Kekebalan
Komunal dan Penyebaran Covid-19 Anies ; Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro |
KOMPAS, 7 Agustus 2021
Provinsi
DKI Jakarta telah memasuki fase paling buruk sepanjang riwayat pandemi
Covid-19. Seperti diakui Gubernur DKI, gelombang kedua terjadi begitu cepat
dan dalam kurun tidak sampai sebulan, bahkan telah jauh melampaui gelombang
pertama. Sebetulnya
situasi demikian bukan hanya terjadi di Jakarta, melainkan juga di banyak
wilayah lain di Indonesia. Lonjakan
drastis kasus Covid-19 ini diakibatkan oleh kemunculan beberapa varian baru
virus SARS-COV-2, menyebabkan fasilitas-fasilitas kesehatan nyaris kolaps,
bahkan tidak sedikit yang telah kolaps karena kepenuhan pasien dan
keterbatasan tenaga. Para dokter dan tenaga kesehatan lain tidak sedikit pula
yang terpapar. Memasuki
bulan Juli 2021, kasus harian Covid-19 Indonesia terus mengalami peningkatan
cukup signifikan. Satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 mencatat,
lonjakan kasus kali ini jauh lebih tinggi dari puncak gelombang pertama yang
terjadi pada Januari 2021. Pada puncak pertama, jumlah kasus mingguan
mencapai 89.902 orang, sedangkan minggu ini angkanya sudah mencapai 125.396
orang. Indonesia
tengah menghadapi gelombang kedua lonjakan kasus Covid-19. Kondisi ini
ditandai dengan meningkatnya kasus virus korona di Tanah Air dalam beberapa
pekan terakhir yang menempatkan Indonesia sebagai penyumbang kasus harian
terbanyak kedua di dunia. Brasil berada di urutan pertama, sedangkan India di
urutan ketiga angka kasus harian. Penerapan ”herd immunity” Kekebalan
komunal (herd immunity) adalah konsep dalam epidemiologi yang menggambarkan
bagaimana orang secara kolektif dapat mencegah infeksi jika 60-80 persen
penduduk telah mempunyai kekebalan. Kekebalan
yang dimaksud adalah kekebalan yang diperoleh melalui program vaksinasi atau
infeksi secara alamiah. Selain menggunakan vaksin, kekebalan tubuh bisa
didapatkan secara alami oleh orang-orang yang berhasil sembuh dari infeksi
penyakit tertentu. Dalam hal ini setelah pulih dari Covid-19. Namun,
terbentuknya kekebalan komunal secara alami ini membutuhkan waktu yang cukup
lama dengan risiko yang tidak kecil. Kekebalan
komunal terjadi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit
menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau
kekebalan kelompok bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular
tersebut. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) menjabarkan herd immunity sebagai perlindungan tak
langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika suatu populasi kebal, baik
lewat vaksinasi maupun infeksi sebelumnya. Kekebalan
komunal merupakan proteksi indirect atau secara tidak langsung yang
didapatkan oleh individu yang rentan terhadap suatu infeksi karena proporsi
individu yang kebal terhadap infeksi tersebut sudah banyak dalam suatu
populasi. Pencapaian kekebalan komunal Covid-19 diharapkan akan meredam
pandemi dan melindungi kelompok yang rentan dari infeksi. Untuk
mencapai hal tersebut, ambang batas kekebalan komunal yang diperlukan untuk
Covid-19 adalah 50-67 persen. Hal ini berarti minimal 50-67 persen dari
populasi perlu memiliki kekebalan terhadap Covid-19. Hal ini menyebabkan
pencapaian kekebalan komunal melalui infeksi alami menjadi tidak realistis
karena akan menimbulkan angka kematian yang sangat tinggi, apalagi kita sudah
menemukan vaksinnya. Kita
lebih menganut kekebalan komunal korona tercapai dengan melindungi orang
melalui vaksinasi, bukan dengan memaparkan masyarakat pada patogen penyebab
penyakit. Ini sudah dilakukan untuk berbagai lapisan masyarakat, dan kini
bahkan terhadap anak-anak usia 12-17 tahun. Vaksin
melatih sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi yang akan melawan
penyakit. Hal terpenting adalah vaksin bekerja tanpa membuat kita sakit.
Orang yang divaksinasi dilindungi dari penyakit sehingga bisa memutus rantai
penularan. Orang
yang terinfeksi virus dan lalu sembuh lazimnya telah memiliki antibodi yang
kuat terhadap virus yang sama. Tubuh memproduksi antibodi sebagai respons
terhadap virus atau bakteri yang masuk. Apabila
seseorang pernah melawan suatu penyakit, sistem imunnya telah mengenali
penyebab penyakit itu dan tahu cara mengalahkan secara lebih cepat dan lebih
baik di kemudian hari. Orang
yang tertular oleh penyakit yang sama kemungkinannya lebih kecil, bahkan
kebal. Karena
itu, makin banyak orang yang sembuh dari infeksi, makin banyak pula yang
memiliki imunitas atau kekebalan. Dalam skema herd immunity, mereka dapat
berperan layaknya tembok pelindung bagi orang lain yang belum terinfeksi
dalam suatu populasi. Melalui vaksinasi Untuk
mencapai kekebalan komunal korona, sebagian besar populasi perlu divaksinasi
sehingga bisa menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar di seluruh
populasi. Salah satu tujuan mengejar kekebalan kelompok adalah untuk menjaga
kelompok rentan yang tak dapat divaksinasi—misalnya karena kondisi kesehatan,
seperti reaksi alergi terhadap vaksin—tetap aman dan terlindungi dari
penyakit. Karena
itulah penggalakan vaksinasi sudah sangat tepat. Lamanya durasi kekebalan
komunal dapat bervariasi, tergantung keberagaman antigenik suatu patogen dan
peristiwa immunosenescence, yaitu hilangnya respons terhadap patogen secara
progresif yang mengakibatkan penurunan titer antibodi dan respons seluler. Sampai
saat ini, kurang dari 10 persen populasi dunia dilaporkan terinfeksi
Covid-19. Padahal, ambang batas kekebalan komunal yang harus dicapai 50–67
persen. Jika mengandalkan infeksi alami untuk mencapai herd immunity, masih
dibutuhkan berjuta-juta orang untuk terinfeksi Covid-19. Hal
ini tentu akan menimbulkan kematian yang sangat tinggi karena Covid-19
memiliki case fatality rate 3,4 persen. Karena itu, alasan tersebut membuat
pencapaian kekebalan komunal melalui infeksi alami dinilai tidak realistis.
Maka, kekebalan komunal diharapkan dapat dicapai melalui vaksinasi. Vaksin
SARS-CoV-2 diharapkan bisa membantu mencapai ambang imunitas kelompok tanpa
meningkatkan jumlah kematian. Selain
berfokus pada efektivitas vaksin, distribusi vaksin secara luas juga perlu
menjadi perhatian badan kesehatan, karena untuk mencapai kekebalan komunal
diperlukan proporsi populasi tervaksinasi yang cukup besar. Persentase orang
yang perlu kebal untuk mencapai kekebalan kelompok bervariasi untuk setiap
penyakit. Misalnya,
untuk campak dibutuhkan sekitar 95 persen populasi untuk divaksinasi agar
terbentuk kekebalan komunal. Lima persen sisanya akan dilindungi oleh fakta
bahwa campak tidak akan menyebar di antara mereka yang divaksinasi. Adapun
untuk polio, ambang batasnya sekitar 80 persen. Kita
telah bertekad untuk mencapai kekebalan komunal dengan melindungi orang
melalui vaksinasi, bukan dengan memaparkan mereka pada patogen penyebab
penyakit. Pemberian
vaksin melatih sistem kekebalan tubuh untuk menciptakan protein yang melawan
penyakit, yang dikenal sebagai ”antibodi”, seperti yang akan terjadi saat
terpapar suatu penyakit. Namun, hal yang terpenting adalah vaksin bekerja
tanpa membuat tubuh sakit. Efektivitas
vaksin yang sedang dikembangkan saat ini masih terus dipelajari. Kita
mengharapkan penggalakan vaksinasi yang dilakukan pemerintah secara gratis
akan mencapai proporsi populasi tervaksinasi lebih cepat. Dengan demikian,
kekebalan komunal bisa segera tercapai. Dampak
kekebalan komunal korona paling dirasakan oleh masyarakat itu sendiri.
Dibutuhkan kedisiplinan dan pengetahuan yang memadai dalam penerapan
kekebalan komunal. Apalagi yang dihadapi adalah Covid-19, penyakit yang baru
dan masih diteliti para ahli. Namun,
perlu diwaspadai penerapan kekebalan komunal di Indonesia mengingat masih
banyak warga yang belum berdisiplin. Misalnya, sudah ada imbauan jaga jarak
dan mengenakan masker, tapi masih saja ada yang tidak mematuhinya. Ada yang
memakai masker, tetapi hanya dengan dicantelkan ke telinga, tanpa menutup
hidung atau mulut, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Karena
itu, gerakan 5M protokol kesehatan yang kini diterapkan harus dipatuhi
segenap lapisan masyarakat secara disiplin. Kelima gerakan itu ialah memakai
masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi
kerumunan, dan membatasi mobilisasi dan interaksi. ● |
Nice post bro!
BalasHapusvisit back daftar kode paket internet murah tri