Senin, 28 November 2022

 

Anwar Ibrahim Hadirkan Era Baru Malaysia dan Dunia Islam

Irman Gusman :  Ketua DPD RI(2009-2016), Ketua Dewan Pembina Yayasan Pusat Kebudayaan Minangkabau, Ketua Center for Empowerment & Development of Indonesia

SINDONEWS, 26 September 2022

 

 

 

Negarawan yang telah lama dizalimi dan berulang kali dipenjarakan itu akhirnya membuktikan bahwa meskipun kebohongan berlari secepat kilat, kebenaran dapat menaklukkannya. Dan itu yang terjadi di Malaysia , ketika Dato’ Seri Anwar Ibrahim dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) ke-10 Malaysia.

 

Pemimpin Pakatan Harapan itu kini membawa harapan baru bagi Malaysia akan hadirnya pemerintahan yang akomodatif, demokratis, islami, bersih dan berwibawa, bebas korupsi, serta mengutamakan keadilan dan kesejahteraan rakyat.

 

Dia membuktikan itu dengan membuka pintu bagi semua kubu penantangnya untuk ikut serta dalam pemerintahannya dalam menjamin terpenuhinya “hak semua kaum dan [penganut] semua agama, semua wilayah Malaysia” dalam “kerajaan perpaduan nasional” demi kemaslahatan semua warga negara dan demi mengangkat martabat bangsa.

 

“Bukan untuk sosok seorang PM, tetapi meletakkan harapan baru bagi rakyat Malaysia, mengangkat martabat mereka, menghentikan kebobrokan rasuah dan penyalahgunaan kuasa, dan membela nasib rakyat. Saya masih tegas dalam usaha mengangkat martabat bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan.

 

“Saya tetap paham keperluan kita mengangkat kedudukan, penghayatan Islam sebagai agama persekutuan, termasuk dalam kelembagaan, kedudukan, hak keistimewaan orang Melayu dan bumi putra. Dan,ada keperluan kita menjelaskan bahwa sistem pemerintahan kita juga menetapkan kedudukan, kemuliaan dan kedaulatan raja-raja Melayu.”

 

Itulah sekilas gambaran tentang apa yang akan dilakukan pemerintah baru Malaysia di bawah pimpinan PM Anwar Ibrahim.

 

Keberhasilannya dalam menduduki kursi PM merupakan kabar gembira yang lama dinantikan di banyak negara. Bahkan, telah lama pula diprediksi bahwa dialah figur negarawan paling tepat memimpin Malaysia memasuki era baru, yaitu era yang benar-benar demokratis mengikuti tuntutan zaman.

 

Kemenangan Anwar sekaligus juga menjanjikan hadirnya paradigma baru dalam perpolitikan Malaysia yang multiras dan multikultur. Cara pandang yang lebih modernis dan Islami sesuai nilai-nilai luhur ajaran Islam yang adil terhadap semua pihak dan menjadi rahmat bagi semua rakyat Malaysia dan umat manusia, bahkan menjadi acuan baru tentang falsafahrahmatan lil alamindalam politik dunia Islam yang diperkaya dengan balutan budaya Melayu.

 

Reaksi kegembiraan terhadap kemenangan Anwar Ibrahim tak hanya datang dari negerinya sendiri. Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo, bergegas menyampaikan ucapan selamat dan berharap agar pemerintahan baru di Malaysia dapat meningkatkan hubungan persahabatan di segala bidang dengan Indonesia.

 

Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, dan PM Singapura Lee Hsien Loong juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Anwar Ibrahim sebagai PM. Kemudian, Presiden Turkiye Recep Tayyib Erdogan yang dengan penuh semangat “menginterupsi” konperensi pers Anwar dengan ratusan wartawan internasional ketika ia menyampaikan ucapan selamat kepada kepala pemerintahan Malaysia tersebut.

 

Anwar adalah pemimpin dunia Islam dan intelektual Muslim yang pemikiran dan gagasannya dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat sudah lama diakui di komunitas internasional.

 

Dia bukan pemimpin “jago kandang” yang inward-looking. Dia adalah pemimpin pejuang berwawasan global yang diakui di banyak negara, sekalipun harus menunggu 24 tahun sebelum menduduki posisinya saat ini.

 

Dari perspektif kegigihan perjuangannya, Anwar Ibrahim mungkin bisa kita samakan dengan Nelson Mandela yang menduduki pucuk kepemimpinan pemerintahan setelah dizalimi dan dipenjarakan. Bahkan, sampai tiga kali Anwar dipenjarakan. Tapi bagi seorang Anwar Ibrahim, penjara hanyalah batu loncatan untuk semakin tinggi ia melambung, dan kini terbukti.

 

Itulah sikap seorang negarawan sejati yang patut diteladani oleh para pemimpin di berbagai negara lain. Semakin digencet, semakin kuat ia berdiri dan meneruskan perjuangannya demi apa yang ia yakini sebagai kebenaran yang harus diterjemahkan ke dalam langkah-langkah politiknya untuk kemaslahatan rakyat.

 

Tak banyak pemimpin mempunyai karakter negarawan pejuang seperti Anwar. Bahkan jarang ditemukan di dunia Islam. Kalau dalam satu dekade terakhir ini dunia Islam melihat Presiden Erdogan sebagai sosok pemimpin pemberani, kemenangan Anwar Ibrahim kini mengalihkan pandangan dunia ke Malaysia.

 

Di sana telah muncul Anwar Ibrahim yang diharapkan bukan saja sebagai PM Malaysia yang akan semakin mengakrabkan persahabatan dengan berbagai Negara. Tetapi juga sebagai pemimpin dunia Islam yang bisa dijadikan acuan dalam memperjuangkan nilai-nilai ajaran agama tentang keadilan sosial, perhatian terhadap kaum terabaikan, serta perlawanan terhadap perselingkuhan antara politik dan hukum.

 

Kemenangan Anwar Ibrahim telah pula merombak tradisi politik Malaysia yang sebelumnya didikte olehsim salabim kekuasaan serta monopoli patronase politik yang selalu menghalangi langkahnya menuju tampuk kekuasaan eksekutif.

 

Yang juga menarik dari leadership style Anwar Ibrahim adalah, dia bukanlah pemimpin yang mempunyai stigma negatif terhadap negara-negara Barat. Meskipun dia sendiri adalah seorang Muslim yang taat, paham Alquran, pandai berbahasa Arab dan fasih berbahasa Inggris.

 

Karena memang sejatinya Anwar yang saya anggap sebagai mentor politik serta negarawan sejati itu merupakan a rare perfect blend dari intelektualisme Islam, figur pemimpin Melayu yang kokoh pendiriannya, serta negarawan yang lengkap pengetahuan, pengalaman sertasoft skillpolitiknya.

 

Sejak 1987 saat pertama kali saya berkenalan dengannya, Anwar memang seorangleaderdan guru politik yang wawasannya bagaikan sumur yang tak pernah kering.

 

Ia banyak memberikan nasihat dan berbagi pengalaman dengan saya. Dari pengalamannya malang melintang di dunia politik, saya menimba banyak pelajaran termasuk kesabarannya, keyakinan yang kokoh tentang visi yang diperjuangkannya, serta kegigihan dan keberaniannya melawan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang dianggapnya tidak mendatangkan manfaat terbesar bagi rakyatnya.

 

Naiknya Anwar Ibrahim ke pucuk pimpinan pemerintahan di Malaysia juga membawa harapan bahwa negarawan ini dapat menawarkan nilai-nilai Islam dengan kearifan budaya Melayu sebagai salah satu opsi solusi untuk mengatasi berbagai masalah di dunia. Bukan hanya untuk mencapai kesejahteraan material, tetapi juga menciptakan keseimbangan dengan kesejahteraan immaterial serta kesetaraan dan keadilan.

 

Leadership styleAnwar Ibrahim sesungguhnya melampaui batas-batas etnis dan rasial, serta sekat-sekat keagamaan dan budaya. Dengan visi globalnya serta kepemimpinan dan kepribadiannya yang kuat, PM Anwar Ibrahim diharapkan akan memelopori hadirnya era baru bukan saja di Malaysia, tetapi juga di kawasan ASEAN yang haus akanstrong democratic leadershipuntuk dijadikan acuan.

 

Konstelasi hubungannya yang luas dengan para pemimpin di berbagai negara Barat juga diharapkan bisa menghapus politik Islamophobia serta stigma-stigma negatif terhadap dunia Islam. Apalabipositioning-nya selama ini sebagai seorangleaderinspiratif yang tidakinward-looking, sekaligus sebagai pembaharu yang modernis, yang sesungguhnya sangat dibutuhkan di dunia Islam, juga di ASEAN.

 

Sebagai pemimpin kelas dunia, Anwar telah lama menimba kearifan dari para tokoh di banyak negara, termasuk dari Indonesia, seperti Muhammad Natsir dan Buya Hamka, meskipun dia sendiri merupakan seorang pengagum karya sastra Barat.

 

Menduduki kursi PM di usianya ke-75 tahun, Anwar tentu akan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengubah wajah Malaysia menjadi lebih baik sebagailegacyyang telah lama dinantikan rakyat Malaysia.

 

Clean and good governance dipastikan akan melandasi budaya pemerintahannya dan ia akan menerjemahkan semua agenda perjuangannya selama ini ke dalam kenyataan sebab, itulah yang dinantikan rakyat Malaysia yang telah cukup lama diombang-ambingkan oleh politik monopoli kekuasaan.

 

Sudah cukup lama Anwar dihambat sebagai the voice of the oppressed dan the voice of true freedom and democracy. Dan sekaranglah saatnya ia membuktikan kepada rakyat Malaysia bahwa apa yang ia perjuangkan selama ini adalah untuk kepentingan mereka.

 

Sumber :   https://nasional.sindonews.com/read/952355/18/anwar-ibrahimhadirkanera-baru-malaysia-dan-dunia-islam-1669428665?showpage=all

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar