Din
Syamsuddin:
Kalau
Ahok Lepas, Saya Pimpin Perlawanan
Maya Ayu Puspitasari ; Wartawan
TEMPO
|
TEMPO.CO, 24 November
2016
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin
mewanti-wanti Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian agar tak meremehkan kasus
dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama alias Ahok. Ia pun mengatakan tak akan segan memimpin perlawanan jika
Ahok sampai lepas dari jerat hukum.
"Pak Tito, kita bersahabat ya. Tapi kalau ini sampai lepas,
saya akan memimpin perlawanan," kata Din saat memberi sambutan di acara
pembukaan rapat kerja nasional MUI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu, 23
November 2016.
Din sangat yakin bahwa Ahok menistakan agama dengan mengatakan
orang bisa saja tidak memilihnya karena telah dibohongi memakai Surat Al
Maidah ayat 51. Surat itu menerangkan bahwa umat Islam dilarang memilih
pemimpin non muslim.
Belakangan tafsir surat Al Maidah ayat 51 itu menjadi
perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa kata awlia dalam surat itu berarti
pemimpin. Namun ada yang menafsirkan kata itu sebagai teman sejati.
Namun, keyakinan Din bahwa Ahok menista agama bukan soal tafsir
ayat. Melainkan karena Ahok memberikan penilaian dengan menyalahkan tafsir
yang bukan kepercayaannya. "Padahal dia bukan dari agama tersebut,"
kata dia.
Selanjutnya, Din menilai Ahok menggunakan kata yang sinis.
"Dibohongin pakai, ini menurut keyakinan saya sudah memenuhi kriteria
penistaan agama," ujar dia. "Kalau itu dibela-bela, apalagi ada
gelagat penegak hukum dibela-bela, saya tersinggung."
Menurut Din, tak kunjung ditahannya Ahok bisa menimbulkan
masalah yang lebih rumit. Seperti yang baru terjadi, Ahok kembali dilaporkan
karena menuduh pengunjuk rasa 4 November menerima bayaran.
"Saya khawatir nanti dia punya ujaran baru lagi yang
melanggar hukum. Jadi menurut saya bagus kalau ditahan itu. Supaya jangan
lebih rumit lagi masalah," ujar Din. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar