Minggu, 21 Februari 2021

 

Cukup

 Samuel Mulia  ;  Penulis Kolom “Parodi Kompas Minggu

                                                     KOMPAS, 21 Februari 2021

 

 

                                                           

Pernahkah Anda berkata di dalam hati atau di luar hati, kalau uang Anda sejumlah Rp 4 juta yang kemudian bertambah menjadi 40 juta, 400 juta, 4 miliar, dan terakhir 4 triliun itu, masih selalu Anda anggap kurang? Pernahkah?

 

”Upahnya oke banget”

 

Beberapa waktu kalau saya berdiskusi dalam sebuah forum di sebuah aplikasi media sosial yang belakangan digandrungi oleh mereka yang menggunakan telepon genggam berbasis IOS. Saya masuk ke dalam forum itu sebagai peserta, yang berakhir diundang oleh moderatornya menjadi pembicara. Topik diskusi malam itu adalah ”Kejamnya Dunia”.

 

Setelah ngalor-ngidul, beberapa peserta dan pembicara berbicara soal kejamnya dunia dalam berbagai bentuk, maka seorang pembicara malam itu menceritakan pengalamannya mengenai pekerjaan yang acap kali sangat melelahkan buatnya, tetapi karena upah yang didapat setimpal, ia menjalaninya sampai sekarang.

 

”Aku kerja dari jam 07.00 pagi sampai jam 10.00 malam. Setiap hari. Sabtu dan Minggu pun tak dapat dihindari karena klienku juga Sabtu dan Minggu tetap kerja. Jadi, kita juga harus bekerja untuk melayani klien-klien itu.”

 

Tentu saya mengomentari ceritanya itu. Saya balik bertanya, apa yang sebetulnya Anda cari dengan bekerja sampai membuat Anda kelelahan? Seperti biasa, saya nyerocos seperti air bah.

 

Acap kali orang mengatakan saya menyukai pekerjaan saya. Termasuk juga alasan karena imbalannya oke banget untuk saya harus bekerja seperti itu meski saya kelelahan. Tentu ada alasan lagi karena hidup itu memang sudah kejam, jadi ya jalani saja. Mungkin yang satu akan berkata, saya harus mempersiapkan semuanya, apalagi kalau sedang masa kesusahan seperti sekarang ini yang tak diduga.

 

Saya ingin anak-anak saya mendapat pendidikan yang layak yang sekarang ini biayanya juga tak murah sama sekali. Saya memang ingin kaya sekali. Saya ingin masuk dalam daftar orang terkaya di dunia, atau paling tidak di area RT/RW saya.

 

Saya izin meninggalkan forum sebelum selesai karena mata sudah mengantuk dan keesokan hari ada rapat pukul 09.00 pagi yang harus saya hadiri. Namun, pada kenyataannya, saya tak bisa tidur. Saya kepikiran dengan diskusi tadi.

 

Sejujurnya siapa yang kejam? Dunia atau diri kita sendiri? Apakah benar dunia ini kejam terhadap saya.

 

”Self Love”

 

Bukankah dunia ini sebuah kata benda yang tak bisa melakukan apa-apa terhadap saya? Kejam itu adalah sebuah kata sifat yang harus dieksekusi dalam sebuah aksi sehingga pada akhirnya orang berkata ibu tiri itu kejam. Dia sangat kejam membantai manusia tiada ampun, membantai binatang tanpa rasa bersalah, dan seterusnya, dan seterusnya.

 

Akan tetapi, Dunia? Ia hanya kata benda yang tak bisa apa-apa. Jadi, dunia dianggap kejam karena dunia diisi oleh orang-orang yang senang kejam terhadap dirinya sendiri. Kalau orang kejam dengan sesamanya, itu, menurut saya, adalah karena ia sendiri awalnya memang kejam, apa pun alasan yang menjadi penyebabnya. Jadi, orang bisa kejam terhadap orang lain semuanya berasal dari dirinya sendiri.

 

Pembicara itu sampai kelelahan hanya karena imbalan yang oke. Tidakkah itu sebuah tindakan kejam yang dilakukan terhadap dirinya? Kalau ia berkata kliennya juga bekerja pada akhir pekan, ia harus juga bekerja pada akhir pekan, siapakah yang kejam? Kliennya?

 

Bukankah caranya berpikir itu yang membuat ia jadi kejam terhadap dirinya sendiri dan berakibat ia harus bekerja 7 hari dari pagi hingga malam hari? Mengapa ia tak sedikit memberi kedamaian dirinya untuk tidak bekerja pada akhir pekan?

 

Rumah makan kesukaan saya di bilangan Kebayoran Baru setiap hari Selasa tutup. Bukankah saya sebagai kliennya membutuhkan makan setiap hari? Mengapa ia tak buka juga setiap hari lha wong kliennya butuh makan tiap hari?

 

Karena mereka tidak kejam terhadap dirinya sendiri dan pegawainya. Agar tidak kejam, semua harus diperhitungkan masak-masak dengan sebuah pertanyaan awal yang dijawab dengan jujur.

 

Apa tujuan utama yang ingin didapat seseorang dari bekerja atau membuka usaha? Karena, menurut saya, menjadi kaya itu perlu kekuatan. Dan, tak semua orang kuat menjadi kaya, sama seperti tak semua orang kuat mendaki gunung, atau ikut maraton. Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi kaya dan tak semua orang mampu membayar harganya.

 

Seorang moderator menanyakan kepada saya saat saya baru masuk dalam forum diskusi pada malam itu. ”Menurut, Mas Sam, apa yang paling kejam yang pernah dibuat manusia?” Saya langsung menjawab. ”Ketika seseorang tak mampu untuk melihat bahwa mencintai dirinya sendiri itu adalah sebuah hal yang maha penting.”

 

Buat saya, dunia itu tak pernah kejam. Dunia ini diberi predikat demikian karena diisi oleh orang yang mungkin belum mampu melihat betapa pentingnya mencintai diri sendiri.

 

Saya berkata pada malam itu, self love leads you to a healthy goal and a healthy life. Self love reminds you that you are so worth it.

 

Mencintai diri itu memampukan seseorang berkata cukup. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar