WAWANCARA (1)
Saya
Ingin Menulis Buku Hitam Putihnya Basuki Tjahaja Purnama
Oleh : ANDY RIZA HIDAYAT
KOMPAS,
1 Februari 2019 07:30 WIB
Sejak bebas pada Kamis 24 Januari lalu, Basuki Tjahaja
Purnama atau BTP menemui orang-orang yang dianggap dekat dengannya. Salah satu
dari orang itu adalah wartawan senior harian Kompas, Banu Astono, yang ditemui
di rumahnya, Rabu (30/1/2019) di Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Seperti
pada pertemuan-pertemuan dengan sejumlah orang setelah bebas, Basuki tampak ceria.
Pembicaraan berlangsung cair dan mengalir seperti tanpa
batas. Sosok yang kini ingin dipanggil BTP itu datang ke rumah Banu pada Rabu
pukul 14.00 bersama stafnya bernama Sakti Budiono. Siang itu, dia mengenakan
kaus polo hitam, celana jins, dan sepatu kulit hitam.
Banyak
orang bertanya, apa yang Anda kerjakan selama di penjara?
Saya banyak membaca buku dan sering terima tamu di sana.
Aktivitas itu mendorong saya menulis semua yang saya alami. Rencananya akan
saya buat buku, semacam jurnal. Ada lagi aktivitas ringan saya di sana, main
band.
Buku
tentang apa yang Anda tulis?
Buku tentang pemikiran dan perjalanan saya. Buku itu
berupa jurnal harian saya setelah ketemu orang di penjara. Buku ini tentang
hitam putihnya saya, kesalahan saya apa, dan apa yang harus saya lakukan. Saya
ingin membagikan pengalaman saya ke semua orang.
Dari
mana ide menulis buku?
Saya terinspirasi dari orang-orang yang datang ke Mako
Brimob (tempatnya menjalani hukuman). Ide menulis juga datang dari buku-buku
yang saya baca. Ada ribuan buku diberikan orang kepada saya saat dipenjara.
Saya tidak tahu detailnya. Tidak semua sempat saya baca karena isinya
mirip-mirip. Ada beberapa saja yang saya baca. Buku-buku yang saya baca itu
saya kasih tanda dengan pensil warna.
Bagaimana
menuliskannya?
Semua saya tulis pakai tangan di atas kertas putih, dari
pagi sampai malam. Hasil tulisan itu mungkin bisa jadi tiga hingga enam buku.
Jika capek, saya pakai untuk push up. Semua itu saya tulis selama 620 hari dari
625 hari di penjara. Lima hari pertama, saya tidak menulis karena tidak ada
kertas di dalam penjara. Tanggal 15 Mei 2017 saya baru memulai menulis.
Judul
bukunya apa?
Salah satunya berjudul I’m Doing My Best, yang mulai saya tulis 20 Mei 2017.
Lalu,
bagaimana cerita tentang band yang Anda bentuk?
Nama bandnya Band Teman Penjara (BTP). Ini anggotanya
macem-macem, ada orang Arab juga jadi anggotanya. Saya jadi vokalis dong. Masa
Ariel (Noah) bisa buat band, saya tidak bisa. Saya tulis semua joke soal BTP
itu di buku saya nanti.
Bagaimana
Anda menjaga kesehatan di penjara?
Saya tidak makan setelah pukul 17.00. Makanan yang ada
saya kasih ke orang-orang di sana. Jika lapar saya cukup minum air putih
hangat. Berat badan saya bertambah dan kulit saya lebih putih karena satu bulan
terakhir sering hujan di Mako Brimob. Setiap hari, saya banyak push up minimal
100 kali. Jika kerja (menulis) lebih banyak, push up saya tambah menjadi 200
kali.
Banyak
orang bersimpati kepada Anda dengan memberikan barang-barang ke Anda, apa benar
itu ?
Banyak sekali orang mengirim barang-barang ke Mako
Brimob, dari buku, makanan, buah-buahan, jam tangan, dompet, hingga pakaian.
Ada teman mengingatkan, kamu kan, bukan pejabat lagi. Apa salahnya menerima
pemberian kami. Saya juga ingat pesan ibu, jangan bawa barang dari penjara.
Bisa bawa sial.
Namun, saya berpikir lain, saya putuskan bawa pulang
untuk menghargai pemberi barang. Ini tidak pernah saya terima barang sebanyak
ini. Saya anggap ini sebagai rezeki. Saya pikir–pikir selama ditahan di Mako
menjadi untung.
Bagaimana
hari-hari pertama Anda setelah keluar penjara?
Di penjara, saya terbiasa ke kamar mandi di kamar.
Sekarang keluar kamar di rumah terasa jauh. Di gereja, saya merasa panas
setelah pulang dari penjara. Ternyata saya baru sadar, di Mako Brimob saya ke
gereja cukup pakai kaus oblong celana pendek. Sementara saya ke gereja pakai
lengan panjang daleman kaus. Sekarang saya juga tidak biasa pakai dompet dan
mengantongi telepon genggam. Rasanya tidak enak. Ha-ha-ha.
Kami melanjutkan obrolan di meja makan. Istri Mas Banu
(panggilan akrab Banu Astono), Mba Wiwik menyediakan soto dan es kelapa muda di
meja makan itu. Soto ini disajikan dalam hidangan khas Surabaya tanpa santan.
Basuki langsung mengambil dengan entong yang disediakan. ”Maaf saya tidak pakai
nasi.”
Di meja makan, dia membicarakan tentang keinginan untuk
mencoba nyetir mobil baru. Basuki sejak muda sudah hobi menyetir mobil. Tidak
terasa, Basuki menambah lagi soto di hadapannya. ”Enak sotonya,” kata Basuki.
***
permisi ya
BalasHapusmau numpang promosi bo kelinci99
menyediakan 18 live game dan 4 pasaran togel ya bos
untuk Diskon 2D: 29%, 3D: 59%, dan 4D: 66%
Hadiah 4D x 3000, 3D x 400, 2D x 70, 2D Depan&Tengah x 65
pelayanan yang cepat dan ramah
untuk cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
silahkan kunjungi www.kelinci99.casino ya
BBM : 2B1E7B84
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
BalasHapusPromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^