Rabu, 16 September 2015

Bolehkah Anak Balita Berbelanja?

Bolehkah Anak Balita Berbelanja?

Agustine Dwiputri  ;  Penulis Kolom “Konsultasi Psikologi” Kompas Minggu
                                                     KOMPAS, 13 September 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Di supermarket, kita sering melihat anak merengek minta dibelikan sesuatu. Jika tidak dipenuhi, anak tersebut akan menjatuhkan badannya ke lantai atau menjerit-jerit sehingga menarik perhatian orang lain. Kemudian, orangtua akan memarahi, membentak, atau mencubit anaknya. Salah siapakah ini?

Seorang ibu berusia 35 tahun di Jakarta punya seorang putra berusia 3 tahun. Suaminya bertugas di luar pulau dan hanya dapat berkumpul dengan keluarga sebulan sekali. Hidup sehari-hari hanya bersama anak dan seorang adik laki-laki yang bekerja di kantor, sering tidak ada asisten rumah tangga, membuat sang ibu harus membagi waktu untuk mengurus anak, membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Masalah yang ditanyakan berhubungan dengan berbelanja bersama anak. Apakah sehat jika anak sejak bayi sudah dibawa ke tempat publik, mulai umur berapa anak dapat diajak berbelanja, dan bagaimana ibu dapat mengajari anak balitanya ikut berbelanja tanpa menjadi rewel.

Jawaban

Menurut hemat saya, di masa sekarang ini, ada banyak fasilitas dan kemudahan bagi ibu untuk membawa bayi atau anak balitanya ikut bepergian ke ruang publik, seperti tempat-tempat berbelanja dan berekreasi, yang cukup nyaman suhu udaranya, bersih, cukup bebas kuman, dan tidak harus berdesakan dengan pengunjung lain. Mungkin dahulu para ibu berpikir berkali-kali jika akan membawa bayi ke pasar terbuka yang panas, berbau, dan sesak dengan kerumunan orang dewasa. Saat ini, anak balita yang sudah dapat berjalan sendiri, usia 2-3 tahun, dapat diajak pergi dan belajar menemani orangtua pergi berbelanja.

Masalah belanja dengan anak balita

Bagaimanapun, bepergian dengan anak balita perlu ada persiapan khusus. Menurut Matthew Sanders (1997), berbelanja dengan anak kecil dapat menjadi pengalaman yang melelahkan, terutama ketika mereka lelah atau lapar atau ketika mereka berperilaku tidak sesuai/”nakal”. Masalah yang biasa terjadi, antara lain, adalah anak-anak menuntut orangtua membelikan sesuatu bagi mereka, anak senang menyentuh/memegang berbagai barang tanpa izin, berjalan atau lari ke sana kemari di sepanjang lorong, tersesat, merengek, atau menjadi tidak terkendali (temper tantrum).

Alasan utama anak kecil menjadi rewel dan tidak betah dalam kegiatan berbelanja bersama orangtua adalah bahwa tak ada hal apa pun yang mereka lakukan. Anak-anak yang kemudian merasa bosan sering menjadi pengganggu. Hal ini sangat mungkin terjadi jika orangtua tidak melibatkan anak dalam kegiatan berbelanja, hanya mengabaikan, dan baru memperhatikan ketika anak mulai berulah menjadi nakal.

Sangat disarankan agar orangtua melihat setiap kegiatan belanja sebagai kesempatan bagi anak untuk belajar sesuatu, misalnya bagaimana menjadi pembeli yang terampil. Orangtua perlu berfokus pada apa yang anak harus lakukan, bukan pada bagaimana menghentikan perilaku buruknya. Rencanakan serangkaian kegiatan berbelanja singkat selama seminggu. Kegiatan pertama Anda harus cukup singkat, sekitar 5 menit saja, di supermarket, kemudian secara bertahap meningkat hingga 30 menit.

Program belanja yang efektif

Program dari Sanders (1997) ini mencoba untuk mengatasi masalah gangguan berbelanja bersama anak kecil dengan sebelumnya mempersiapkan sang anak. Program ini akan berjalan dengan baik bagi anak-anak yang sudah terbiasa mengikuti arahan orangtua. Jika anak mempunyai kesulitan berdisiplin di rumah, gunakan rencana program ini untuk meningkatkan kepatuhan anak.

Langkah-langkah

1. Mulailah dengan mendiskusikan bersama anak, apa yang Anda harapkan dari seorang pembelanja yang baik.

2. Persiapkan anak untuk pergi ke supermarket dengan menjelaskan apa yang akan terjadi.

3. Jelaskan secara singkat, sederhana, dan tenang apa masalah terakhir ketika Anda pergi berbelanja bersamanya.

4. Jelaskan empat peraturan bagi anak untuk menjadi seorang pembelanja yang baik.

a. Pembelanja yang baik tetap berada dalam jangkauan tangan atau pandangan ibu atau ayah mereka.

b. Pembelanja yang baik tidak menyentuh barang apa pun di rak atau tempat memajang barang tanpa izin dari orangtua.

c. Pembelanja yang baik tidak berlarian di lorong, berkelahi, berteriak, menjerit, atau melakukan tindakan tantrum.

d. Pembelanja yang baik tidak meminta sesuatu sampai kegiatan belanja selesai.

Beri tahu anak mengapa Anda ingin dia mematuhi aturan-aturan tersebut dengan menyampaikan: ”Ibu tidak suka kalau kamu menuntut dibelikan ini-itu ketika kita pergi berbelanja”.

5. Diskusikan imbalan/hadiah baginya jika ia dapat menjadi pembelanja yang baik.

6. Pilihlah waktu pergi berbelanja yang tidak mengganggu rutinitas normal anak Anda.

7. Pujilah anak ketika menjadi seorang pembelanja yang baik, misalnya dengan mengatakan: ”Manisnya anak Ibu, kamu terus ada di dekat Ibu dan tidak memegang gelas itu”. Berikan pujian ini setiap 2-3 menit.

8. Upayakan agar anak tetap sibuk.

Caranya antara lain dengan mencari hal-hal yang dapat dilakukan anak selama Anda berbelanja, seperti menanyakan di mana kira-kira tempat barang tertentu yang akan dibeli atau apa yang akan dibeli untuk sarapan besok, memberikan informasi tentang produk-produk tertentu, meminta anak membantu Anda menempatkan barang yang baru diambil ke dalam troli, dan sebagainya.

9. Hadapi gangguan dengan tegas.

Jika anak Anda bertingkah dengan melanggar salah satu dari empat peraturan, hentikan apa yang Anda lakukan. Minta perhatian dari anak Anda dan katakan bahwa dia tidak bisa mendapatkan hadiah kecuali jika beberapa menit berikutnya dia dapat mematuhi aturan kembali.

10. Perbolehkan anak Anda mengambil/memilih beberapa barang yang sudah disepakati akan dibeli.

Tinggalkan belanja barang yang sulit, seperti membeli pakaian atau belanja bulanan yang butuh waktu lama, hingga anak Anda dapat berbelanja tanpa kesulitan. Pada minggu-minggu pertama, hindarilah situasi yang membuat anak menunggu untuk waktu lama.

Selamat berlatih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar