Selasa, 14 April 2015

Tidak Mau Dianggap Pemain ’’Haram’’

Tidak Mau Dianggap Pemain ’’Haram’’

Andik Vermansah  ;  Pemain Selangor FA, Mantan Timnas U-23 dan Senior
JAWA POS, 13 April 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

TAHUN ini menjadi musim kedua saya berada di Malaysia Super League (MSL). Semua saya lakukan demi menjalani karir sebagai pemain impor di Selangor FA, salah satu klub yang diperhitungkan dalam gelaran MSL 2015.

Ini benar adanya. Senior saya, Bambang Pamungkas dan Ellie Eiboy, sudah merasakan kenikmatan bermain di Selangor FA pada 2005–2007. Gelar juara yang mereka buat bersama The Red Giants –julukan Selangor FA– tentu ingin saya ikuti.

Musim lalu, setidaknya ada setitik cahaya yang sempat datang kepada kami (Selangor FA). Tetapi, saat itu rezeki dan keberuntungan belum mendatangi saya. Di pertandingan terakhir musim lalu, kami harus menerima hasil sebagai runner-up di bawah Johor Bahru Darul Takzim dengan selisih satu poin!

Menyakitkan? Tentu begitu yang saya rasakan. Apalagi, harapan besar saya di musim pertama saya ingin menunjukkan kepada publik Selangor bahwa saya bisa memberikan kontribusi maksimal buat tim.

Wajar, mengingat saya hanya menjadi penghangat bangku cadangan pada bulan pertama bersama Selangor FA. Namun, perlahan tetapi pasti, saya mendapat kesempatan bermain. Tentunya kesempatan itu saya maksimalkan sebagaimana ketika saya membela timnas Indonesia sebelumnya.

Tetapi, kiprah ’’manis’’ saya di MSL belum menarik perhatian para pelatih timnas. Meski begitu, hasrat saya untuk kembali mengenakan seragam timnas berkembang lagi. Memang, saya sempat drop setelah gagal membawa timnas U-23 sebagai juara SEA Games 2015.

Tidak bisa dimungkiri, karir saya bersama Persebaya Surabaya kali terakhir pada 2013 membuat karir saya di timnas bisa dibilang naik turun. Sebab, saya ini seperti pemain ’’haram’’ dari Persebaya yang saat itu bermain di kompetisi yang tidak sejalan.

Tetapi, apa pun, saya tidak mau dianggap sebagai pemain ’’haram’’. Dalam ajang Piala AFF 2014, saya pun harus berlapang dada meski tidak mendapat kesempatan mengikuti seleksi timnas senior. Banyak rekan saya di Selangor FA pun bertanya soal itu.

’’Kenapa pemain seperti kamu tidak dipanggil timnas?’’ Begitu ungkapan teman-teman saya di Selangor. Bahkan, tidak jarang netizen Malaysia yang juga pendukung saya di Selangor mengharapakan saya beralih warga negara jika memang tidak dipakai timnas Indonesia.

Tetapi, saya hanya bisa tersenyum. Sudah jelas jiwa dan raga saya hanya untuk Indonesia. Kebanggaan mengenakan jersey berlambang Garuda Pancasila jelas tidak ada gantinya. Bagi pemain sepak bola di Indonesia, dipanggil timnas dan bisa membela Merah Putih adalah sebuah kehormatan. Demikian juga, saya pribadi.

Saat ini fokus saya ialah bermain sebaik mungkin buat Selangor di MSL 2015. Kepercayaan manajemen, pelatih, dan suporter Selangor ingin saya balas dengan kontribusi maksimal demi kemenangan tim. Tujuannya jelas melunaskan target yang meleset musim lalu dengan raihan trofi juara 2015.

Semoga permainan saya di klub bisa konsisten dan juga dihindarkan dari cobaan cedera. Sebab, saya bukan pemain haram! Kapan pun dan bagaimanapun saya siap dipanggil untuk mengisi skuad Garuda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar