Pentingnya
Pemerataan Vaksin Vegard Kaale ; Duta Besar Norwegia untuk Indonesia dan Timor Leste |
KOMPAS,
12 Maret
2021
Vaksin memberikan harapan, tetapi
distribusi yang tidak merata mengancam tertundanya akhir pandemi. Di sini
pula pentingnya mengapa kita tidak boleh melupakan masyarakat ekonomi lemah. Kedatangan vaksin Covid-19 yang aman dan
efektif memberikan harapan bagi masyarakat di seluruh dunia setelah setahun
yang penuh tantangan. Ia juga memberikan harapan bagi pemulihan ekonomi yang
berkelanjutan bagi segenap pemerintah dan perusahaan yang keuangannya
terpaksa mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta bagi
mereka yang secara mendadak kehilangan mata pencarian. Namun, peluncuran dan distribusi vaksin
yang tidak merata membuka jurang pemisah antara negara-negara maju dan
berkembang. Kesenjangan ini mengancam tertundanya akhir pandemi, yang
berpotensi menelan lebih banyak korban jiwa dan memperburuk tingkat kerusakan
ekonomi. Sementara itu, upaya vaksinasi terus
berlangsung di negara-negara maju dan di banyak negara berpenghasilan
menengah, sementara negara-negara dengan ekonomi menengah ke bawah tertinggal
di belakang, beberapa di antaranya bahkan belum memulai upaya ini. Kewajiban moral untuk memastikan bahwa
setiap orang memiliki akses terhadap vaksin—termasuk anggota masyarakat
ekonomi lemah di seluruh dunia yang sangat menderita akibat pandemi—sudah
jelas. Ini juga merupakan masalah kepentingan pribadi bagi negara-negara yang
mampu menyediakan vaksin bagi warganya. Munculnya sejumlah varian baru Covid-19
merupakan ancaman tersendiri bagi upaya vaksinasi di seluruh dunia. Sebuah studi oleh ICC Research Foundation
menemukan bahwa perekonomian global berpotensi merugi hingga 9,2 triliun
dollar AS jika tidak ada akses dan distribusi vaksin yang merata secara
global. Alasan ekonomi untuk berinvestasi guna
memperluas akses terhadap vaksin—di samping tes dan perawatan bagi yang
terkena Covid-19—telah sangat jelas. Kerja
sama multilateral Upaya vaksinasi yang sedang berlangsung
saat ini membutuhkan kerja sama multilateral yang erat dan tindakan yang
terkoordinasi agar berhasil. Terdapat mekanisme yang disepakati untuk
memastikan akses global yang merata terhadap vaksin, yang disebut dengan
Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A). Diluncurkan pada April 2020, ACT-A telah
membangun portofolio vaksin, tes, dan perawatan terbesar di dunia yang
diperlukan untuk mengatasi pandemi, di samping sistem pembelian canggih untuk
membawa vaksin tersebut ke tempat-tempat yang membutuhkannya. Tantangannya sekarang adalah memastikan
bahwa ACT-A dan Covax, pilar vaksin ACT-A, menerima pendanaan yang
diperlukan. Norwegia dan Indonesia merupakan dua negara
pendukung kuat ACT-A dan solidaritas global; Indonesia adalah salah satu
Ketua Covax Engagement Group, sementara Norwegia adalah salah satu Ketua
ACT-A Facilitation Council. Kedua badan tersebut bertujuan untuk menutup
celah pendanaan sedini mungkin. Sangat jelas perlunya diambil tindakan
segera. Inisiatif ACT-A mengharuskan kita untuk
mengupayakan pendanaan di luar skema konvensional. Norwegia telah
mengalokasikan sumber daya yang substansial untuk meningkatkan kesehatan
global dan memerangi pandemi. Lebih dari 500 juta dollar AS telah
diinvestasikan dalam ACT-A dan sekitar 150 juta dollar AS untuk mendukung
Covax demi tersedianya vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Minggu lalu, Covax memulai peluncuran
vaksin ke negara-negara seperti Pantai Gading dan Ghana, sementara Indonesia
akan menerima vaksin dalam beberapa bulan mendatang. Norwegia berkomitmen
untuk melanjutkan pendanaannya dan kami mengimbau segenap masyarakat untuk
bergabung dalam upaya ini. Bersama kita bisa mengakhiri pandemi! ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar