Harapan Baru dari Ahoknya Nuevo Leon
Dahlan Iskan ; Mantan CEO Jawa Pos
|
JAWA
POS, 02 November 2015
Politik selalu ruwet di mana pun. Juga di Meksiko. Saat ini ada
tiga berita paling besar di sana. Semua terkait keruwetan seputar politik.
Ada yang tidak memberi harapan, ada juga yang new hope.
Yang new hope itu mungkin menjadi kabar gembira bagi Ahok, gubernur
DKI Jakarta, dan pendukungnya.
Sedangkan dua yang lain benar-benar menyedihkan: pembunuhan
politik terhadap 43 mahasiswa dan tertangkapnya ketua serikat buruh karena
korupsi Rp 2,5 triliun.
Rakyat percaya pembunuhan mahasiswa pertanian itu didalangi Wali
Kota Iguala Jose Luis Abarca Velazquez. Tapi bukti lenyap.
Hanya beberapa polisi dan preman yang jadi tersangka. Sampai
minggu lalu pun demo promahasiswa masih digelar di mana-mana. Termasuk di ibu
kota, Mexico City.
Di seluruh wilayah Provinsi Guerrera, bukan hanya kota kecil
Iguala, di provinsi itu, memang paling tinggi praktik premanismenya. Kartel
kokain pun, setelah punah di Medellin, pindah ke provinsi ini.
Bahkan sudah dianggap tidak kriminal kalaupun mahasiswa untuk
demo menggunakan truk yang dibajak dengan kekerasan. Polisi juga menganggap
bukan pelanggaran hukum kalau pendemo merusak fasilitas umum kecil-kecilan.
Mahasiswa percaya wali kota minta polisi setempat membereskan
pendemo dengan alasan membajak truk. Lalu mahasiswa yang antikorupsi itu
lenyap selamanya.
Kalau mahasiswa itu tidak lenyap, diyakini sulitlah istri wali
kota yang sekarang berhasil mengejar ambisinya untuk menjadi wali kota
berikutnya.
Begitu rawannya daerah ini sampai-sampai kota pantai
terindahnya, Acapulco, mengalami kemerosotan. Zaman tahun 1970-an banyak
bintang Hollywood liburan ke Acapulco.
Kini tidak ada lagi. Politik lokal di kota yang hanya
berpenduduk 120.000 itu pun begitu serunya. Apalagi tingkat provinsi dan
pusat.
Yang tingkat pusat korbannya seorang perempuan ambisius: Elba
Esther Gordillo Morales. Umurnya: 70 tahun. Dia ketua serikat buruh paling
penting di Meksiko: serikat buruh pendidikan.
Semua guru tergabung di sini. Anggotanya: 1,5 juta orang. Cukup
menentukan untuk posisi tawar-menawar saat pemilu maupun pilpres. Apalagi dia
berkuasa sekali. Dan ditakuti. Guru yang tidak mendukungnya tidak dibayarkan
gajinya.
Itulah sebabnya, dalam suatu perjuangan politik, sikut-sikutan
dan jegal-jegalan, Gordillo sering menang. Dia sempat menyikut telak dan
berhasil menjadi Sekjen partai berkuasa. Kali ini Gordillo kena sikut: masuk
penjara.
Dia pernah marah kepada partainya dan mendirikan partai baru.
Cucunya, Luis Castro Obregon, yang kini jadi ketua umumnya.
Begitu terjengkang dari posisi kuatnya, terungkaplah semuanya:
diketahui baru membeli 57 mobil mewah Hummer H2 untuk dibagi-bagi. Agar
pimpinan serikat buruh di bawahnya loyal. Gordillo sudah menjadi ketua
serikat buruh tersebut selama 20 tahun.
Ketua serikat buruh ini juga diketahui memiliki rumah mewah di
New York dan Los Angeles, Amerika Serikat. Rumah itu dilengkapi jetti untuk
kapal pesiar miliknya.
Uang korupsi sebanyak Rp 2,5 triliun dari dana buruh itu,
menurut penuntun, juga untuk membeli pesawat pribadi. Di samping untuk
beberapa kali operasi plastik.
Mungkin Gordillo akan jadi tumbal perbaikan. Pasca tumbangnya
Gordillo, dunia pendidikan akan direformasi. Tapi itu baru wacana. Belum
tentu berhasil.
Gordillo masih terlalu banyak uangnya. Yang berhasil
disembunyikan dengan pengamanan administrasi berlapis.
Kemuakan terhadap politik itu mencapai puncaknya di Provinsi
Nuevo Leon. Yakni provinsi yang berbatasan dengan Negara Bagian Texas,
Amerika Serikat.
Di Nuevo Leon ini ada Ahoknya. Namanya: Jaime Rodriguez
Calderon. Panggilannya: Bronco! Kuda jantan yang garang.
Dulunya Bronco juga anggota partai politik. Pengurus daerah.
Saat jadi wali kota Garcia pun, yang mengusung juga partai itu. Tapi dia
membuat sejarah: keluar dari partai itu.
Lalu mencalonkan diri menjadi gubernur lewat jalur independen.
Dia kumpulkan tanda tangan sebanyak 3 persen dari pemilik hak pilih. Dapat
350.000 tanda tangan. Melebihi yang disyaratkan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Meksiko, Bronco terpilih
sebagai gubernur independen. Dapat suara 50 persen. Calon dari dua parpol
utama hanya dapat 20 persen dan 5 persen. Sisanya terbagi untuk lima calon
lainnya.
“Saya siap mati untuk perjuangan ini,” ujar Bronco dalam
kampanye. Yakni berjuang melawan korupsi yang begitu hebat di Meksiko.
Bronco memang sudah dua kali jadi sasaran penembakan. Yang kedua
membuat staf yang ada di sebelahnya tewas. Begitu dilantik bulan lalu, Bronco
bikin kejutan: menjual rumah peristirahatan gubernur yang mewah. Gubernur,
katanya, tidak memerlukan itu.
Terpilihnya Bronco disambut gegap gempita di seluruh negeri.
Bahkan ada yang menamakannya “revolusi kedua” Meksiko setelah “revolusi
kemerdekaan”. Tidak jelas apakah maksudnya merdeka dari partai politik atau
merdeka dari korupsi.
Provinsi ini, dengan ibu kota Monterey, memang provinsi ketiga
terbesar di Meksiko, tapi nomor dua dalam ekonomi. Di sinilah banyak kantor
pusat perusahaan multinasional. Termasuk pusatnya Cemex, perusahaan semen
terbesar di dunia yang pernah membeli saham Semen Gresik itu. Pebisnis yang
juga sudah muak dengan korupsi sepenuhnya di belakang Bronco.
Seandainya tidak terjebak badai Patricia, saya akan ke daerah
itu. Patricia yang hari itu melanda pantai barat Jalisco membuat saya harus
dua malam di Guadalajara. Di mana-mana banyak problem. Tapi di mana-mana juga
banyak harapan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar