Selamat
Hari Guru Nasional & Sejarah Ki Hajar Dewantara-Taman Siswa Iswara
N Raditya : Jurnalis Tirto.id |
TIRTO.ID, 25 November 2022
Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25
November untuk memberikan penghargaan terhadap guru atas jasanya dalam dunia
pendidikan. Selamat Hari Guru Nasional patut disematkan kepada seluruh kaum
pendidik di negeri ini. Berbicara soal pendidikan, jangan lupakan pula
peran Ki Hajar Dewantara yang berjuang melalui jalan pendidikan bersama Taman
Siswa yang didirikannya. Maka tak heran jika pahlawan nasional asal
Yogyakarta itu dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional. Hari Guru Nasional (HGN) merujuk pada hari
kelahiran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang tercetus dalam
Kongres Guru Indonesia di Surakarta pada 24-25 November 1945. Selain Hari Guru Nasional, Indonesia juga punya
Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei. Asal-usul
peringatan Hardiknas ini mengambil hari kelahiran Soewardi Soerjaningrat
(ejaan baru: Suwardi Suryaningrat) atau yang nantinya dikenal sebagai Ki
Hajar Dewantara. Profil Ki
Hajar Dewantara Ki Hajar Dewantara lahir tanggal 2 Mei 1889
dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ia berasal dari keluarga
Kadipaten Pakulaman di Yogyakarta yang merupakan salah satu kerajaan pecahan
Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan
Kadipaten Mangkunegaran. Kiprah Soewardi Soerjaningrat semasa muda cukup
frontal dalam menentang atau mengkritisi pemerintahan kolonial Hindia
Belanda. Pendiri Indische Partij (IP) bersama Tjipto Mangoenkoesoemo dan
Ernest Douwes Dekker ini bahkan pernah diasingkan ke Belanda sejak 1913
hingga 1919. Sepulangnya ke tanah air, Soewardi Soerjaningrat
masih sering berurusan dengan aparat kolonial sehingga kerap keluar-masuk
penjara lantaran aksi dan tulisan-tulisannya yang dianggap terlalu berani. Hingga akhirnya, atas saran istrinya, Sutartinah,
dan setelah melalui pertimbangan matang, Soewardi Soerjaningrat memutuskan
berjuang dengan jalan lain, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa lewat
pendidikan. Maka, pada 3 Juli 1922, Soewardi Soerjaningrat
mendirikan Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa atau Perguruan Taman
Siswa di Yogyakarta. Cita-cita Taman Siswa adalah untuk membahagiakan bangsa
dan manusia serta merupakan panggilan nurani untuk ikut memajukan kehidupan
bangsa. Soewardi Soerjaningrat menawarkan gagasan untuk
pendidikan nasional. Jadilah Taman Siswa sebagai tonggak awal kebangkitan
masyarakat terpelajar bumiputera yang mempelopori kebangkitan rakyat melawan
kolonialisme. Tanggal 3 Februari 1928, Soewardi Soerjaningrat
resmi mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara. Sementara sang istri,
Sutartinah, juga mengikuti jejaknya dengan berganti nama menjadi Nyi Hajar
Dewantara. Profil
Taman Siswa Ki Hajar Dewantara sempat kembali berurusan
dengan pemerintah kolonial lantaran diterapkannya Ordonansi Sekolah Liar pada
1932 yang membatasi gerak Taman Siswa. Namun, Ki Hajar Dewantara tetap
berjuang dan lolos dari aturan yang merugikan aktivitas pendidikan non-kolonial
itu. Taman Siswa berkembang pesat. Memasuki dekade
1940-an, perguruan ini sudah mendirikan 166 sekolah yang tersebar di berbagai
daerah di Indonesia dan memiliki lebih dari 11 ribu murid. Konsep pendidikan yang dirumuskan Ki Hajar
Dewantara dan dipraktikkan melalui Taman Siswa diarahkan pada tujuan
nasionalisme, semangat perjuangan, dan kerakyatan menghadapi kolonialisme. Setelah Indonesia merdeka, Presiden Sukarno
menunjuk Ki Hajar Dewantara untuk menjabat sebagai Menteri Pengajaran sejak 2
September 1945. Ki Hajar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta pada 2 April
1959 dalam usia 70 tahun. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menetapkan
Soewardi Soerjaningrat sebagai pahlawan nasional serta menyematkan gelar
Bapak Pendidikan Nasional. Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara pun diperingati
sebagai Hari Pendidikan Nasional. ● Sumber :
https://tirto.id/selamat-hari-guru-nasional-sejarah-ki-hajar-dewantara-taman-siswa-f7ou |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar