Menggugat
Peran Akademis Pengawas
Ahmad Baedowi ; Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Jakarta
|
MEDIA
INDONESIA, 18 Desember 2017
SUPERVISI atau pengawasan merupakan salah
satu aspek penting dari siklus proses belajar-mengajar di sekolah. Dari
perspektif manajemen kurikulum, supervisi merupakan bagian integral dari
dimensi pengembangan kurikulum dan umpan balik terhadap implementasi dokumen
tertulis dari kurikulum (Fenwick W English, 1996).
Peran dan fungsi pengawasan menjadi sangat
penting bagi capaian akademis siswa dan kapasitas guru dalam mengajar. Dalam
tahapan yang lebih besar sesungguhnya proses pengawasan salah satu aspek yang
cukup dominan dalam menilai efektivitas manajemen sekolah. Karena itu,
penting mengetahui asumsi filosofis dari siklus supervisi, bagaimana
sebaiknya proses supervisi dilakukan, harus melibatkan siapa saja, serta apa
substansi yang sebaiknya disupervisi.
Prinsip
supervisi
Berdasarkan banyak pengalaman, supervisi
haruslah sebuah proses tindakan yang secara sadar mengarahkan guru dan
pengawas bekerja secara bersama dalam merencanakan pembelajaran. Prinsip itu
sesuai dengan keyakinan bahwa kemampuan seorang guru dan pengawas hanya dapat
berkembang dalam beberapa hal pada suatu waktu. Artinya kita tidak dapat
mengembangkan beberapa aspek dari perilaku secara simultan. Peningkatan
keterampilan dan pengetahuan biasanya terjadi ketika seorang guru dan
pengawas memahami suatu proses bersama, bersepakat mencari pengetahuan dan
keterampilan baru yang lebih baik lagi.
Prinsip kedua yang harus dimiliki guru dan
pengawas dalam berinteraksi, seseorang dapat berkembang jika cara kerjanya
terus dihargai dan tidak berada di bawah tekanan atau ancaman. Memberi
kebebasan guru bekerja secara maksimal dan mendiskusikan tinimbang terus
memberi instruksi dan ancaman ialah sebuah pendekatan yang harus disadari
semua pengawas.
Ketiga, memercayai bahwa guru dapat belajar
lebih baik ketika mereka diberi kesempatan menganalisis dan menilai cara
mengajar mereka sendiri. Semakin sering kesempatan dilakukan maka pengawas
akan lebih mudah menjalankan tugasnya. Kata kunci proses itu ialah keinginan
pengawas untuk selalu belajar dari cara guru menilai performa mereka sendiri,
mendiskusikannya dalam batas pemahaman dan pengalaman guru ketika
berinteraksi dengan siswa di kelas.
Dalam tahapan ini, biasanya pengawas yang
cerdas selalu bertanya "Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini ketika
mengajar tadi?" Artinya, pengawas secara sadar belum akan menilai
performa seorang guru sebelum memberi kesempatan guru menilai performa mereka
hari itu. Jika proses itu dilakukan pengawas, sesungguhnya dia sedang
mengubah mentalitas guru dari sangat bergantung pada pola pengawasan
serbaketat dan instruktif menjadi lebih independen dan percaya diri karena
diberi kepercayaan menilai performa mereka sendiri.
Prinsip keempat, peningkatan kemampuan guru
akan terjadi jika proses supervisi didasarkan semangat hubungan pembelajaran
yang saling menolong tinimbang hanya menilai baik-buruk atau salah-benarnya
seorang guru. Tujuan yang paling fundamental dari sebuah proses supervisi
ialah menolong orang lain agar menjadi guru yang lebih baik sehingga
kemampuan mendesain rencana pembelajaran dan mengajarnya itu sendiri terus
berkembang.
Siklus
supervisi
Jika keempat prinsip di atas disepakati,
beberapa tahapan dalam siklus supervisi pasti akan dengan mudah dilakukan.
Proses dan siklus supervisi yang akan dikembangkan biasanya mencakup tiga
tahap, yaitu (1) merumuskan dan mendiskusikan rancang bangun rencana
pembelajaran (lesson design), (2) melakukan observasi kelas untuk memastikan
apakah skema lesson design diajarkan benar, serta (3) me-review proses
pengajaran berdasarkan observasi dan pencatatan oleh pengawas.Jelas sekali
ketiga tahapan itu memerlukan pengetahuan, pemahaman, dan ketersediaan waktu
yang cukup bagi pengawas.
Ketiga tahapan ini memang ideal. Namun,
untuk kasus pengawasan di sekolah-sekolah kita, pada praktiknya tak semua
pengawas mampu melakukannya. Hal itu paling tidak karena dua hal: Pertama,
jumlah pengawas yang masih terbatas, sementara jumlah sekolah lebih banyak.
Selain itu, di beberapa daerah pengawas juga menjadi kurang maksimal
melakukan proses supervisi yang ideal karena jarak antara satu sekolah dan
sekolah lainnya berjauhan. Kedua, tingkat kemampuan dan pemahaman pengawas
terhadap siklus pengawasan juga belum merata sehingga banyak sekali pengawas
yang datang ke sekolah hanya duduk di ruang kepala sekolah, memanggil guru
tanpa melakukan observasi kelas. Untuk itulah, ketiga tahapan di atas penting
dipahami para pengawas.
Berdasarkan empat prinsip supervisi itu,
pada tahap awal harus terjadi diskusi intensif antara pengawas dan guru
tentang rancang bangun rencana pembelajaran yang meliputi topik-topik yang
diajarkan.
Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran
secara ideal dan berdasar kebutuhan siswa, melakukan prosedur pengajaran
sesuai dengan pilihan instructional strategies yang telah ditetapkan. Serta
melihat bagaimana guru memastikan apa yang akan diajarkannya dipahami siswa
(evaluation).
Pada tahap kedua pengawas juga dituntut
melakukan observasi kelas untuk memastikan apa yang ditulis dalam rencana
pembelajaran diajarkan sesuai dengan desainnya. Ketika melakukan observasi
kelas, pengawas seyogianya menghindari interaksi langsung dengan guru,
melainkan hanya mengobservasi dan membuat catatan selama proses interaksi
belajar-mengajar berlangsung. Catatan penting untuk melihat kesesuaian topik,
tujuan, proses pengajaran, dan evaluasi dalam rencana pembelajaran.
Tahap terakhir, melakukan review proses
belajar-mengajar yang dilakukan guru. Proses review sebaiknya dilakukan
berdasarkan rekaman dan data yang diperoleh pengawas secara langsung ketika
melakukan observasi kelas, dan pengawas sebaiknya menghindari menilai
terlebih dahulu, tetapi hanya menunjukkan apa yang telah diobservasi.
Jika guru telah membaca dengan saksama data
hasil observasi itu, barulah didiskusikan dan dianalisis, pada aspek apa guru
harus memperbaiki performanya. Hasil diskusi kemudian dicatat dan disepakati
guru dan pengawas, untuk dijadikan bahan perbaikan pada proses pembelajaran
berikutnya. Pertanyaan sederhananya ialah seberapa banyak pengawas dan guru
kita yang memahami prinsip supervisi dan melakukan proses dan siklus supervisi
yang ideal seperti ini? ●
|
PROMO WOW..... ANAPoker
BalasHapus+ Bonus Extra 10% (New Member)
+ Bonus Extra 5% (Setiap harinya)
+ Bonus RakeBack Tanpa Minimal T.O (HOT Promo)
+ Bonus 20.000 (ALL Members)
BERLAKU UNTUK SEMUA GAME PERSEMBAHAN DARI IDNPOKER
POKER | CEME | DOMINO99 | OMAHA | SUPER10
BCA - MANDIRI - BNI - BRI - DANAMON
Semua Hanya bisa didapatkan di ANAPoker
- Minimal Deposit Yang terjangakau
- WD tanpa Batas
Untuk Registrasi dan Perdaftaran :
WhatsApp | 0852-2255-5128 |