Alasan
Impor Pangan Pangeran Toba P Hasibuan ; Pembaca Kompas |
KOMPAS,
24 Maret
2021
Pada pembukaan Rapat Kerja Nasional
Kementerian Perdagangan (4/3/2021), Presiden Joko Widodo berharap masyarakat
bisa menjadi konsumen setia produk lokal. Namun, kementerian di bawahnya
justru akan mengimpor bahan pangan, beras, dan garam. Kementerian Perdagangan berencana impor 1
juta ton beras 2021, padahal saat ini petani sedang panen raya. Menurut Menteri Perdagangan, tujuan impor
untuk menjaga harga beras di pasaran. Sementara Direktur Bulog mengatakan
saat ini Bulog masih memiliki 275.811 ton beras impor 2018 yang tidak
terpakai. Syukurlah, pada rapat Komisi IV bersama
Menteri Pertanian, disimpulkan bahwa Komisi IV DPR menolak rencana impor
beras itu (Kompas, 19/3/2021). Batalnya rencana impor beras harus diikuti
langkah kementerian terkait untuk semakin meningkatkan produksi padi. Lampung
bisa menjadi contoh dengan kenaikan produksi padi 22,47 persen pada 2020
dibandingkan tahun sebelumnya. Lampung menjadi salah satu daerah surplus
beras, bisa memasok kebutuhan daerah lain. Kementerian Kelautan dan Perikanan juga
berencana mengimpor 3 juta ton garam 2021. Padahal, stok garam melimpah tidak
terserap pasar (Kompas, 16/3/2021). Menurut juru bicara Menteri Kelautan dan
Perikanan, harga garam impor jauh lebih murah daripada garam lokal. Sungguh kebijakan yang tidak berpihak
kepada nasib petani garam. Bukannya membuat kajian agar produk garam rakyat
bisa kompetitif dengan garam impor, mencari langkah inovasi atau perbaikan
yang bisa dilakukan. Indonesia adalah negara kedua dengan garis
pantai terpanjang di dunia, potensi besar untuk produksi garam. Mengapa ini
tidak menjadi titik perhatian? Mestinya kita menargetkan menjadi produsen
garam dunia. Seorang pejabat pemerintahan mengatakan,
persoalan impor adalah hal yang biasa. Benar, impor adalah hal yang biasa
dalam perdagangan. Namun, jika impor dilakukan saat produk lokal kita masih
mencukupi, berarti tidak menghargai kemandirian pangan. Kebijakan impor pangan seharusnya pilihan
terakhir jika produksi lokal tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kembangkan lumbung pangan lokal untuk kesejahteraan para petani kita. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar