Kamis, 25 Februari 2021

 

Tantangan Politik Luar Negeri Kontemporer

 Beginda Pakpahan  ;  Analis Politik dan Ekonomi Global; Lulus PhD dari University of Edinburgh, UK

                                                     KOMPAS, 24 Februari 2021

 

 

                                                           

Pandemi Covid-19 masih berlanjut sejak 2000 sampai dengan 2021. Hal tersebut berdampak signifikan pada kondisi kesehatan, ekonomi, politik dan sosial dari pelbagai negara. Ke depannya, situasi dunia masih dibayangi oleh pandemi, pelambatan ekonomi dunia dan ketidakpastian hubungan internasional.

 

Oleh karena itu, apa saja pelbagai tantangan politik luar negeri kontemporer untuk Indonesia?

 

Pertama, jalan terjal dan berlikunya akses setara vaksin Covid-19 bagi sejumlah negara di dunia. Meskipun begitu, ada secercah harapan di tengah pandemi karena penemuan vaksin oleh beberapa perusahaan farmasi dan institusi penelitian di sejumlah negara, seperti Pfizer-BioNtech, Moderna, Oxford University-Astra Zeneca, Sinovac, Sinopharm, Gamaleya Research Institute, dan lainnya.

 

Namun, terbatasnya jumlah produksi vaksin dari pelbagai perusahaan farmasi global yang telah menjalani uji klinis tahap akhir mengakibatkan peningkatan nasionalisme dan kompetisi vaksin antarnegara di dunia.

 

Negara-negara maju berupaya menjaga akses dan mengamankan pasokan vaksin Covid-19 saat ini dan ke depannya. Negara-negara maju sudah mendapatkan vaksin lebih dulu daripada negara-negara berkembang dan tertinggal.

 

Mereka sudah melaksanakan vaksinasi terhadap penduduknya pada akhir tahun 2020 dan terus berlanjut pada 2021. Belum berjalannya dan optimalnya kesepakatan internasional atas akses vaksin Covid-19 yang setara dan minimnya pendanaan internasional untuk kegiatan tersebut menjadi tantangan nyata yang dihadapi oleh negara-negara berkembang dan tertinggal.

 

Di tambah lagi, negara-negara maju dan negara-negara berkembang/tertinggal masih bernegosiasi alot tentang perlu atau tidaknya relaksasi atas perjanjian atas Hak Kekayaan Intelektual (Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights/TRIPs) di The World Trade Organization terkait dengan produksi atas obat-obatan, hak paten, cara penanganan Covid-19 dan juga vaksin.

 

Belum adanya kesepakatan dan jalan keluar atas isu di atas, akan melemahkan upaya dari dan menambah kompleksitas bagi negara-negara berkembang dan tertinggal dalam penanganan pandemi Covid-19 di wilayah mereka masing-masing.

 

Tantangan politik luar negeri pertama adalah Indonesia masih terus berjuang mendapatkan akses vaksin bagi rakyatnya melalui pendekatan bilateral secara selektif dengan negara-negara penghasil vaksin dan juga ikut serta dalam kolaborasi internasional untuk akses setara atas vaksin Covid-19 bagi seluruh negara.

 

Kedua, berlanjutnya persaingan geo-politik dan geo-ekonomi antara negara-negara besar di Asia Tenggara pada tahun 2021. Lebih spesifik, persaingan pengaruh antara Amerika Serikat dan China di Laut China Selatan dan perang dagang antarmereka masih terus berlangsung.

 

Adanya perubahan tampuk kepemimpinan Amerika Serikat dari Presiden Donald Trump kepada Presiden Joe Biden pada 20 Januari 2021 tidak akan mengubah situasi persaingan negara-negara besar yang sedang terjadi di Asia Tenggara.

 

Perubahan kebijakan luar negeri dan perdagangan Amerika Serikat dari pendekatan America First fokus pada isolasionis, proteksionis, unilateral dan transaksional yang diterapkan oleh Presiden Trump akan menuju ke pendekatan optimalisasi diplomasi kerja sama multilateral dan regional di bawah Presiden Joe Biden.

 

Penguatan konsolidasi aliansi yang dimotori oleh Amerika Serikat di Asia dan Indo-Pasifik akan dioptimalkan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden untuk merespons peningkatan pengaruh China di kawasan tersebut (Pakpahan, 2020).

 

Perkembangan situasi tersebut berdampak terhadap Indonesia dan juga negara-negara ASEAN. Konsekuensinya, Indonesia dan ASEAN perlu menjaga perdamaian dan stabilitas keamanan kawasan Asia Tenggara dengan mempertahankan netralitas, menjaga persatuan, dan mengoptimalkan sentralitas ASEAN. Hal ini adalah tantangan politik luar negeri Indonesia berikutnya.

 

Ketiga, pelemahan ekonomi global dan resesi ekonomi di mayoritas negara dunia yang masih berlanjut pada 2021. Mayoritas negara-negara di Asia Tenggara dan di dunia masih menutup perbatasannya atau lockdown karena peningkatan gelombang lanjutan dari penyebaran Covid-19 terkini di wilayah mereka masing-masing dan cepatnya penyebaran varian baru Covid-19 dari UK dan Afrika Selatan ke seluruh dunia.

 

Lebih lanjut, peningkatan kebijakan proteksionis terjadi di sejumlah negara tak terelakkan karena meningkatnya nasionalisme ekonomi di masyarakatnya dan melemahnya dukungan mereka terhadap globalisasi. Konsekuensinya, dukungan terhadap kerja sama internasional menurun dan tatanan global melemah.

 

Lumpuhnya rantai pasok global dan regional dan pembatasan kegiatan ekonomi masih terus berlangsung pada tahun 2021. Ekonomi Indonesia dan negara-negara ASEAN serta dunia mengalami dampak signifikan dari kondisi tersebut.

 

Tantangan politik luar negeri Indonesia ketiga adalah mengoptimalisasi diplomasi ekonomi Indonesia dalam rangka pemulihan ekonomi dan perdagangan internasional Indonesia, seperti usaha peningkatan ekspor Indonesia ke depannya dan upaya akselerasi peningkatan investasi langsung yang masuk ke Indonesia.

 

Harapannya, semua itu dapat berjalan lancar ke depannya sehingga tercipta pemulihan ekonomi nasional. Pada saat yang sama, Indonesia dan negara-negara sahabat dapat saling bekerja sama dalam rangka menghidupkan kembali berbagai aktivitas ekonomi di kawasan Asia Tenggara dan dunia berdasarkan protokol kesehatan pada 2021.

 

Sejumlah tantangan politik luar negeri Indonesia masih dibayangi ketidakpastian hubungan internasional dan dunia, seperti (1) penanganan pandemi Covid-19 dan kompetisi akses dan pasokan vaksin Covid-19 antarnegara di dunia; (2) persaingan geopolitik dan geo-ekonomi negara-negara besar di Asia Tenggara; serta (3) pemulihan ekonomi nasional dan internasional yang masih berjalan lambat. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar