Resep
Obat-Obat Mujarab dari Sukarno Guntur
Soekarno : Pemerhati Sosial |
MEDIA INDONESIA, 22 Juli 2022
KALAU saja Bung Karno masih ada, pasti penulis dapat
bertanya, apa obat yang mujarab untuk penderita cerebral palsy seperti yang
viral tayang di televisi, ketika seorang ibu saat mendorong anaknya dalam
sebuah kereta bayi membawa sebuah poster bertuliskan 'Tolong anakku butuh
ganja medis'. Saat ini penulis hanya dapat mengelus dada melihat kejadian
mengenaskan tersebut tanpa dapat berbuat apa-apa. Sekiranya Bung Karno masih ada, penulis sedikitnya
dapat bertanya apa yang harus dilakukan untuk menolong anak tersebut. Dari
pengalaman-pengalaman yang ada, banyak kalangan datang ke Bung Karno untuk
meminta obat buat keluarga mereka yang sakit, bahkan sakit parah. Biasanya
kepada mereka disarankan agar segera berobat ke dokter atau ia menugasi
dokter pribadinya yang merangkap sebagai dokter kepresidenan dr Soeharto
untuk mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi, biasanya mereka lebih percaya
kepada obat-obatan resep Bung Karno ketimbang obat-obatan yang diberikan
sesuai dengan resep dr Soeharto yang secara medis pastinya tepat untuk
penderita. Dalam menghadapi hal seperti itu biasanya Bung Karno
memberikan segelas air putih yang diberi doa-doa untuk diberikan kepada si
penderita. Entah mengapa beberapa hari kemudian orangtua atau keluarga
penderita datang kembali untuk mengucapkan terima kasih. Itu disebabkan si
sakit sudah sembuh dan sehat kembali. Biasanya mereka datang dengan membawa buah tangan
berupa buah-buahan atau sayur-sayuran kegemaran Bung Karno. Hal itu berlaku
terus sampai dengan penulis diterima di ITB jurusan teknik mesin dan tinggal
di Bandung, Jawa Barat. Menurut penuturan adik penulis Megawati,
kalangan-kalangan yang minta obat kepada Bung Karno masih saja berlanjut
terjadi. Menurut hemat penulis, kesembuhan tersebut dapat
terjadi bukan hanya karena air doa Sukarno, melainkan juga karena obat-obatan
medis yang diberikan dan harus diminum penderita. Jadi, kesembuhan terjadi
karena kombinasi antara obat-obat dokter dan air doa walaupun menurut mereka
air doa itulah yang menyembuhkan. Itu disebabkan sebelumnya mereka sudah
membawa penderita berobat ke dokter, tetapi tidak sembuh-sembuh. Mana yang
benar wallahu a'lam. Memang di kalangan keluarga bila ada yang sakit,
harus segera berobat melalui dokter-dokter kepresidenan yang pada era 1960-an
antara lain terdiri dari dr Soeharto, Prof dr Sudjono Djuned Pusponegoro, dr
Auw Eng Liang, dan dr Tan Sin Hien. Selain itu, ada Prof Mahar Mardjono, Prof
Oetama, dan lain-lain. Walaupun demikian, bila kita sakit, misal saja
batuk, penulis tidak perlu konsultasi dengan dokter, tetapi minum obat resep
Bung Karno, yaitu jeruk nipis yang dibelah dua. Kemudian kedua belahan
kulitnya dibakar hingga gosong. Di atasnya diberi kapur sirih dan diberi
kecap manis Si Wi Bo produk Blitar, Jawa Timur. Setelah siap, kedua potongan/irisan jeruk nipis tadi
diperas agar cairannya masuk ke mulut melewati kerongkongan penulis dan
ditelan. Hal itu harus dilakukan 3-4 kali dalam sehari. Biasanya dalam kurun
waktu 1-3 hari batuk-batuk tersebut akan mereda dan sembuh. Pantangan selama
dalam keadaan batuk ialah jangan makan segala macam makanan yang digoreng
dengan minyak. Resep untuk penyakit lain Untuk penyakit-penyakit lain yang umum diderita
masyarakat pada saat pancaroba, yaitu influenza, Bung Karno, terutama Ibu
Fatmawati, biasanya mengandalkan cara tradisional ketimbang harus ke dokter. Ambil contoh bila penulis terkena flu, langkah
pertama yang dilakukan Ibu Fatmawati ialah mengukur suhu badan dengan
menggunakan termometer air raksa. Bila angka menunjukkan 37 derajat celsius,
berarti penulis demam dan dianjurkan agar punggung dikerok menggunakan uang
benggol eks Hindia Belanda yang tepiannya halus tidak bergerigi. Sebelumnya
dibalur minyak goreng kelapa atau minyak kayu putih. Bila sudah selesai,
sekujur tubuh diolesi minyak kayu putih, atau bila ada balsem dicampur dengan
sedikit minyak kelapa agar tidak terlalu terasa panas. Kemudian langsung berbaring tidur diselimuti tumpukan
dua helai selimut agar dapat mengeluarkan keringat. Bila keringat banyak
mengucur, badan pun terasa segar dan temperatur tubuh menjadi normal kembali,
yaitu rata-rata 36 derajat celsius. Obat dokter hanya digunakan bila dalam satu-dua hari
suhu tubuh tidak turun-turun, bahkan meninggi. Di era itu pengerok tubuh yang
piawai ialah Ibu Hadi Atmodjo, perempuan asal Surakarta dan menjadi pengasuh
adik penulis, Rahmawati. Bila penulis menderita demam tinggi mencapai 38
derajat celsius, selain harus minum obat dokter, kompres dahi dengan handuk
kecil yang sudah disiram minyak klonyo. Untuk penderita penyakit darah tinggi, Bung Karno
memberikan solusi agar yang bersangkutan minum jus belimbing atau mentimun
segelas air minum dengan dosis 3-4 kali dalam sehari disertai istirahat
total. Yang mengidap hipertensi dilarang menyantap daging kambing, buah
durian, dan makan makanan berlemak. Resep Bung Karno untuk penyakit kencing
batu ialah minum ekstrak daun kacabeling yang banyak ditanam di baik halaman
Istana Merdeka maupun Istana Negara. Untuk yang punya penyakit eksim baik kering maupun
basah, resep Bung Karno ialah borehan buah pace (mengkudu). Buah yang matang
ranum diparut atau ditumbuk kemudian dioleskan ke tempat-tempat yang terdapat
eksim. Pantangan ialah jangan makan hewan-hewan laut. Penyakit-penyakit lain
seperti asma, oleh Bung Karno, sang penderita diharuskan tinggal sementara di
tepi laut dan setiap pukul 9 berjemur matahari serta menghirup udara tepi
laut selama maksimal 3 jam. Untuk penyakit yang cukup berat seperti hepatitis,
resepnya ialah menyantap secangkir remis laut sebelum makan pagi, siang, dan
malam hari. Di samping itu, menyantap sayur rebung bambu kuning setiap malam,
ditambah harus minum air teh manis setiap jam secangkir. Bila ada yang
mengalami diare, resepnya makan roti panggang yang dipanggang hingga gosong,
dibarengi minum air teh kental tanpa gula sebagai tambahan menu makan pagi
siang dan malam. Dapat juga ditambah dengan makan lalapan pucuk daun jambu
biji secukupnya setiap makan. Selama murus jangan menyantap makanan pedas,
asam, dan jauhi makanan-makanan bermerica. Untuk penyakit yang serius seperti Tb dan tifus,
Bung Karno mempunyai resep yang menurut penulis tidak masuk akal,
menjijikkan, tetapi ternyata ada efek pengobatannya. Suatu hari Bung Karno
dan Ibu Fat memerintahkan agar sebelum mandi pagi hari di kamar mandi penulis
dan Megawati harus duduk berjongkok di bawah shower. Kemudian oleh Bung
Karno, kami (maaf) dikencingi mulai kepala hingga sekujur badan. Yang terasa
oleh penulis ialah adanya air hangat yang menyirami sekujur tubuh. Setelah proses itu selesai kami berdua dibilas
(dicuci) dengan air dingin dari shower. Anehnya tidak berapa lama setelah
kami menjalani 'pengobatan' itu ternyata sembuh. Bahkan sejak pengobatan aneh
sepertinya daya tahan tubuh meningkat sehingga dapat menolak berbagai macam
penyakit. Resep yang lain ialah dilarang tidur larut malam.
Ibu Fat dan Bung Karno memerintahkan paling lambat pukul 20 sudah masuk kamar
dan tidur. Catatan penulis, jangan coba-coba lakukan resep tersebut di atas
tanpa persetujuan dokter. ● Sumber :
https://mediaindonesia.com/opini/508613/resep-obat-obat-mujarab-dari-sukarno |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar