Jumat, 18 September 2015

Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030

Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030

Beginda Pakpahan  ;  Analis Politik dan Ekonomi Global Universitas Indonesia
                                                     KOMPAS, 17 September 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) akan berakhir pada 2015, diganti dengan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 atau Agenda Pembangunan Pasca 2015 yang berlaku 1 Januari 2016.

Tanggal 25-27 September 2015, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menyepakati Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Apa tujuan utama Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030? Di manakah posisi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dalam percaturan global?

Tujuan dan intisari

Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 bertujuan untuk mengisi kesenjangan, melengkapi dan meneruskan Tujuan Pembangunan Milenium 2015 yang belum selesai mengentaskan rakyat miskin, menghargai hak asasi manusia, memberdayakan perempuan/anak-anak, dan pelbagai agenda baru dari ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Intisari Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 adalah 17 sustainable development goal (SDG, tujuan pembangunan berkelanjutan) dan 169 target terkait dari setiap tujuan pembangunan. Semua menjadi perhatian internasional yang akan dicapai tahun 2030, yaitu menghapus kemiskinan dalam pelbagai bentuk; mengakhiri kelaparan dengan mencapai keamanan pangan, meningkatkan gizi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan; serta memastikan kehidupan sehat dan seimbang pada segala usia.

Hal lain adalah memastikan pendidikan inklusif dan berkualitas dan mempromosikan belajar yang berkelanjutan; mencapai kesetaraan jender, memberdayakan perempuan dan anak-anak; serta memastikan ketersediaan dan keberlanjutan manajemen air dan kebersihan.

SDG juga memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, tepercaya, dan berkelanjutan; mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan penciptaan pekerjaan layak; membangun infrastruktur yang baik, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan; serta mendukung inovasi.

Upaya berikutnya adalah menurunkan kesenjangan dalam negara dan antarnegara, membuat kota dan permukiman yang inklusif, aman, dan berkelanjutan; memastikan konsumsi berkelanjutan; dan turut serta melawan perubahan iklim dan pelbagai dampaknya dengan United Nations Framework Convention on Climate Change sebagai forum inti dalam menegosiasikan dan merespons perubahan iklim.

SDG juga mengagendakan perlindungan dan pemanfaatan sumber daya samudra, laut, dan perairan untuk pembangunan yang berkelanjutan; melindungi dan mempromosikan ekosistem dan pengelolaan hutan; mempromosikan masyarakat yang damai, inklusif, untuk pembangunan berkelanjutan dengan menyediakan akses hukum dan membangun institusi yang efektif, serta terakhir memperkuat cara implementasi dan revitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Pada tingkat internasional, kemitraan global antarnegara, organisasi internasional/regional dan perusahaan multinasional akan memobilisasi sumber pendanaan, peningkatan kapasitas dan transfer teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Pada tingkat nasional, peran pemerintah dan parlemen krusial dalam memformulasi dan menghasilkan kebijakan yang terukur dan konkret. Pemerintah juga perlu menjalin kerja sama dengan masyarakat sipil, universitas, dan kalangan bisnis untuk mencapai pelbagai tujuan pembangunan.

Kompleksitas realitas

Posisi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 berada di antara ekspektasi yang tinggi dan kompleksitas realitas global yang jauh dari ideal. Ada kesenjangan antara harapan negara-negara PBB atas pelbagai tujuan pembangunan dan realitas global yang tak sederhana. Mengapa?

Pertama, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 merefleksikan pelbagai tujuan yang ideal, tetapi cukup sulit direalisasikan, terutama bagi negara-negara berkembang dan tertinggal. Pencapaian pelbagai Tujuan Pembangunan Milenium 2015 belum optimal.

Contoh, tahun 2011, jumlah orang yang hidup dengan uang di bawah 2 dollar AS per hari masih 2,2 miliar orang dengan rata-rata di bawah garis batas kemiskinan negara berkembang dan tertinggal (yang cukup jauh berbeda dari negara-negara maju). Intinya, semua negara PBB perlu melalui jalan panjang dan berliku untuk mengakhiri kemiskinan dunia.

Kedua, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 seperti pisau bermata dua. Pada satu sisi, negara anggota PBB memiliki 17 SDG dengan cakupan cukup komprehensif untuk menjawab tantangan global ke depan. Di sisi lain, tujuan pembangunan berkelanjutan cukup kompleks dan tidak sederhana untuk direalisasikan hingga 2030.

Contohnya, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan seperti apa yang dapat menurunkan ketimpangan ekonomi antara negara maju dan negara berkembang, ketimpangan pendapatan antara penduduk negara kaya dan miskin?

Data Bank Dunia 2010-2014 menunjukkan, negara-negara berkembang, seperti Afrika Selatan, Namibia, Kolombia, dan Brasil, memiliki ketimpangan pendapatan tinggi dengan indeks gini 40-65.

Ketiga, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, khususnya 17 SDG, memerlukan pendanaan besar dan berkelanjutan sampai 2030. Organisation for Economic Cooperation and Development yang menaungi mayoritas negara donor mencatat bahwa pemberian bantuan pembangunannya tidak meningkat signifikan pada 2013-2014, yaitu 135,1 miliar dollar AS-135,2 miliar dollar AS, tetapi aliran bantuan tersebut cenderung menurun kepada negara tertinggal.

Krisis ekonomi di Yunani dan melesunya situasi ekonomi di Uni Eropa dan Amerika Serikat terkini akan memengaruhi kemampuan negara-negara maju dalam memberikan bantuan pembangunan kepada negara-negara berkembang/tertinggal karena mereka akan fokus mengalokasikan dana yang dimiliki untuk pembangunan ekonomi domestik dan penanganan krisis keuangan di Eropa.

Kita mengapresiasi negara-negara PBB yang sudah mencapai kesepakatan atas Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Namun, alangkah baiknya jika kita menaruh 17 SDG dalam tatanan realistis untuk diimplementasikan pada 2016-2030.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar