Demokrasi
Tetap Jalan Terbaik
(
Wawancara )
Prabowo Subianto ; Ketua
Umum Partai Gerindra
|
KOMPAS, 29 November
2016
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan, kemajuan
bangsa Indonesia di masa depan hanya bisa diraih jika sistem pemerintahannya
adalah demokrasi. Prabowo menilai demokrasi adalah sistem pemerintahan
terbaik dan sudah teruji di banyak negara.
Untuk itu, menurut Prabowo dalam wawancara khusus dengan harian
Kompas dan Kompas TV di kediamannya, di Jakarta, Senin (28/11) malam, jangan
sampai elite politik merusak sistem demokrasi. Saluran kritik rakyat terhadap
elite politik dan penguasa negeri tetap harus dibuka untuk menjamin demokrasi
tetap terjaga.
Dinamika politik yang terjadi selama beberapa waktu terakhir,
menurut Prabowo, menjadi salah satu ujian bagi semua komponen bangsa untuk
tetap memegang teguh demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Prabowo menilai
kudeta atau upaya pengambilalihan kekuasaan dari pemerintah yang sah dan
terpilih melalui pemilu yang demokratis akan selalu berujung pada krisis
legitimasi, apalagi kudeta di Indonesia tak pernah berhasil.
"Tadi saya jawab bahwa risikonya, kalau pengambilalihan
(kekuasaan) bisa saja di mana-mana terjadi, tetapi legitimasinya yang menjadi
masalah. Kebetulan sampai sekarang di Indonesia tidak pernah berhasil,"
ujarnya.
Prabowo mengatakan, demokrasi dan Pancasila sebenarnya
mengajarkan bangsa Indonesia bahwa semua persoalan bangsa dapat diselesaikan
dengan musyawarah dan saling mengerti. "Saya selalu mengajak, mari kita
selesaikan dengan sistem terbaik, yang sudah diuji di dunia, yang terbaik itu
adalah demokrasi. Selesaikan melalui pemilihan. Kita juga punya budaya
Pancasila, jangan jadi mantra di mulut. Semua bisa diselesaikan dengan
musyawarah. Saya kira kalau dengan musyawarah, kita saling mengerti. Jangan
permusuhan kita ciptakan atau kita teruskan. Itu, kan, enggak perlu. Enggak
baik. Kecurigaan kita selesaikan dengan kebaikan," katanya.
Perbedaan tajam di antara elite politik karena kontestasi yang
terjadi dalam pemilihan kepala daerah tidak seharusnya mengarah pada
perpecahan bangsa.
"Saya prihatin, di sinilah demokrasi kita harus kita jaga
benar-benar. Ini memang kadang-kadang banyak pemimpin politik memikirkan
kepentingan pribadi, jadi dia berbuat tidak melihat dampak kepada rakyat. Itu
yang saya khawatir," ujar Prabowo.
Secara khusus Prabowo mengapresiasi pertemuannya dengan Presiden
Joko Widodo dan upayanya meredakan ketegangan politik di Tanah Air. Prabowo
mengatakan, dirinya memang memberi masukan kepada Presiden dalam pertemuan
tersebut. "Saya memberi masukan-masukan dan saya lihat bagaimanapun
ketegangan harus kita redakan. Suatu keadaan yang tegang merugikan semua
pihak," ujarnya.
Prabowo juga memuji langkah yang dilakukan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang menggelar pertemuan
dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan sejumlah ulama yang menggagas
demonstrasi terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan gubernur DKI
Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama. "Alhamdulillah,
pertemuan tokoh-tokoh (inisiator unjuk rasa) 2 Desember dengan Kapolri
ternyata membuahkan kesadaran yang baik. Kita berharap 2 Desember nanti
sejuk," katanya.
Dewasa dan
arif
Menurut Prabowo, elite politik dan semua pemimpin di Indonesia
harus mulai dewasa dan arif. Pemimpin juga harus bertindak hati-hati agar
rakyat tidak dirugikan di kemudian hari. Demokrasi mengajarkan bahwa semua
persoalan harus diselesaikan dengan kepala dingin. Prabowo mengatakan, ada
kepentingan bangsa yang lebih besar dan harus dijaga.
"Saya mengajak semua pihak untuk damai, sejuk, arif,
dewasa, dan sabar. Menyelesaikan semua masalah dengan kepala dingin dan
dengan memikirkan kepentingan yang besar bahwa kita harus jaga ketenteraman
dan kedamaian. Itu keyakinan saya. Kalau pemimpin tidak hati-hati, yang rugi
banyak orang, banyak pihak. Kita semua rugi, bangsa kita akan rugi,"
ujar Prabowo.
Upaya yang sama untuk menciptakan kedamaian juga dilakukan
Prabowo yang mengaku selama dua pekan terakhir menggelar pertemuan dengan
sejumlah tokoh. "Saya dalam pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh,
selama dua minggu ini, selalu mengajak mereka seperti itu. Jadi, kita boleh merasa benar, tapi kita juga harus memikirkan semua
dampak, ucapan dan sikap kita masing-masing,"
katanya.
Prabowo mengungkapkan, pelajaran yang dapat diambil dari
dinamika politik yang cukup menegangkan selama beberapa hari terakhir adalah
pemimpin harus menjaga amanah yang diberikan kepada rakyat. "Ini, kan,
tergantung kita, tergantung pemimpin. Kita harus mendidik yang baik,
bertindak yang baik. Kita harus menjaga integritas. Jangan undang-undang yang
kita hasilkan hanya menguntungkan pihak-pihak yang punya uang. Jangan rakyat
kecil tidak dianggap," kata Prabowo. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar