Sabtu, 15 Mei 2021

 

Belajar dari India, Dunia Arab Terapkan ”Lockdown” Saat Idul Fitri

Musthafa Abd Rahman ;  Wartawan Kompas dari Kairo, Mesir

KOMPAS, 14 Mei 2021

 

 

                                                           

Tsunami Covid-19 di India tampaknya membuat banyak pemimpin Arab segera belajar dari kasus itu. Para pemimpin Arab pun mengumumkan lockdown menjelang dan saat Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19 agar kasus seperti di India tidak terjadi di negara-negara Arab.

 

Keberhasilan media dan pengamat kesehatan membangun narasi tentang kengerian lonjakan kasus Covid-19 di India yang sudah tak terkendali lagi membuat ketakutan para pemimpin dan masyarakat Arab akan kemungkinan menjalarnya varian baru Covid-19 yang berkembang di India ke dunia Arab.

 

Menurut Worldometers, kasus positif Covid-19 di India hingga hari Rabu (12/5/2021) mencapai 23.340.938 kasus, sebanyak 254.225 orang meninggal dan 19.382.642 orang dinyatakan sembuh.

 

Apalagi, faktor utama terjadinya tsunami Covid-19 di India adalah dibukanya kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan massa secara masif, seperti diizinkannya aktivitas ritual keagamaan Hindu yang melibatkan jutaan orang dengan mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu, juga dibukanya kembali berbagai aktivitas bisnis dan menyelenggarakan pemilihan umum.

 

Kebijakan keliru dari Pemerintah India dengan membuka kembali kegiatan yang mengundang kerumunan massa itu setelah terjadinya penurunan cukup signifikan penyebaran Covid-19 pada awal Maret lalu. Mereka percaya diri mampu mengendalikan penyebaran Covid-19.

Belajar dari India tersebut, para pengamat kesehatan di dunia Arab memberikan peringatan keras kepada pemerintah di negara-negara Arab agar jangan lalai saat menghadapi Idul Fitri yang juga sarat dengan ritual keagamaan dan budaya. Jika pemerintah lengah dengan mengizinkan ritual Idul Fitri dengan segala bentuk perayaannya, sangat terbuka kemungkinan tsunami Covid-19 di India akan terjadi juga di dunia Arab.

 

Seperti dimaklumi, setiap Idul Fitri di dunia Arab ada penyelenggaraan shalat Idul Fitri di lapangan dan masjid yang mengundang kerumunan ribuan orang. Ada pula tradisi berwisata ke taman-taman, pantai, dan tempat hiburan lainnya. Ada juga tradisi saling bersilaturahmi antara anggota keluarga dan sahabat dekat.

 

Inilah yang mendorong para pemimpin Arab menjadi sangat hati-hati dan mengeluarkan kebijakan lockdown, baik terbatas maupun total, dalam menyambut Idul Fitri. Maka, Mesir, Tunisia, Maroko, Irak, dan Lebanon menerapkan lockdown terbatas menjelang dan saat Idul Fitri tahun ini.

 

Pemerintah Mesir pada 5 Mei 2021 mengumumkan pembatasan gerakan masyarakat yang dimulai dari 6 Mei hingga 21 Mei dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

 

Pembatasan gerakan masyarakat tersebut berupa pembatasan operasionalisasi toko, mal, kafe, bioskop, dan teater hingga pukul 21.00 dengan pengecualian layanan antar (delivery). Selain itu, semua tempat wisata seperti pantai, taman-taman, dan tempat hiburan umum ditutup serta kegiatan kerumunan dalam bentuk apa pun dilarang, seperti pesta dan perayaan.

 

Pemerintah Mesir juga membatasi pelaksanaan shalat Idul Fitri di masjid-masjid tertentu yang sebelumnya telah mendapat izin untuk menyelenggarakan shalat Jumat dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat. Menurut Worldometers, kasus positif Covid-19 di Mesir hingga hari Rabu (12/5/2021) mencapai 239.740 kasus, sebanyak 14.033 orang meninggal dan 178.241 orang dinyatakan sembuh.

 

Tunisia juga mengumumkan lockdown terhitung mulai 9 Mei hingga 19 Mei 2021, termasuk saat Idul Fitri, untuk mencegah penyebaran Covid-19. Toko-toko dan kafe-kafe di sepanjang Jalan Habib Bourguiba yang merupakan pusat bisnis di kota Tunis ditutup sejak Minggu (9/5/2021).

 

Pemerintah Tunisia juga membatasi gerakan lalu lintas dari kota ke kota dan dari provinsi ke provinsi. Semua bentuk aktivitas yang mengundang kerumunan massa juga dilarang keras, seperti pesta dan perayaan. Bahkan, pemerintah meminta warga Tunisia tidak keluar rumah kecuali untuk kepentingan darurat.

 

Menurut Worldometers, kasus positif Covid-19 di Tunisia hingga Rabu (12/5/2021) mencapai 322.998 kasus, di antaranya 11.556 orang meninggal  dan 281.554 orang dinyatakan sembuh. Pemerintah Maroko telah mengumumkan pelaksanaan darurat kesehatan hingga 10 Juni 2021. Selama pelaksanaan darurat kesehatan tersebut, pemerintah menerapkan jam malam mulai pukul 20.00 sampai pukul 06.00. Semua toko, kafe, dan pusat perbelanjaan harus ditutup mulai pukul 19.00, kecuali apotek yang diizinkan tetap buka.

 

Pemerintah Maroko juga mengumumkan melarang semua kegiatan masyarakat yang mengundang kerumunan massa saat Idul Fitri. Pemerintah akan menutup tempat-tampat publik, seperti taman-taman, pantai, dan tempat hiburan selama Idul Fitri. Menurut Worldometer, kasus positif Covid-19 di Maroko hingga Rabu (12/5/2021) mencapai 514.164 kasus, di antaranya 9.083 orang meninggal dan 501.404 orang dinyatakan sembuh.

 

Pemerintah Lebanon mengumumkan pula menerapkan lockdown selama Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebelum ini, Lebanon sudah sering melaksanakan lockdown, tetapi dalam waktu yang terbatas.

 

Lebanon telah melaksanakan lockdown dari 3 April hingga 6 April 2021 dan pada akhir Maret lalu. Pemerintah setempat menutup semua tempat umum, seperti pantai, taman-taman, dan lapangan selama Idul Fitri. Menurut Worldometer, jumlah positif  Covid-19 di Lebanon mencapai 533.685 orang, di antaranya 7.527 orang meninggal dan 489.319 orang dinyatakan sembuh.

 

Irak mengumumkan pula penerapan lockdown mulai 12 Mei atau bersamaan dengan Idul Fitri selama 10 hari. Pemerintah Irak akan menerapkan jam malam selama Idul Fitri untuk mencegah penyebaran Covid-19. Penyelenggaraan segala bentuk perayaan Idul Fitri yang mengundang kerumanan massa juga dilarang.

 

Irak sempat mengalami lonjakan signifikan positif Covid-19 pada April lalu hingga mencapai 8.000 kasus positif Covid-19 per hari. Menurut Worldometer, jumlah positif Covid-19 di Irak hingga Rabu (12/5) mencapai 1.122.914 orang, di antaranya 15.834 orang meninggal dan 1.018.167 orang dinyatakan sembuh.

 

Negara-negara Arab Teluk, seperti Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, juga melakukan pengetatan gerakan masyarakat selama Idul Fitri. Negara-negara Arab Teluk tersebut melarang penyelenggaraan segala bentuk perayaan Idul Fitri yang mengundang kerumunan massa.

 

Bersamaan dengan itu, negara-negara Arab Teluk terus mempercepat pelaksanaan vaksinasi terhadap penduduknya sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19 di negara-negara tersebut.

 

Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Kamis (6/5/2021), mengklaim telah melakukan vaksinasi lebih dari 10 juta penduduk dari sekitar 34 juta jiwa keseluruhan penduduk negara itu.

 

Arab Saudi kini berlomba dengan waktu mengejar target segera melakukan vaksinasi minimal 70 persen dari penduduknya sehingga mencapai tingkat keamanan dari serangan Covid-19 menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Worldometers, jumlah positif Covid-19 di Arab Saudi hingga Rabu (12/5) mencapai 429.369 orang, di antaranya 7.098 orang meninggal dan 412.102 orang dinyatakan sembuh.

 

Pelaksanaan lockdown atau pembatasan aktivitas masyarakat pada saat Idul Fitri di negara-negara Arab itu sesungguhnya adalah perpanjangan dari pembatasan aktivitas masyarakat pada bulan Ramadhan. Banyak tradisi dalam bulan Ramadhan yang harus ditinggalkan demi penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

 

Inilah lockdown baik total atau terbatas yang menjadi pilihan negara-negara Arab menjelang dan saat Idul Fitri agar kesalahan fatal di India tidak terulang di dunia Arab. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar