Belajar
dari India, Dunia Arab Terapkan ”Lockdown” Saat Idul Fitri Musthafa Abd Rahman ; Wartawan Kompas dari
Kairo, Mesir |
KOMPAS, 14 Mei 2021
Tsunami Covid-19 di India
tampaknya membuat banyak pemimpin Arab segera belajar dari kasus itu. Para
pemimpin Arab pun mengumumkan lockdown menjelang dan saat Idul Fitri untuk
mencegah penyebaran Covid-19 agar kasus seperti di India tidak terjadi di
negara-negara Arab. Keberhasilan media dan
pengamat kesehatan membangun narasi tentang kengerian lonjakan kasus Covid-19
di India yang sudah tak terkendali lagi membuat ketakutan para pemimpin dan
masyarakat Arab akan kemungkinan menjalarnya varian baru Covid-19 yang
berkembang di India ke dunia Arab. Menurut Worldometers,
kasus positif Covid-19 di India hingga hari Rabu (12/5/2021) mencapai
23.340.938 kasus, sebanyak 254.225 orang meninggal dan 19.382.642 orang
dinyatakan sembuh. Apalagi, faktor utama
terjadinya tsunami Covid-19 di India adalah dibukanya kegiatan masyarakat
yang mengundang kerumunan massa secara masif, seperti diizinkannya aktivitas
ritual keagamaan Hindu yang melibatkan jutaan orang dengan mengabaikan
protokol kesehatan. Selain itu, juga dibukanya kembali berbagai aktivitas bisnis
dan menyelenggarakan pemilihan umum. Kebijakan keliru dari
Pemerintah India dengan membuka kembali kegiatan yang mengundang kerumunan
massa itu setelah terjadinya penurunan cukup signifikan penyebaran Covid-19
pada awal Maret lalu. Mereka percaya diri mampu mengendalikan penyebaran
Covid-19. Belajar dari India
tersebut, para pengamat kesehatan di dunia Arab memberikan peringatan keras
kepada pemerintah di negara-negara Arab agar jangan lalai saat menghadapi
Idul Fitri yang juga sarat dengan ritual keagamaan dan budaya. Jika
pemerintah lengah dengan mengizinkan ritual Idul Fitri dengan segala bentuk
perayaannya, sangat terbuka kemungkinan tsunami Covid-19 di India akan
terjadi juga di dunia Arab. Seperti dimaklumi, setiap
Idul Fitri di dunia Arab ada penyelenggaraan shalat Idul Fitri di lapangan
dan masjid yang mengundang kerumunan ribuan orang. Ada pula tradisi berwisata
ke taman-taman, pantai, dan tempat hiburan lainnya. Ada juga tradisi saling
bersilaturahmi antara anggota keluarga dan sahabat dekat. Inilah yang mendorong para
pemimpin Arab menjadi sangat hati-hati dan mengeluarkan kebijakan lockdown,
baik terbatas maupun total, dalam menyambut Idul Fitri. Maka, Mesir, Tunisia,
Maroko, Irak, dan Lebanon menerapkan lockdown terbatas menjelang dan saat
Idul Fitri tahun ini. Pemerintah Mesir pada 5
Mei 2021 mengumumkan pembatasan gerakan masyarakat yang dimulai dari 6 Mei
hingga 21 Mei dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Pembatasan gerakan
masyarakat tersebut berupa pembatasan operasionalisasi toko, mal, kafe,
bioskop, dan teater hingga pukul 21.00 dengan pengecualian layanan antar
(delivery). Selain itu, semua tempat wisata seperti pantai, taman-taman, dan
tempat hiburan umum ditutup serta kegiatan kerumunan dalam bentuk apa pun
dilarang, seperti pesta dan perayaan. Pemerintah Mesir juga
membatasi pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid-masjid tertentu yang
sebelumnya telah mendapat izin untuk menyelenggarakan shalat Jumat dengan
melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Menurut Worldometers, kasus
positif Covid-19 di Mesir hingga hari Rabu (12/5/2021) mencapai 239.740
kasus, sebanyak 14.033 orang meninggal dan 178.241 orang dinyatakan sembuh. Tunisia juga mengumumkan
lockdown terhitung mulai 9 Mei hingga 19 Mei 2021, termasuk saat Idul Fitri,
untuk mencegah penyebaran Covid-19. Toko-toko dan kafe-kafe di sepanjang
Jalan Habib Bourguiba yang merupakan pusat bisnis di kota Tunis ditutup sejak
Minggu (9/5/2021). Pemerintah Tunisia juga
membatasi gerakan lalu lintas dari kota ke kota dan dari provinsi ke
provinsi. Semua bentuk aktivitas yang mengundang kerumunan massa juga
dilarang keras, seperti pesta dan perayaan. Bahkan, pemerintah meminta warga
Tunisia tidak keluar rumah kecuali untuk kepentingan darurat. Menurut Worldometers,
kasus positif Covid-19 di Tunisia hingga Rabu (12/5/2021) mencapai 322.998
kasus, di antaranya 11.556 orang meninggal
dan 281.554 orang dinyatakan sembuh. Pemerintah Maroko telah
mengumumkan pelaksanaan darurat kesehatan hingga 10 Juni 2021. Selama
pelaksanaan darurat kesehatan tersebut, pemerintah menerapkan jam malam mulai
pukul 20.00 sampai pukul 06.00. Semua toko, kafe, dan pusat perbelanjaan
harus ditutup mulai pukul 19.00, kecuali apotek yang diizinkan tetap buka. Pemerintah Maroko juga
mengumumkan melarang semua kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan
massa saat Idul Fitri. Pemerintah akan menutup tempat-tampat publik, seperti
taman-taman, pantai, dan tempat hiburan selama Idul Fitri. Menurut
Worldometer, kasus positif Covid-19 di Maroko hingga Rabu (12/5/2021)
mencapai 514.164 kasus, di antaranya 9.083 orang meninggal dan 501.404 orang
dinyatakan sembuh. Pemerintah Lebanon
mengumumkan pula menerapkan lockdown selama Idul Fitri untuk mencegah
penyebaran Covid-19. Sebelum ini, Lebanon sudah sering melaksanakan lockdown,
tetapi dalam waktu yang terbatas. Lebanon telah melaksanakan
lockdown dari 3 April hingga 6 April 2021 dan pada akhir Maret lalu.
Pemerintah setempat menutup semua tempat umum, seperti pantai, taman-taman,
dan lapangan selama Idul Fitri. Menurut Worldometer, jumlah positif Covid-19 di Lebanon mencapai 533.685 orang,
di antaranya 7.527 orang meninggal dan 489.319 orang dinyatakan sembuh. Irak mengumumkan pula
penerapan lockdown mulai 12 Mei atau bersamaan dengan Idul Fitri selama 10
hari. Pemerintah Irak akan menerapkan jam malam selama Idul Fitri untuk
mencegah penyebaran Covid-19. Penyelenggaraan segala bentuk perayaan Idul
Fitri yang mengundang kerumanan massa juga dilarang. Irak sempat mengalami
lonjakan signifikan positif Covid-19 pada April lalu hingga mencapai 8.000
kasus positif Covid-19 per hari. Menurut Worldometer, jumlah positif Covid-19
di Irak hingga Rabu (12/5) mencapai 1.122.914 orang, di antaranya 15.834
orang meninggal dan 1.018.167 orang dinyatakan sembuh. Negara-negara Arab Teluk,
seperti Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, juga melakukan
pengetatan gerakan masyarakat selama Idul Fitri. Negara-negara Arab Teluk
tersebut melarang penyelenggaraan segala bentuk perayaan Idul Fitri yang
mengundang kerumunan massa. Bersamaan dengan itu,
negara-negara Arab Teluk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi terhadap
penduduknya sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 di negara-negara
tersebut. Kementerian Kesehatan Arab
Saudi, Kamis (6/5/2021), mengklaim telah melakukan vaksinasi lebih dari 10
juta penduduk dari sekitar 34 juta jiwa keseluruhan penduduk negara itu. Arab Saudi kini berlomba
dengan waktu mengejar target segera melakukan vaksinasi minimal 70 persen
dari penduduknya sehingga mencapai tingkat keamanan dari serangan Covid-19
menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Worldometers,
jumlah positif Covid-19 di Arab Saudi hingga Rabu (12/5) mencapai 429.369
orang, di antaranya 7.098 orang meninggal dan 412.102 orang dinyatakan
sembuh. Pelaksanaan lockdown atau
pembatasan aktivitas masyarakat pada saat Idul Fitri di negara-negara Arab
itu sesungguhnya adalah perpanjangan dari pembatasan aktivitas masyarakat
pada bulan Ramadhan. Banyak tradisi dalam bulan Ramadhan yang harus
ditinggalkan demi penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran
Covid-19. Inilah lockdown baik total atau terbatas
yang menjadi pilihan negara-negara Arab menjelang dan saat Idul Fitri agar
kesalahan fatal di India tidak terulang di dunia Arab. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar