Rabu, 01 April 2015

Pelajaran dari Lee Kuan Yew

Pelajaran dari Lee Kuan Yew

Endang Suryadinata  ;  Lulusan  Erasmus Universiteit Rotterdam, Belanda
KORAN JAKARTA, 27 Maret 2015

                                                                                                                                     
                                                                                                                                                           

Mendiang mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew wafat  Senin (23/3) pukul 03.18 waktu setempat dalam usia 91.  Lee memimpin Singapura sebagai perdana menteri sejak 1959 hingga mundur pada 1990. Lee juga tercatat sebagai salah satu anggota parlemen terlama di dunia,  sejak 2 April 1955 hingga mangkat.

Salah satu ucapan Lee yang terkenal yang disampaikan  pada tahun 1988,  "Bahkan ketika saya sakit terbaring di tempat tidur, atau bahkan jika saya diturunkan ke liang kubur, jika saya merasakan ada yang salah dengan Singapura, saya akan bangun kembali." Ini bukti Lee merasa  menyatu dengan negerinya. Tak heran,  Singapura berkabung selama 7 hari.

Memang Singapura  maju, tak lepas dari perjuangan Lee yang digelari Bapak Kemajuan Singapura. Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyebut Lee sebagai tokoh legendaris dan bersejarah. Maka ada baiknya bangsa Indonesia  juga  belajar dari sejarah Lee dan masa lalu Singapura.

Jika  menengok sejarah, Singapura dulu pernah dijajah Kerajaan Majapahit dari abad ke-13 hingga 15. Namanya masih Temasek. Dari Majapahit, lalu menjadi wilayah Kesultanan Johor. Namun, para ahli waris Kesultanan Johor lebih suka berperang antarsaudara daripada membangun, sehingga akhirnya Singapura terpecah menjadi  Johor-Singapura dan Riau-Lingga (meliputi Riau dan seluruh Kepulauan Riau).

Kondisi sering  berperang antara Johor-Singapura dan Riau-Lingga mengundang keterlibatan pedagang penjajah Eropa. Sesuai Traktat London 1824, Johor-Singapura menjadi milik Inggris dan Riau-Lingga menjadi milik Belanda. Inggris membangun Johor dan Singapura menjadi kawasan yang maju pesat. Sedang Belanda menelantarkan pembangunan Riau-Lingga. Belanda  hanya memeras hasil pajaknya (Barbara Watson Andaya dan Virginia, 1983).

Raffles sendiri memang sudah membangun Singapura sejak penandatanganan perjanjian dengan Sultan Hussein, penguasa Singapura pada 1819 (M Pitchay Gani, 2002). Raffles mendatangkan banyak sekali kuli dari Tiongkok  dan Tamil-Sri Lanka untuk memenuhi Singapura serta  menggusur populasi pribumi Melayu. Tetapi dalam bidang  ekonomi, Raffles memajukan ekonomi Singapura.

Tidak seperti negeri-negeri tetangganya yang makin ketinggalan, langkah  Raffles  membangun sarana dan prasarana. Dia  menertibkan hokum dan menjamin keamanan. Dengan demikian,  semua orang merasa aman dan untung membuka usaha di Singapura. Mereka  memanfaatkan pelabuhan Singapura dan Selat Malaka. Singapura sedikit mundur ketika datang zaman penjajahan Jepang. Tetapi maju lagi ketika datang zaman kemerdekaan pada 1957, saat  Singapura masih bergabung dengan Malaysia atau Malaya.

Tahun 1959 Singapura memisahkan diri dan membuat pemerintahan sendiri. Pada tahun tersebut, Lee Kuan Yew di bawah naungan  partai People’s Action Party berhasil memenangkan pemilu. Dia  merebut 41 dari 53 kursi di parlemen. Ketika naik ke kursi perdana menteri, kas negara Singa dalam keadaan kosong. Konflik antaretnis sering meletup, penegakan hukum buruk, pengangguran mencapai 14%. Disiplin  masyarakat rendah. Mereka membuang ludah dan sampah seenaknya.

Kekayaan alam tidak ada. Luas Singapura hanya 400 kilometr persegi. Tak ada yang menarik untuk dijual pada kaum wisatawan. Lee mempunyai impian besar bahwa wilayahnya yang kecil akan menjadi negara  bersih, disiplin, memegang tradisi, dan tentu saja kaya. Impian itu menuntut konsekuensi perubahan mental dan kerja keras aparat pemerintah bersama  rakyat. Sebagai advokat lulusan Cambridge, Lee terobsesi mewujudkan penegakan hukum.

Lee juga meminta PBB  mengirimkan ahli ekonominya pada 1960. PBB mengirim Albert Winsemius dibantu IF Tang. Dengan bantuan mereka, Lee merumuskan strategi pembangunan ekonomi yang berorientasi pada keunggulan daya saing dan produktivitas lewat pemerintah  bersih serta  industrialisasi yang dikawal kaum profesional.

Lee yakin bisa mewujudkan mimpinya memajukan Singapura. Pada saat Lee mundur dari kursi perdana menteri pada 1990, pendapatan per kapita Singapura telah mencapai  14.000 dollar AS. Angka ini dari tahun ke tahun terus meningkat seperti  pada 2013 menjadi   61.567 dollar AS atau setara  601, 32 juta rupiah. Pendapatan perkapita Singapura merupakan  tertinggi di dunia.

Lee dan Soeharto

Jadi, kita melihat peran kepemimpinan, profesionalitas, penegakan hukum, dan disiplin menjadi kunci  kemajuan Singapura. Lee memang mengaku memimpin dengan tangan besi. Menurut dia, tanpa tangan besi, Singapura tidak akan maju.

Perdana Menteri pertama Singapura ini juga menjadi sahabat mendiang Presiden Soeharto. Keduanya merupakan sahabat dekat. Gaya kepemimpinan keduanya pun  nyaris tidak berbeda jauh. Mereka juga sama-sama mengutamakan pembangunan sektor ekonomi dan menuju industrialisasi. Petumbuhan ekonomi Indonesia juga tinggi di era Soeharto. Bahkan negeri ini sempat sukses berswasembada beras  pada 1985.  Sayang sekarang Indonesia banyak impor beras. Daerah Otoritas Batam adalah wujud persahabatan Lee dan Soeharto.

Kedua negarawan tersebut juga sama-sama tidak begitu senang demokrasi. Negara di bawah keduanya  serbadikontrol. Jeleknya, kedua mendiang tersebut  merasa paling memiliki negara masing-masing, sehingga anak dan kerabat dekat pun ikut campur mengurus negara.

Jika dulu ada anak Soeharto mengurus jalan tol yang memperlihatkan KKN. Di Singapura pun begitu. Keduanya juga sama-sama lama berkuasa. Lee 31 tahun. Soeharto 32 tahun. Bedanya, Indonesia belum bisa maju seperti Singapura karena berbagai faktor. Di antaranya,  wilayah Indonesia yang luas,  penegakan hokum lemah, serta merajalelanya korupsi. Semoga Indonesia mampu memetik pelajaran dari Lee dan Singapura dalam: etos kerja, disiplin, penegakan hukum yang adil, serta kebersihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar