Mari Becermin dari Yunani (3)
Dahlan Iskan ;
Mantan CEO Jawa Pos
|
JAWA
POS, 11 Juli 2015
AKAL sehat akhirnya tidak kalah
oleh emosi. Tinggal dua jam dari batas waktu yang ditentukan, pemerintah
Yunani akhirnya memasukkan usulan konkret agar utang tahap tiga dari Uni
Eropa bisa didapat. Yunani akhirnya menyerah pada ultimatum Uni Eropa. Itu
sebenarnya seperti antiklimaks. Gegap gempita saat menyambut kemenangan ”No”
dalam referendum hari Minggu lalu seperti tidak ada artinya.
Inilah janji terbaru Yunani untuk
mendapat utang baru itu:
1). APBN dibuat tidak defisit
lagi. Tahun 2015 ini harus surplus 1 persen, tahun-tahun berikutnya menjadi 2
persen, 3 persen, dan 3,5 persen. (Ini berarti pendapatan harus naik dan
pengeluaran harus turun. Kebalikan dengan selama ini, pendapatan turun,
pengeluaran naik).
2). Pajak penjualan akan
dinaikkan. Mulai Oktober nanti. Pajak pertambahan nilai diseragamkan untuk
semua pembelian barang, termasuk makan di restoran.
3). Fasilitas pajak yang semula
untuk mengembangkan turisme di pulau-pulau Yunani dihapus. Kecuali pulau yang
amat terpencil. Yunani kedatangan 22 juta turis tiap tahun.
4). Pengeluaran untuk militer
dipotong Rp 2,5 triliun tahun ini, Rp 5 triliun tahun depan, dan seterusnya.
5). Pajak perusahaan dinaikkan
dari 26 persen menjadi 28 persen.
6). Petani tidak akan mendapat
pembebasan pajak dan tidak akan disubsidi.
7). Pajak untuk perkapalan
diberlakukan progresif berdasar besarnya kapal.
8). Pajak untuk kapal pesiar dan
mewah dinaikkan 10 sampai 13 persen, bergantung ukuran.
9). Sistem pensiun dirombak total.
(Pensiunan selama ini dibayar langsung dari kas negara seperti Indonesia 35
tahun lalu. Rata-rata pensiunan terima Rp 20 juta/bulan. Ada yang menerima Rp
40 juta. Sistemnya juga sangat memberatkan, pengeluaran untuk pensiunan bisa
melebihi pengeluaran untuk pegawai yang masih aktif. Sistem pensiun di Yunani
memang dinyatakan ketinggalan 20 tahun).
10). Untuk gaji pegawai
pemerintah, akan diberlakukan sistem baru yang didasarkan pada keterampilan,
performance, dan tanggung jawab. Bukan lagi sistem PGPS (pinter goblok
penghasilan sama).
11). Menerapkan strategi baru
untuk memberantas korupsi dimulai akhir bulan ini.
12). Hukum akan mengatur agar
keuangan partai politik lebih terbuka.
13). Menjauhkan pengusutan
kejahatan keuangan dari intervensi politik.
Dan banyak janji lagi.
”Usulan itu masuk akal dan bisa
dipegang,” komentar Presiden Prancis Hollande. Prancis adalah negara kedua
terbesar pemberi utang kepada Yunani setelah Jerman.
Selama ini, Yunani tidak pernah
mau melakukan itu. Maunya hanya penghasilan terus meningkat, hidup enak,
tidak perlu kerja keras, dan kalau uangnya tidak cukup berutang saja.
”Sebenarnya masih ada 329 hal yang
harus diketatkan di Yunani,” ujar seorang ahli keuangan internasional seperti
dikutip media Inggris. Itu kalau Yunani mau benar-benar memenuhi standar dan
peraturan yang berlaku di seluruh negara Uni Eropa. ”Bisa melaksanakan tiga
perempatnya saja sudah sangat baik,” katanya.
Mendengar komentar Hollande itu,
napas rasanya lebih longgar. Hari Minggu besok, ketika 28 kepala pemerintahan
Uni Eropa berkumpul untuk membuat keputusan, rasanya tidak sulit. Yunani akan
ditolong sekali lagi.
Bahwa Perdana Menteri Alexis
Tsipras terkesan menyerah kalah, apa boleh buat. Rakyat Yunani sendiri
sebenarnya terkejut ketika ternyata yang mereka inginkan terkabul: ”No”
menang. Yang berarti menolak syarat-syarat utang baru Uni Eropa. Banyak yang
berkomentar kaget: Lho, kok menang! Mereka, seperti pada zaman dulu, memang
ingin sekali menunjukkan perlawanan kepahlawanan kepada Jerman. Mereka begitu
gembira ketika ”No” menang di referendum. Tapi, sesaat setelah merayakan
kemenangan itu, sebenarnya mereka langsung tertegun: Setelah menang ini,
harus bagaimana? Dapat uang dari mana?
Mula-mula Yunani mencoba mengulur
waktu. Hanya usulan mengambang yang dimasukkan ke Uni Eropa. Disertai pidato
yang sangat bagus dari Alexis. Tapi, yang mendengarkan pidato itu orang
pinter semua. ”Manana, manana,” komentar mereka yang berarti sama dengan
tidak ada isinya. ”Ini sudah bukan zamannya pidato,” komentar yang lain. ”Ini
tinggal menghitung hari. Bukan minggu atau bulan, apalagi tahun. Mengapa
masih pidato-pidato?”
Uni Eropa tetap keras. Kalau
sampai batas waktu Kamis malam usulan konkret tidak diserahkan, tidak akan
ada miliar-miliar euro untuk Yunani.
Yunani sebenarnya masih akan terus
main layang-layang. Usulan baru itu masih akan dibicarakan di DPR.
Dijadwalkan DPR membahasnya Jumat. Berarti sudah di luar batas waktu.
Uni Eropa tidak mau mengubah batas
waktu. Kamis malam harus masuk. Ini karena harus ada waktu dua hari (Jumat
dan Sabtu) untuk dipelajari oleh para menteri keuangan di seluruh Uni Eropa.
Agar Minggu bisa diputuskan oleh 28 kepala pemerintahan yang sudah siap berkumpul
di Brussel.
Syukurlah kalau Yunani tetap
memenangkan akal sehat. Semua yang ingin hidup makmur harus mau menderita
dulu. Syukurlah, nasib rakyat tidak diperjudikan. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar