Selasa, 06 Desember 2022

 

Manuver Erick Thohir Menjadi Calon Ketua Umum PSSI

Egi Adyatama :  Jurnalis Majalah Tempo

MAJALAH TEMPO, 04 Desember 2022

 

 

                                                           

INGAR-bingar pembukaan Piala Dunia 2022 dihadirkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di hotel The Westin Surabaya, Ahad, 20 November lalu. Mengundang manajemen dan pemain Persebaya Surabaya, Erick menjamu mereka sambil nonton bareng (nobar) laga perdana tuan rumah Qatar melawan Ekuador. Undangan mendadak yang dikirim sehari sebelumnya membuat Presiden Persebaya Azrul Ananda tak bisa hadir.

 

Setelah nobar, Erick menyinggung perkembangan sepak bola Indonesia dan kesempatan pemain muda tampil di kompetisi Liga 1 Indonesia. “Ini mesti benar-benar dibuat aturan yang seimbang dan bisa bermanfaat buat semuanya. Sekarang kita fokus dulu ke Piala Dunia U-20,” kata Erick dalam video yang dimuat di akun Instagram Persebaya pada Kamis, 24 November lalu.

 

Enam hari seusai persamuhan di Westin, Persebaya menggelar pertandingan persahabatan dengan Persis Solo di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah. Erick memegang 20 persen saham Persis, yang dipimpin putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Putranya, Mahendra Agakhan Thohir, menjadi Presiden Komisaris PT Persis Solo Saestu.

 

Persebaya dan Persis adalah dua klub Liga 1 yang menuntut Kongres Luar Biasa PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). Desakan itu muncul setelah terjadi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menewaskan 135 suporter Arema FC. Pada 24 Oktober lalu, Kaesang Pangarep dan Azrul Ananda membuat pernyataan bersama tentang mendesaknya KLB PSSI.

 

Desakan itu disebut-sebut mendorong pengurus PSSI memajukan jadwal KLB dari November 2023 menjadi 18 Maret 2023. Setelah PSSI bersurat ke Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA), jadwal KLB kembali dimajukan menjadi 16 Februari 2023. Agenda Piala Dunia U-20 yang digelar di Indonesia pada Mei 2023 menjadi alasan utama FIFA meminta jadwal dimajukan.

 

Sepekan sebelum bertemu dengan manajemen dan pemain Persebaya, nama Erick Thohir mencuat dalam survei Indikator Politik Indonesia yang digelar 30 Oktober-5 November lalu sebagai calon terfavorit untuk menggantikan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Dalam pertanyaan simulasi 8 nama, Erick didukung oleh 24,1 persen dari 1.220 responden.

 

Dukungan publik—yang sama sekali tak memiliki hak suara—jauh di atas calon lain, seperti jurnalis Najwa Shihab yang didukung 10,4 persen responden. Di bawah mereka ada Kaesang Pangarep dan Mochamad Iriawan. Head-to-head dengan Iriawan, Erick didukung 43,8 persen responden. Iriawan hanya didukung 9,3 persen responden dan sisanya menjawab tidak tahu.

 

Dalam wawancara tertulis dengan Tempo, Erick Thohir menyatakan mengapresiasi dukungan tersebut. Namun ia mengatakan belum akan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. “Jika melihat posisi hari ini, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai Menteri BUMN, saya berfokus pada tugas yang ada,” ujar Erick, yang juga disebut-sebut berpeluang menjadi calon presiden atau wakil presiden.

 

Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Doni Monardo, dua kali menanyakan kabar Erick bakal maju menjadi calon Ketua Umum PSSI, yaitu setelah tragedi Kanjuruhan terjadi dan setelah TGIPF menyampaikan rekomendasi. Salah satunya meminta pengurus PSSI mundur dan mendesak KLB diadakan.

 

 “Dua kali saya tanyakan, dua kali Erick bilang tidak berminat,” katanya kepada Tempo, Sabtu, 3 Desember lalu. Menurut Komisaris Utama Mining Industry Indonesia (Mind Id), holding perusahaan pelat merah pertambangan, ini, Erick beralasan ingin berfokus mengurus BUMN dan membantu pemulihan ekonomi nasional.

 

Salah satu orang dekat Erick mengatakan pendiri Mahaka Group itu awalnya memang enggan maju sebagai calon Ketua Umum PSSI. Namun keputusan itu perlahan berubah setelah desakan mengganti Mochamad Iriawan menderas setelah tragedi Kanjuruhan. Belakangan, narasumber ini mendengar langsung dari Erick tentang minatnya memimpin federasi sepak bola.

 

Calon Ketua Umum PSSI harus mengantongi surat dukungan atau rekomendasi dari anggota PSSI atau pemilik suara. Ada 87 voter yang terdiri atas 34 asosiasi provinsi, 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, Federasi Futsal Indonesia, Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia, dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Indonesia.

 

Hingga awal Desember, Erick mengantongi dukungan dari klub Liga 2, Sriwijaya Football Club. Awal November lalu, Manajer Sriwijaya FC Faisal Mursyid mengatakan klubnya merekomendasikan nama Erick Thohir sebagai nakhoda PSSI. Ia meyakini Erick bisa membawa sepak bola nasional lebih baik karena berpengalaman di level nasional ataupun internasional.

 

Erick pernah menjadi Presiden Inter Milan dan memiliki klub sepak bola Amerika Serikat, D.C. United. Pada September lalu, bersama pengusaha Anindya Bakrie, ia memegang 51 persen saham Oxford United, klub yang berlaga di Divisi 1 Liga Inggris.

 

Orang dekat Erick bercerita, saat ini ada tim khusus yang bertugas menggalang dukungan dari pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Tim ini dipimpin oleh Nirmala Dewi, anggota staf khusus Erick saat menjabat Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee. Ia kini menjadi Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia.

 

Nirmala dinilai dekat dengan pengurus PSSI dan klub di Sumatera. Ia pernah menjadi Direktur Marketing dan Promosi PT Sriwijaya Optimis Mandiri, pengelola Sriwijaya FC, pada 2018. Perempuan 44 tahun itu juga pernah mencalonkan diri menjadi salah satu anggota Executive Committee (Exco) PSSI pada 2019 meski akhirnya tak terpilih.

 

Dimintai tanggapan, Nirmala membantah jika disebut sebagai bagian dari tim sukses Erick Thohir. Ia pun menyangkal bila dikatakan diperintah menggalang dukungan. Tapi Nirmala berinisiatif melobi kelompok Asosiasi Provinsi PSSI dan sejumlah klub di Sumatera untuk mendukung Erick.

 

“Alhamdulillah responsnya cukup baik. Tapi kan mereka belum mendengar dari Pak Erick langsung, ya,” tutur Nirmala kepada Tempo, Kamis, 1 Desember lalu. “Beliau sepertinya bersedia jika diminta voter membenahi sepak bola Indonesia,” ucapnya. Salah satu yang ia temui adalah Direktur Utama Semen Padang FC Win Bernardino.

 

Win mengaku bertemu dengan Nirmala saat Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional XVII di Sport Center Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat, pekan keempat November lalu. Ia membantah jika disebut membicarakan peluang Erick Thohir berlaga dalam pemilihan Ketua Umum PSSI. “Kami membahas sepak bola secara umum dan membicarakan basket,” kata Win, Sabtu, 3 Desember lalu.

 

Namun, Win menegaskan, pengurus Semen Padang menilai Erick Thohir sebagai figur paling tepat untuk memimpin PSSI. Penasihat Semen Padang yang juga politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, pun mendukung keputusan tersebut. Andre bahkan berniat menjadi bagian dari pencalonan Erick dalam KLB PSSI untuk menjabat salah satu anggota Executive Committee.

 

Dalam pemilihan Ketua Umum PSSI, para calon biasanya datang dengan membawa nama lain yang akan otomatis dipilih menjadi anggota Exco jika calon tersebut menang. “Saya berharap bisa masuk paket Erick Thohir,” ujar Andre, anggota Komisi BUMN Dewan Perwakilan Rakyat, kepada Tempo, Kamis, 1 Desember lalu.

 

Sejumlah narasumber Tempo yang mengetahui manuver Erick Thohir bercerita, nama lain yang ikut bergerilya adalah Ratu Tisha Destria. Ia adalah Sekretaris Jenderal PSSI periode 2017-2020. Pada awal kepemimpinan Mochamad Iriawan, atau pada April 2020, Tisha mundur dari jabatannya.

 

Dua orang dekatnya bercerita, Tisha mendekati pengurus Asosiasi Provinsi PSSI dan klub sepak bola mulai akhir Oktober lalu atau setelah PSSI menyatakan akan menggelar KLB. Salah satu skenario yang disiapkan adalah menduetkan Erick dengan Tisha sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI. Tisha tak merespons permintaan wawancara yang dilayangkan Tempo.

 

Bukan hanya Sriwijaya FC dan Semen Padang, sejumlah pengurus klub sepak bola pun mendukung Erick Thohir maju dalam KLB PSSI. Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat Umuh Muchtar salah satunya. Umuh sebelumnya adalah pendukung Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI saat ini.

 

Kepada Tempo pada Kamis, 17 November lalu, Umuh mengaku dihubungi oleh Iriawan beberapa hari setelah TGIPF meminta PSSI segera menggelar kongres luar biasa. Kepada Umuh, Iriawan menyatakan tak ingin dunia sepak bola bergejolak. “Dia bilang mau menyerahkan persepakbolaan Indonesia ketimbang ricuh. Diminta KLB, ya sudah KLB saja,” ucap Umuh.

 

Menyatakan mendukung Erick, Umuh menilai mantan Wakil Komisaris PT Persib itu berpengalaman di dunia olahraga. “Dia tidak berkekurangan, banyak pengalaman dan uang,” katanya. Umuh menyatakan sikapnya menjagokan mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin itu tak mewakili Persib Bandung.

 

Pengurus klub lain memilih menunggu hingga ada kepastian sosok calon Ketua Umum PSSI. Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa mengatakan klubnya memang menginginkan transformasi sepak bola nasional. Namun ia enggan menyebut calon yang didukungnya. “Kami mau berfokus pada kompetisi. Soal KLB itu urusan PSSI,” tuturnya melalui pesan WhatsApp.

 

Adapun sejumlah pengurus Asosiasi Provinsi PSSI di wilayah Jawa dan Sumatera yang diwawancarai Tempo mengaku mempertimbangkan nama Erick Thohir. Seperti pengurus klub, mereka memilih wait and see hingga penantang Mochamad Iriawan mendeklarasikan pencalonannya.

 

•••

 

SEJUMLAH pengurus PSSI yang ditemui Tempo mulai pertengahan November lalu mengaku mencium gelagat Erick Thohir bakal maju dalam kongres luar biasa setelah ia bertemu dengan Presiden Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (FIFA) Gianni Infantino. Pertemuan di Doha, Qatar, itu terjadi empat hari seusai tragedi Kanjuruhan atau pada 5 Oktober lalu.

 

Menolak namanya disebutkan, para pengurus PSSI menilai persamuhan Erick dengan Infantino janggal. Meskipun Erick mengenal Infantino, mereka menyatakan seharusnya Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang menjumpai Presiden FIFA itu. Sebab, Zainudin adalah perwakilan resmi pemerintah Indonesia di bidang olahraga.

 

Melalui wawancara tertulis, Erick Thohir menjelaskan bahwa ia sedang berada di Inggris saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Ia memang berencana berkunjung ke Jenewa, Swiss, untuk bertemu dengan Presiden International Olympic Committee Thomas Bach pada 4 Oktober lalu. “Saya juga akan bertemu dengan Gianni di Doha untuk mengirim undangan KTT G20,” ujarnya.

 

Erick mengaku dekat dengan Gianni Infantino sejak 2015. Saat itu, ia menjabat Presiden Inter Milan dan Infantino menjadi Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA). Setelah menyampaikan undangan Konferensi Tingkat Tinggi Group of 20, Erick berinisiatif membicarakan tragedi Kanjuruhan dengan Infantino. Menurut Erick, Infantino bersimpati terhadap tragedi Kanjuruhan.

 

Ia lantas mencoba meyakinkan Infantino agar FIFA tak menghukum Indonesia akibat peristiwa tersebut. “Saya mendorong FIFA agar menjadi bagian bersama Presiden Joko Widodo untuk mereformasi sepak bola Indonesia,” kata Erick. “Dalam konteks saat ini, hukuman bukan jalan keluar terbaik karena belum tentu mengubah keadaan di masa depan.”

 

Namun Wakil Sekretaris Jenderal PSSI Maaike Ira Puspita mengatakan, setelah peristiwa Kanjuruhan terjadi, tak pernah ada niat FIFA menjatuhkan sanksi terhadap Indonesia dan PSSI. Ira mengaku intens berkomunikasi dengan pejabat FIFA seusai tragedi Kanjuruhan. Salah satunya Direktur Keanggotaan Asosiasi Asia-Oseania FIFA Sanjeevan Balasingam.

 

“Sanjeevan bingung kenapa kami selalu menanyakan FIFA akan menjatuhkan sanksi atau tidak. Sanksi itu tidak pernah ada dari FIFA,” tuturnya pada Kamis, 1 Desember lalu.

 

Pun Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menyatakan FIFA tak akan membekukan PSSI karena tragedi Kanjuruhan. Menurut dia, pembekuan hanya berlaku jika pemerintah mengintervensi PSSI. Iriawan tak mempersoalkan pertemuan Erick Thohir dengan Gianni Infantino. “Erick sudah menghubungi saya sebelum bertemu dengan Presiden FIFA,” ujarnya.

 

Pada 18 Oktober lalu, Gianni Infantino berkunjung ke Indonesia. Alih-alih disambut oleh pengurus PSSI, ia justru dijemput Erick Thohir di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Erick mengantar Infantino bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta untuk berbicara empat mata.

 

Belakangan, Erick menyebutkan penjemputan itu merupakan instruksi Jokowi langsung. Erick kembali menjemput Infantino pada 15 November lalu untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali. Dalam pertemuan itu, Erick memberi Infantino baju batik.

 

“We meet again, Mr. President of FIFA!” kata Erick lewat akun Twitter pribadinya hari itu. Pertemuan tersebut tak dihadiri oleh perwakilan PSSI. Erick hanya didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali serta Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari.

 

Para pengurus PSSI yang ditemui Tempo mengatakan, kalaupun Gianni Infantino memberikan dukungan, bukan berarti Erick bakal memimpin organisasi itu. Sebab, pemilik suara atau voter dalam Kongres Luar Biasa PSSI bukan FIFA, melainkan pengurus sepak bola pusat dan daerah serta klub di Liga 1, 2, dan 3.

 

Kursi Ketua Umum PSSI juga diincar oleh sejumlah politikus, pejabat, dan pengusaha. Sebagian dari mereka mulai bergerilya untuk mendapatkan tiket pencalonan dalam KLB PSSI yang digelar 16 Februari 2023. Salah satunya Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo.

 

Berbekal jabatan sebagai Ketua Umum Federasi Futsal Indonesia, Hary Tanoe kerap berkomunikasi dengan pengurus sejumlah klub dan Asosiasi Provinsi PSSI. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Pemuda Perindo Effendi Syahputra membenarkan kabar ihwal manuver bosnya menggalang dukungan. Namun ia enggan menyebutkan klub dan asosiasi yang dilobi.

 

Effendi mengatakan Federasi Futsal Indonesia juga memiliki suara dalam KLB PSSI. Karena itu, Hary Tanoe tak kesulitan berkomunikasi dengan voter lain di Liga 1, 2, dan 3 atau asosiasi provinsi. “Proses komunikasi dengan pemilih-pemilih lain berjalan baik,” ujar Effendi.

 

Nama lain yang berminat bertarung dalam bursa Ketua Umum PSSI adalah Letnan Jenderal (Purnawirawan) Dodik Wijanarko. Mantan Komandan Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat itu disebut-sebut telah menyampaikan niatnya kepada pengurus Asosiasi Provinsi Jawa Timur. Dodik menjabat Ketua Komite Etik PSSI periode 2017-2020.

 

Pada Kamis, 1 Desember lalu, Dodik tak membantah atau membenarkan telah menggalang dukungan. Ia menyerahkan keputusan mengenai calon Ketua Umum PSSI kepada para pemilih. “Saya ikuti mekanisme dan aturan di federasi. Pasti nanti muncul pemimpin yang baik,” tutur lulusan Akademi Militer tahun 1985 ini kepada Tempo.

 

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman juga disinyalir berminat menjadi Ketua Umum PSSI. Meski tak pernah terlibat dalam kepengurusan tim sepak bola, Dudung menyelenggarakan Piala KSAD Liga Santri di Bandung, Oktober lalu. November lalu, ia juga mengadakan pertandingan PSSI Legend Old Stars di lapangan Markas Besar Angkatan Darat.

 

Ketua Umum PSSI periode 2015-2016, La Nyalla Mattalitti, tak menutup kemungkinan kembali memimpin organisasi itu. Pada 2015, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi membekukan kepengurusan La Nyalla. Tindakan yang dianggap FIFA sebagai intervensi itu membuat PSSI dibekukan dan tim nasional Indonesia tak bisa mengikuti laga internasional.

 

La Nyalla, kini Ketua Dewan Perwakilan Daerah, mengaku masih sering berkomunikasi dengan pemilik dan pengurus klub serta pengurus Asosiasi Provinsi PSSI. “Kalau teman-teman klub dan pengurus PSSI tingkat provinsi meminta, bisa saja saya maju,” ujarnya.

 

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan belum memastikan akan bertarung lagi dalam KLB. Ia tak mempersoalkan jika Erick Thohir, Harry Tanoe, dan calon lain berniat memimpin PSSI. “Saya sekarang berfokus pada pekerjaan besar mentransformasi sepak bola nasional,” kata Iriawan. ●

 

Sumber :   https://majalah.tempo.co/read/laporan-utama/167582/manuver-erick-thohir-menjadi-calon-ketua-umum-pssi

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar