Minggu, 21 Februari 2021

 

Aturan Penyerapan Kata Asing

 Nanik Dwiastuti  ;  Penyelaras Bahasa Kompas

                                                     KOMPAS, 20 Februari 2021

 

 

                                                           

Beberapa waktu lalu seorang teman bertanya kepada saya mengenai kata baku. Tak berhenti di situ, obrolan kemudian berlanjut membahas penyerapan kata asing.

 

Penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia memang bukan hal baru. Menurut dia, penyerapan kata asing merupakan sesuatu yang lumrah karena interaksi budaya. Hal itu sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun, bahkan berabad-abad lalu.

 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita akan menjumpai banyak sekali kata yang diserap dari bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, bahasa Belanda, dan bahasa Arab.

 

Nah, bagaimana aturan penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia?

 

Dalam buku Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan Asing yang bisa diakses secara daring di laman repositori.kemdikbud.go.id disebutkan, setidaknya ada dua cara pengindonesiaan kata asing ke dalam bahasa Indonesia.

 

Pertama, melalui penerjemahan. Contoh: supermarket menjadi pasar swalayan, department store menjadi toko serba ada atau pasaraya, dan playground menjadi taman bermain.

 

Cara kedua, dengan penyerapan melalui penyesuaian ejaan dengan mengutamakan bentuk tulisnya. Hasil penyerapan itu dilafalkan secara Indonesia. Contoh: villa menjadi vila, agent menjadi agen, mall menjadi mal, dan blogger menjadi bloger.

 

Namun, belakangan, saya menjumpai kata asing yang diserap melalui penyesuaian ejaan, tanpa mengutamakan bentuk tulisnya, melainkan menurut pengucapannya dalam bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.

 

Contoh: screening menjadi skrining dan recent menjadi risen. Kata skrining cukup sering muncul, umumnya dalam tulisan-tulisan kesehatan. Contohnya sebagai berikut.

 

Dian menuturkan, GeNose C19 diharapkan bisa menjadi alat skrining Covid-19 yang ditempatkan di area publik, misalnya bandara, stasiun, sekolah, dan tempat ibadah. Dengan memakai GeNose C19, proses penapisan orang yang terkena Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru, SARS-CoV-2, bisa dilakukan secara cepat sehingga mereka bisa segera mendapat penanganan.

 

Contoh lain:

 

Merujuk publikasi BPS bertajuk ”Profil Migran” yang merupakan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, Maret 2019, DKI Jakarta menjadi salah satu dari lima besar provinsi tujuan migran, baik migran risen maupun migran seumur hidup. Migran risen adalah sebutan bagi penduduk yang pernah tinggal di sebuah tempat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

 

Alih-alih diserap menjadi skrining, sebenarnya kata screening bisa dipadankan dengan kata penyaringan atau penapisan. Sementara recent, yang berarti akhir-akhir ini atau belakangan ini, bisa saja dipadankan dengan kata terkini.

 

Meski demikian, di sejumlah institusi kesehatan, kata skrining lebih jamak digunakan. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporannya juga menggunakan kata risen. Akhirnya kata-kata itu muncul pula di media massa.

 

Kalau boleh memilih, saya sebenarnya lebih setuju jika kata asing diterjemahkan dengan kata-kata yang lebih ”Indonesia”. Kata download menjadi unduh, upload menjadi unggah, atau gadget menjadi gawai, misalnya.

 

Padanan demikian awalnya terdengar aneh. Namun, jika dimunculkan dan digunakan terus-menerus, pengguna bahasa akan terbiasa dengan kata-kata tersebut.

 

Menyerap kata screening menjadi skrining atau recent menjadi risen, menurut saya, ”nanggung” dan ”maksa”. Entahlah, apakah kata seperti skrining dan risen ini nanti akan menjadi lema baru yang diterima dalam KBBI seperti halnya diler (dari kata dealer).

 

Menjadi pekerjaan rumah, khususnya bagi para ahli bahasa, bagaimana cara memadankan kata asing menjadi kata dalam bahasa Indonesia yang benar-benar ”Indonesia”.

 

Tentu saja peran praktisi atau pemraktik bahasa juga sangat diharapkan. Ini menjadi tantangan, misalnya, bagi wartawan dan penyunting bahasa yang saban hari bergulat dengan bahasa. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar