Haedar Nashir: Fokus
Digitalisasi, Tingkatkan Internasionalisasi Ilham Safutra : Wartawan Jawa Pos |
JAWA POS, 21 November 2022
Haedar Nashir
kembali terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah periode 2022–2027 pada
muktamar ke-48 di Solo. Apa saja agenda yang akan dilakukan lima tahun
mendatang? Berikut wawancara dengan guru besar sosiologi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu. Setelah terpilih sebagai ketua umum PP Muhammadiyah, apa saja
yang akan Anda lakukan? Kami tentu
akan menggelar rapat-rapat. Kami akan membentuk majelis, lembaga, dan biro.
Kami sangat serius membuat program kerja. Program itu akan diterjemahkan
dalam kebijakan yang terukur. Kami membutuhkan konsinyering dalam membahas
itu semua. Lebih dari itu, kami akan menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Abdul Mu’ti kembali mendampingi Anda sebagai sekretaris umum.
Seperti apa sosok Mu’ti di mata Anda? Kami sudah
bersama selama tujuh tahun dan akan bersama lagi lima tahun ke depan. Pak
Mu’ti itu orangnya lincah dan bisa guyon maton. Sehingga PP
Muhammadiyah itu santai, cair, tapi juga produktif. Bahkan, Pak Mu’ti
menyusun buku humor. Mudah-mudahan apa yang sudah kami lakukan selama periode
2015–2022 dapat kami perbaiki pada masa-masa yang akan datang. Bagaimana pendapat Anda terkait usulan penambahan anggota PP
Muhammadiyah? Hal tersebut
akan ditentukan melalui sidang pleno yang akan dilakukan PP Muhammadiyah
terpilih. Kami akan bersidang pleno apakah peluang yang diberikan oleh AD/ART
untuk menambah itu (PP) mau kita gunakan atau tidak. Ya, tentu demi
kemaslahatan, tentu juga akan ditambah. Tapi tergantung pada keputusan pleno
itu, bisa menambah bisa tidak. Kami tidak bisa mendahului pleno. Setelah muktamar selesai, apakah struktur Muhammadiyah di bawah
juga akan melakukan musyawarah-musyawarah? Kepemimpinan
kami ke depan harus mampu mendinamisasi seluruh gerakan kepemimpinan secara
nasional, yang insya Allah setelah muktamar ini akan diikuti musyawarah
wilayah, daerah, cabang, dan ranting. Ini kami jadwal sedemikian rupa
sehingga dalam tiga bulan ke depan semua permusyawaratan sudah selesai. Tahun politik semakin dekat. Bagaimana relasi Muhammadiyah
dengan politik pada pesta demokrasi 2024 mendatang? Mengenai sikap
Muhammadiyah terkait tahun depan yang sudah memasuki tahun politik,
sebagaimana hukum dinamika, kami akan terus melakukan relasi kebangsaan dalam
bidang ekonomi, budaya, keagamaan, dan politik. Bahwa ada tekanan pada relasi
politik kebangsaan tentu, karena kami ini ormas, lalu ada partai politik,
TNI/Polri. Saya pikir itu positif dan jadi agenda yang akan kami lakukan.
Tapi, lebih dari itu, memberi manfaat terbaik bagi negara dan kemanusiaan
universal. Bagaimana Muhammadiyah mengembangkan sistem digitalisasi untuk
kemajuan persyarikatan? Proses
digitalisasi menjadi penting, satu paket dengan gerakan literasi Muhammadiyah
untuk mencerdaskan, memajukan, dan mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan
kemanusiaan semesta. Muhammadiyah penting secara masif dan terstruktur masuk
ke era digitalisasi, baik dalam pengelolaan organisasi dan administrasi
maupun dalam publikasi dan pengembangan aktivitas. Gerak tablig
Muhammadiyah bahkan wajib hukumnya melalui proses digitalisasi. Para mubalig juga
penting adaptif dan piawai menggunakan teknologi digital. Para pimpinan
Muhammadiyah di seluruh tingkatan dan lingkungan juga dituntut memasuki
proses digitalisasi. Bukan menjadi konsumen, tetapi menjadi aktor dan
produsen. Muhammadiyah gencar melakukan internasionalisasi. Bagaimana
mengembangkan program tersebut ke depan? Program
internasionalisasi akan terus ditingkatkan sehingga ke depan Muhammadiyah
semakin membuana dengan amal usaha dan pemikiran-pemikiran yang dikenal di
ranah global. Peran ini dapat dilaksanakan secara institusional atau
kelembagaan sehingga memiliki kekuatan lebih luas dan kontinuitas bagi
kemajuan Muhammadiyah. Penerjemahan buku-buku, pemikiran-pemikiran resmi, dan
publikasi aktivitas Muhammadiyah ke dalam berbagai bahasa internasional harus
menjadi satu paket dengan digitalisasi dan internasionalisasi Muhammadiyah. Peran PCIM dan organisasi
sister dapat dioptimalkan dalam agenda strategis yang penting tersebut.
Lebih-lebih Muhammadiyah memiliki 173 perguruan tinggi yang selama ini akrab
dengan dunia digital dan relasi internasional. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar