesia akan melakukan
tindakan dua kali kerja karena ke Inggris dengan administrasi sendiri dan Uni
Eropa juga tersendiri. Bahkan dapat diduga, barang ekspor bisa berkurang sebab
selama ini Indonesia hanya melakukan ekspor ke Inggris dan sekaligus ke
negara anggota Uni Eropa yang dilakukan oleh pengusaha Inggris. Namun,
setelah adanya Brexit, akan dilakukan sendiri dan harus mencari pasar
tersebut.
Pada sisi lain, produk
dari Inggris akan hampir sama harganya dengan produk Indonesia, tetapi
kualitasnya berbeda. Konsumen Indonesia bisa menikmati produk yang
berkualitas dengan nilai yang diharapkan. Anak-anak Indonesia akan membayar
lebih murah untuk biaya pendidikan dibandingkan negara-negara lain. Kualitas
pendidikan anak Indonesia tamatan Inggris lebih baik melihat selama ini
kualitas pendidikan di sana cukup bagus. Pada tahun ini pasti ada pergeseran
pilihan pendidikan untuk anak-anak Indonesia yang ingin sekolah ke luar negeri.
Salah satu keuntungan
dari adanya Uni Eropa adalah kebebasan penduduk anggota negara di Uni Eropa
bisa berpindah-pindah dan tidak perlu banyak administrasi yang dilakukan,
termasuk visa. Akan tetapi, dengan adanya Brexit, akan terjadi perubahan yang
mendasar dan ini yang tidak diinginkan oleh penduduk Inggris.
Penduduk Indonesia
yang masih muda dan mau bekerja kasar akan lebih bisa hidup di Inggris karena
rakyat Inggris pada umumnya tidak mau kerja kasar. Artinya, ada peluang pasar
untuk kerja, tetapi harus menjalani proses lebih rumit karena dibutuhkan
kemampuan berbahasa Inggris. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar