International
Telecommunication dan Transformasi Digital Abdul Salam Taba ; Alumnus School of Economics the
University of Newcastle, Australia |
KOMPAS, 24 Mei 2021
Bagi komunitas telekomunikasi
dan informasi, Hari Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia atau
World Telecommunication and Information Society Day tahun 2021, yang
diperingati setiap 17 Mei, bermakna penting dan layak dirayakan dengan
beberapa pertimbangan. Pertama, sebagai ajang napak tilas untuk mengenang
kembali proses awal terbentuknya International Telecommunication atau ITU.
Organisasi antarpemerintah atau intergovernmental organization tertua di
dunia ini telah berperan signifikan dalam pengembangan sektor telekomunikasi
secara mondial. International
Telecommunication merupakan organisasi turunan dari International Telegraph
Union yang dibentuk bertepatan dengan penandatanganan Konvensi Telegraf
Sedunia pertama oleh 20 negara Eropa di Paris pada 156 tahun silam, tepatnya
17 Mei 1865. Penandatanganan konvensi ini menjadi titik awal peringatan Hari
Telekomunikasi Sedunia. Sebelas tahun sebelum telepon ditemukan,
International Telegraph Union secara bertahap berkembang menjadi ITU seperti
yang dikenal saat ini. Perkembangan teknologi
telekomunikasi, penyiaran, multimedia, serta komunikasi dan informasi dengan
beragam industri ikutannya memungkinkan setiap orang dapat melakukan
panggilan telepon, mendengarkan radio, menonton televisi, menikmati musik dan
video secara online, serta menjelajah dunia maya selama 24 jam sehari secara
serempak dan tanpa tunda. Ini tidak terlepas dari peran konkret ITU yang
dilakukan secara berkesinambungan. Peran tersebut ialah
mengoordinasikan berbagai kebijakan dan regulasi, baik antar 193 negara
anggota maupun dengan 900 sectors members yang terdiri dari perusahaan,
lembaga pendidikan, serta organisasi internasional dan regional. Pun, ITU
mengharmonisasikan perbedaan teknologi yang dipakai, serta berupaya
mempercepat interkonektivitas dan interoperabilitas beragam sistem
telekomunikasi secara global. Upaya ini secara langsung
dan tidak langsung telah berperan penting dalam mengatasi kesenjangan digital
(digital devide) akibat keterbatasan akses dan pemanfaatan telekomunikasi,
khususnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication
technologies/ICTs) yang masih dinikmati segelintir kelompok masyarakat
tertentu, dan itu pun umumnya tinggal di negara maju. Data ITU (2001)
menunjukkan jumlah pengguna internet, misalnya, hanya 5 persen dari
keseluruhan jumlah penduduk dunia. Sebanyak 85 persen dari jumlah itu tinggal
di negara maju, dengan 90 persen totalitas hosts internet juga berada di
negara tersebut. Fenomena kesenjangan
digital yang dipicu rendahnya penetrasi dan ketimpangan distribusi pengguna
internet secara mondial tersebut dapat ditekan berkat upaya sistematis dan
berkesinambungan yang dilakukan ITU. Indikasinya terlihat dari peningkatan
pengguna internet dari 513.000.000 pada Agustus 2001 menjadi 4.929.926.187
pada September 2020. Dengan persentase penyebaran pengguna sebanyak 51 persen
di negara-negara Asia, Eropa 14,8 persen, Afrika 12,8 persen, Amerika
Latin/Karibia 6,8 persen, Timur Tengah 3,7 persen, dan Oceania/Australia 0,6
persen (www.internetworldstats.com). Namun upaya mengatasi
permasalahan kesenjangan digital masih terus dilakoni ITU karena fenomena ini
semakin meluas dan bervariasi. Pasalnya, disparitas isunya tidak hanya
terjadi dalam bingkai negara maju-negara berkembang, tetapi sudah berkembang
dalam konteks si kaya-si miskin, dan orang tua-anak muda. Bahkan di level
generasi yakni generasi pre baby boom, Baby Boomers, X, Milenial (Y),
iGeneration/Generasi Net (Z), dan Generasi Alpha dengan segala segala
karakteristik perilaku komunikasinya. Peringatan kelahiran ITU
dijadikan sebagai momen tahunan dalam mengevaluasi kinerja organisasi yang
merupakan salah satu badan khusus PBB (UN specialized agencies) tersebut
dalam pemanfaatan telekomunikasi bagi umat manusia. Evaluasi itu diwujudkan
dalam bentuk penetapan tema peringatan, yang menjadi panduan sekaligus
merefleksikan fokus kegiatan yang akan dilakukan ITU setiap tahun. Pada tahun 2003, misalnya,
bertema Helping All of the World’s People to Communicate yang pada intinya
mengajak membantu masyarakat sedunia untuk dapat berkomunikasi secara bebas.
Di tahun 2009 tema yang diusung adalah Protecting Children in Cyberspace.
Tema ini menyerukan ajakan kepada setiap pemangku kepentingan, seperti
pembuat kebijakan, regulator, operator, dan kalangan industri
pertelekomunikasian dan komunikasi di seluruh dunia untuk melindungi
anak-anak dan remaja dari eksploitasi seksual dan penyalahgunaan narkoba. Untuk tahun 2012 tema yang
ditetapkan adalah ”Women and Girls in ICT” yang pada intinya menunjukkan kepedulian
dan keinginan ITU, serta imbauan kepada seluruh negara anggota sectors
members, dan pihak lain yang terkait untuk memaksimalkan peran ICT bagi
pengembangan harkat dan martabat perempuan di seluruh dunia. Sementara di
tahun 2020 tema yang dipilih adalah ”Connect 2030: ICTs for the Sustainable
Development Goals (SDGs)” yang berfokus pada potensi ICT dalam pembangunan
ekonomi, lingkungan, dan masyarakat secara berkelanjutan. Akselerasi Tahun ini bertema
”Accelerating Digital Transformation in Challenging Times” yang dipilih
karena transformasi digital yang dipicu pemanfaatan telekomunikasi/ICT di
berbagai sektor berperan signifikan mengatasi berbagai tantangan dan hambatan
akibat pagebluk Covid-19. Ambil contoh, miliaran anak di berbagai belahan
dunia bisa belajar dari rumah, ratusan juta orang bekerja dengan platform
virtual, serta online shopping dan transaksi bisnis secara global tetap
jalan. Dalam peringatan Hari
Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia (World Telecommunication and
Information Society Day) tahun 2021, Sekjen ITU Houlin Zhao meminta seluruh
pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor telekomunikasi/ICT untuk
melakukan aksi (call for action) yang dapat berkontribusi dan mempercepat
transformasi digital di tengah pagebluk Covid-19 (www.itu.int). Aksi yang diminta oleh
Sekjen ITU direalisasikan oleh negara-negara anggota, sector members,
institusi pendidikan, dan mitra bisnisnya antara lain memprioritaskan kebijakan dan strategi
pemanfaatan telekomunikasi/ ICT yang mampu mengatasi berbagai tantangan dan
hambatan yang dihadapi baik secara nasional maupun internasional. Selain itu
menyampaikan ke ITU upaya-upaya transformasi digital yang telah dan sedang
dilakukan beserta inisiatif program yang terkait Connect 2030 Agenda. Secara konseptual, Connect
2030 Agenda merupakan program pengembangan telekomunikasi/ICT secara global
yang berfokus pada bagaimana memanfaatkan kemajuan teknologi dalam
mempercepat terwujudnya tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan pada 2030
yang digagas oleh PBB di New York pada 25-27 September 2015. Tujuan itu
antara lain mengatasi kelaparan dan kemiskinan, menghormati hak asasi setiap
orang, mewujudkan persamaan gender bagi wanita dan perempuan, serta
melindungi planet dan sumber daya alam lainnya. Kedua, melakukan kemitraan
dan kerja sama pengembangan kapasitas, inovasi, dan investasi antar segenap
pemangku kepentingan ITU untuk mendorong terwujudnya transformasi digital di
berbagai sektor dan Connect 2030 Agenda. Pun, diminta berbagi informasi tentang
upaya dan strategi percepatan transformasi digital yang dilakukan setiap
pemangku kepentingan untuk mengatasi pandemi Covid-19, misalnya, termasuk
hambatan yang dihadapi agar setiap orang bisa terhubung. Ketiga, pelibatan setiap
pemangku kepentingan di sektor telekomunikasi/ICT dan penegasan pentingnya
strategi digital dan inisiatif pengembangan teknologi pengungkit untuk
mempercepat transformasi digital. Caranya, dengan meningkatkan kerja sama dan
berbagi pengalaman, kebijakan, keahlian, solusi, dan publikasi hasil kajian
antara ITU dengan pemerintah, badan-badan PBB, mitra bisnis, institusi
pendidikan (sekolah dan universitas), serta masyarakat sipil. Kemampuan pemerintah dari
setiap negara anggota dan segenap pemangku kepentingan terkait lainnya dalam
merealisasikan call for action yang telah dicanangkan ITU tersebut,
setidaknya akan berimplikasi ganda. Selain mendorong perkembangan
telekomunikasi/ICT di berbagai belahan dunia yang memungkinkan setiap orang
dapat berkomunikasi secara bebas tanpa tersekat ruang dan waktu, juga akan
memicu percepatan transformasi digital di berbagai sektor yang pada
gilirannya berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, serta
peradaban dan kehidupan umat manusia. Selamat merayakan Hari
Telekomunikasi dan Masyarakat Informasi Sedunia dan Dirgahayu ITU. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar