Pusat Sumber Belajar Bersama
Ahmad Baedowi ; Direktur Pendidikan Yayasan Sukma, Jakarta
|
MEDIA
INDONESIA, 21 September 2015
SELAMA 4 tahun memediasi 12 sekolah di 6
provinsi dalam program Sekolah Sehat Sosro bersama dengan Media Indonesia dan
Sekolah Sukma Bangsa, akhirnya kami merilis dan memperkenalkan konsep pusat
sumber belajar bersama (PSBB/common learning resource center) di enam sekolah
terpilih. Sekolah-sekolah tersebut ialah SDN Tamanan Kediri, Jawa Timur, SDN
11 Mataram, NTB, SMPN 6 Banjarmasin, Kalimantan Selatan, SMPN 3 Lebak
Rangkasbitung, Banten, SMAN 7 Mataram, NTB, serta SMKN 1 Mempawah, Kalimantan
Barat.
Apa yang menarik dari konsep PSBB ini? Patut
untuk terus dipantau dan evaluasi bahwa ternyata keinginan sekolah-sekolah tersebut
untuk menerima dan mencoba mematangkan konsep PSBB harus diapresiasi semua
pihak. PT Sinar Sosro dengan program Sekolah Sehat Sosro setidaknya telah
memberikan kontribusi yang positif bagi sekolah-sekolah tersebut untuk mulai
berani menawarkan konsep PSBB bagi sekolah-sekolah lain yang ada di sekitar
mereka. Seperti ada keyakinan bersama bahwa konsep PSBB cocok dengan program
pemerataan kualitas pendidikan yang diinginkan pemerintah, tapi belum
tercapai hingga saat ini. Mengapa demikian?
Sejak reformasi pemerintahan melalui
desentralisasi di awal 2000-an diperkenalkan, pemerintah daerah telah menjadi
penanggung jawab atas penyediaan pelayanan dasar bidang pendidikan. Itu
berarti peran pemerintah daerah menjadi sentral dalam upaya peningkatan
kualitas dan mutu pendidikan dasar dan menengah. Namun, pertanyaannya ialah
seberapa efektif sebenarnya peran pemerintah daerah dalam upaya ini? Laporan Local Governance and Education
Performance: A Survey of the Quality of Local Education Governance in 50
Indonesian Districts yang dilakukan oleh Bank Dunia (2013) menunjukkan
beragamnya kualitas tata kelola pemerintahan daerah dalam memengaruhi
pelayanan pendidikan secara efektif.
Kompetitor vs
kolaborator
Dalam 30 tahun terakhir, jika kita bertanya ada
berapa banyak sekolah favorit pilihan masyarakat di setiap ibu kota kabupaten
dan provinsi, pasti jumlahnya tidak banyak.Ingatan masyarakat selalu
mengatakan SD, SMP, dan SMA favorit yang berkualitas pasti tak jauh dari
angka 1, 2, dan 3. Jika sekolah favorit ialah sekolah yang dianggap dan
diyakini oleh masyarakat sebagai sekolah berkualitas, seperti Jakarta
misalnya SMAN 1 Boedi Utomo (Budut) ialah buktinya. Di Jakarta Selatan
misalnya, selama puluhan tahun SMA favorit dan berkualitas pastilah SMAN 8. Demikian
juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Apa arti dari semua itu? Jelas sekali sebaran
kualitas sekolah sangat minim karena perilaku pemerintah dan masyarakat yang
permisif terhadap kualitas pendidikan, serta manajemen sekolah yang mengang
gap bahwa setiap sekolah ialah kompetitor bagi sekolah mereka. Dalam bahasa
agama, mengapa sekolah yang berkualitas tidak cukup bertambah sebaran dan
jumlahnya, itu karena perilaku sekolah-sekolah favorit yang pelit atau bakhil
alias tidak mau berbagi dengan sekolah lain tentang bermacam hal.
Sekolahsekolah favorit sejak dulu selalu memandang sekolah lain sebagai
kompetitor, sehingga memacu sekolah untuk setiap saat berprestasi ialah
seperti kewajiban.
Dalam kompetisi, segala cara bisa dilakukan,
karena sekolah lain dianggap sebagai lawan, dan jangan sampai terkalahkan
merupakan mentalitas yang dimiliki oleh para sekolah favorit. Akhirnya
sekolah-sekolah favorit itu menjadi abai dengan kewajiban untuk berbagi trik
dan tips untuk menjadikan sekolah lainnya juga berkualitas. Kesadaran semacam
itulah yang muncul dari para peserta program Sekolah Sehat Sosro untuk
membuat konsep PSBB yang dimaksudkan sebagai ajang berbagi ilmu dan
pengalaman dengan sekolah lain. Mengikuti prinsip yang coba disemai dan
dipraktikkan oleh Sekolah Sukma Bangsa di Aceh, PSBB dibuat untuk berbagi
bukan hanya ilmu dan pengalaman, melainkan juga fasilitas. Di Sekolah Sukma
Bangsa, beberapa sekolah di sekitar bahkan sering datang untuk menggunakan
perpustakaan sekolah, laboratorium bahasa dan komputer, bahkan hingga menjadi
guru tamu. Pendek kata, kelebihan yang dimiliki oleh Sekolah Sukma Bangsa
ingin selalu dibagi kepada sekolah lain, karena Sekolah Sukma Bangsa sangat
percaya kepada prinsip kerja sama atau kolaborasi dalam pendidikan.
PSBB juga merupakan konsep yang fleksibel,
mengingat setiap sekolah dapat mengendalikan konsep berbagi menurut kemampuan
dan penahapan yang mereka inginkan. Oleh karena itu, menarik ketika guru dan
kepala sekolah dari peserta program Sekolah Sehat Sosro meluncurkan PSBB, ada
begitu banyak prog ram yang ingin dibagi sambil tak lupa mengundang sekolah
sekitar mereka untuk datang, baik berdasarkan undangan maupun inisiatif
masing-masing. Pendek kata, PSBB merupakan konsep belajar secara bersama
antarsekolah, sehingga sebaran kualitas akan terus terjadi tidak hanya di
sekolahsekolah favorit, tetapi juga di sekitar sekolah tersebut.
Sebagai sebuah konsep yang menyadari arti
penting kebersamaan dalam membangun kualitas pendidikan, penting bagi setiap
sekolah untuk menyertakan sekolah lain dalam setiap tahapan kegiatan yang
menyangkut kepentingan mereka secara bersama. Nothing about us, without us, harus menjadi semacam jargon yang
harus dikedepankan dalam menarik minat sekolah lain agar mau berbagi dan
belajar bersamasama. Jika lawan dari kebersamaan (togetherness) ialah individualistis atau egois (selfish), karakter atau watak berbagi
harus terus ditumbuhkan agar tercipta pemerataan kualitas pendidikan.
Untuk mencapai semuanya dibutuhkan laku sikap
dan cara berpikir positif yang dirancang melalui sebuah skenario di dalam
program dan konsep PSBB. Jika skenario adalah sebuah rencana, PSBB adalah
domain yang mampu mewadahi setiap sekolah untuk menggali setiap potensi dan
kualitas yang mereka miliki masing-masing. Dalam pendidikan, jika manajemen
memiliki kesadaran dan bersedia berbagi dan belajar tentang semua hal,
termasuk menggali rasa dan situasi kebersamaan, sebaran kualitas pendidikan
pasti akan tercapai. Semoga PSBB dapat berjalan dengan lancar, dan akan lebih
banyak lagi sekolah berkualitas akan tumbuh demi kejayaan pendidikan di
Indonesia. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar