Menghukum
Assad atau Putin?
Smith Alhadar ; Penasihat The Indonesian Society for Middle East Studies
(ISMES); Direktur Eksekutif Institute
for Democracy Education
|
MEDIA
INDONESIA, 17 April 2018
DENGAN mengabaikan ancaman Rusia
yang akan menembak jatuh rudal sekutu, pada 14 April AS, Inggris, dan Prancis
menyerang sasaran-sasaran yang diduga sebagai pusat riset dan gudang senjata
kimia, serta pos komando di Suriah. Ketiganya yakin rezim Presiden Bashar
al-Assad dukungan Rusia telah menggunakan zat klorin beracun dalam
serangannya terhadap Kota Douma di Ghouta Timur pada 7 April.
Serangan itu menyebabkan 80-an
warga sipil, kebanyakan anak-anak dan perempuan, meninggal mengenaskan. Klaim
Rusia bahwa tidak ada serangan senjata kimia di Douma dan bahwa hal itu
hanyalah rekayasa Barat untuk menjatuhkan rezim Assad tak mendapat tanggapan
serius sekutu. Kendati Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) belum
memulai kerja mereka mencari fakta di lapangan, sekutu pimpinan AS mengklaim
memiliki informasi sahih tentang penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad.
Walaupun Rezim Assad pada masa
lalu pernah terbukti menggunakan senjata kimia terhadap kelompok oposisi,
tuduhan sekutu kali ini menimbulkan tanda tanya besar. Pertama, dalam
pertempuran di Ghouta Timur yang dimulai sejak 19 Februari, rezim Assad yang
dibantu serangan udara Rusia berada di atas angin.
Pada Maret, dua kelompok oposisi
yang berpengaruh di Ghouta Timur, yakni Ahrar al-Syam dan Faylaq al-Rahman,
menyerah. Tinggal kelompok Jais al-Islam yang bercokol di Douma masih
melakukan perlawanan. Namun, mereka pun akan segera menyerah. Terbukti,
mereka bersedia berunding dengan Rusia terkait dengan evakuasi mereka ke
Jarablus, Suriah utara.
Pada 7 April, hari terjadi
serangan senjata kimia, mereka menyerah. Itu menimbulkan pertanyaan,
mungkinkah rezim Assad menggunakan senjata kimia yang akan menimbulkan
kecaman, bahkan hukuman internasional, di saat kemenangan atas kelompok
oposisi sudah pasti akan diraih?
Kalaupun rezim Assad akan
menggunakan senjata kimia, seharusnya itu dilakukan pada awal pertempuran
yang cukup berat, ketika rezim harus menghadapi beberapa kelompok oposisi
sekaligus di Ghouta Timur. Assad juga mesti tahu bahwa penggunaan senjata
kimia akan mendapat respons keras dari AS dan sekutu mereka.
Tepat setahun lalu, AS melancarkan
serangan hebat ke Pangkalan Udara Shayrat, Provinsi Homs, saat ada serangan
senjata kimia di Kota Khan Shaikhun yang diduga dilakukan rezim Assad. Pada
Mei tahun lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan penggunaan
senjata kimia merupakan garis merah bagi Prancis.
Kedua, mayoritas korban dari
serangan senjata kimia di Douma ialah anak-anak dan perempuan. Padahal,
mereka berada di ruang bawah tanah. Memang sejak perang saudara pecah di
Suriah pada 2011, kebanyakan rumah tangga Suriah memiliki ruang bawah tanah
sebagai tempat berlindung dari serangan militer rezim Assad. Karena Ghouta
Timur, tempat bercokolnya Kota Douma, telah dikepung pasukan pemerintah sejak
2013, bahkan kawasan inilah yang pertama kali terpapar senjata kimia pada
lima tahun lalu, hampir pasti seluruh rumah di Ghouta Timur memiliki ruang
bawah tanah.
Namun, mengapa yang terpapar
senjata kimia justru anak-anak dan perempuan, dan bukan anggota pemberontak
bersenjata yang mestinya menjadi sasaran serangan? Ketiga, mengapa sekutu tak
mau menunggu hasil investigasi OPCW? Tampaknya serangan sekutu dan reaksi
Rusia memiliki banyak motif. Bagi Presiden AS Donald Trump, serangan ke
Suriah, di saat investigasi atas campur tangan Rusia untuk memenangkan Trump
dalam Pemilihan Presiden 2016 sedang berjalan, bertujuan memperlihatkan
kepada warga AS tentang sikap anti-Rusianya. Ini penting untuk menghapus
citranya sebagai sekutu Rusia. Bahkan, dengan serangan itu, Trump ingin
mempermalukan Putin dan memperlemah pengaruh global Rusia.
Itu juga penting untuk mengirim
pesan kepada Iran dan Korea Utara bahwa mereka tidak dapat mengandalkan
perlindungan Rusia. Bulan depan, rencananya Trump akan bertemu dengan
Presiden Korut Kim Jong-un dan diduga akan merusak perjanjian nuklir Iran.
Selain Tiongkok, Korut sangat mengandalkan dukungan Rusia dalam perundingan
denuklirisasi Semenanjung Korea. Iran juga berharap mendapat perlindungan
Rusia atas upaya Trump menghukum dan mengisolasi Iran.
Bagi Inggris, selain membantu AS,
itu bertujuan mempermalukan pemerintahan Putin yang bulan lalu dituduh
Inggris terlibat dalam upaya pembunuhan menggunakan zat kimia terhadap agen
ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Inggris. Akibat insiden itu,
Inggris dan Rusia saling mengusir puluhan diplomat masing-masing.
Sementara itu, Immanuel Macron
menghukum Suriah yang dipandang telah melanggar garis merah yang telah
ditetapkannya untuk mendongkrak peran global Prancis dan menaikkan dukungan
publik Prancis atas dirinya yang belakangan ini mengalami kemerosotan tajam.
Pemerintahan Putin sendiri bersuara keras menentang sekutu, bahkan dengan
ancaman tidak akan membiarkan serangan sekutu terhadap Suriah tanpa
konsekuensi, untuk mengalihkan perhatian publik Rusia atas krisis ekonomi
yang sedang dihadapi Rusia akibat sanksi AS dan sekutu Barat.
Serangan ke Suriah harus dilihat
sebagai serangan simbolis. Secara militer, yang tidak berdampak signifikan,
ditujukan kepada Assad. Namun, secara politik ditujukan kepada Putin.
Pertama, sekutu telah memberi tahu Rusia rencana serangan sehingga Rusia
dapat memberi aba-aba kepada rezim Suriah untuk mengosongkan tempat-tempat
yang akan jadi sasaran serangan.
Kedua, sekutu tidak menyerang
Pangkalan Udara Hmmaimim dan pangkalan angkatan laut di Tartus milik Rusia.
Tujuannya menghindari konflik militer terbuka dengan Rusia. Sekutu tidak
dapat menunggu hasil investigasi OPCW karena memakan waktu berbulan-bulan.
Itu akan menghilangkan momentum.
Rusia sendiri, kendati telah
mengancam Sekutu, tidak akan mengambil tindakan yang dapat berujung pada
konfrontasi militer. Namun, mungkin Rusia akan melakukan serangan simbolis
terhadap oposisi dukungan AS di Suriah demi menyelamatkan muka mereka sebagai
negara besar yang harus dihormati. ●
|
sekarang kalian bisa memainkan permainan seru
BalasHapusMainkan Poker Online di agens128
dengan minimal deposit hanya 10rb untuk Poker Online
dengan pelayanan cepat dan ramah dari cs kami :)
tunggu apa lagi segera bergabung bersama kami sekarang !!
Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / AGENS128
Line id : agens1288
WhatsApp : 085222555128
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www , SmsQQ , com
BalasHapusKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
bosku minat daftar langsung aja bosku^^