Foto-Foto Tokoh Idola
Azrul Ananda ; Dirut Jawa Pos Koran
|
JAWA POS, 10 Juni 2015
Hampir semua orang
punya poster/foto/tempelan tokoh idola di dinding/meja ketika muda atau
sampai sekarang. Punya alasan kenapa memilih orang itu?
***
Di tembok kamar saya
waktu muda, banyak hiasannya. Waktu SMP di Surabaya, dinding kamar saya dicat
kuning dengan garis hijau dan hitam/biru gelap. Sama dengan corak warna helm
pembalap legendaris Ayrton Senna.
Ketika kuliah, lebih
variatif. Poster gambar artis cewek, pasti. Siapa? Rahasia. Dan gambarnya
memang agak seksi, wkwkwkwk… Diambil dari cover majalah, yang di dalamnya ada
pose dia tidak pakai banyak helai.
Plus, ada gambar yang
lain-lain. Tapi, yang paling penting mungkin tempelan foto/kartu pos yang ada
di meja. Sebab, mereka bukan sekadar tokoh idola. Mereka juga melambangkan
hal-hal tertentu.
Ada Ayrton Senna,
Steve Jobs, Albert Einstein, Yoda, dan Darth Maul.
Senna? Tidak perlu
dijelaskan lagi. Sudah pernah saya tulis mendetail di Happy Wednesday edisi
16. Di deretan itu, dia melambangkan ambisi dan kerja keras seseorang dalam
meraih kesempurnaan.
Steve Jobs? Ketika
sang legenda meninggal beberapa tahun lalu, saya menulis catatan tentang dia.
Kalau mau baca, bisa ikuti link ini dari Jawa Pos edisi Jumat, 7 Oktober
2011.
Di deretan itu, dia
melambangkan kreativitas dan visi. Menginspirasi untuk berani berpikir
berbeda dan melakukan perubahan.
”Kreativitas hanyalah
menyambungkan satu hal dengan yang lain. Ketika Anda tanya orang kreatif
bagaimana mereka melakukannya, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka
tidak benar-benar melakukannya. Mereka hanya melihat sesuatu. Dan itu bisa
mereka lihat karena mereka mampu menyambungkan pengalaman-pengalaman yang
mereka miliki, lalu meracik hal baru,” kata Jobs soal topik kreativitas.
Albert Einstein? Terus
terang, saya juga merasa agak aneh memasang kartu pos dia di deretan ini.
Saya melihatnya di sebuah toko, menyukainya, lalu membelinya. Dan kemudian
menempelnya bersama tokoh-tokoh lain itu.
Kebetulan mungkin saya
penggemar Meg Ryan, dan dia pernah main film romantic comedy berjudul I.Q.,
yang di dalamnya ada Einstein ikut ”meracik cinta” karakter Ryan dengan
karakter Tim Robbins. Einstein diperankan Walther Matthau.
Yang pasti, Einstein
mungkin adalah orang terpintar di dunia. Saya tak tahu dan tak begitu peduli
teori-teori dia apa saja, tapi saya suka kutipan-kutipannya.
”Orang yang tidak
pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal-hal
baru.” Itu salah satunya.
Dan belakangan saya
sadar, Einstein punya kutipan terkenal yang sesuai dengan hobi terbaru saya,
bersepeda: ”Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan,
kita harus terus bergerak.”
Dua yang terakhir?
Ketahuan deh kalau saya penggemar Star Wars. Dan dulu pernah menulis di Jawa
Pos pengalaman saya antre berjam-jam pada 1999 untuk membeli tiket Star Wars
Episode I: The Phantom Menace. Kemudian dapat tiket nonton bioskop jam 7
pagi!
Ada banyak karakter
keren dan imajinatif di serial Star Wars. Yang paling saya suka dan saya
koleksi mainan/pernak-perniknya adalah Yoda.
Tokoh mungil berkulit
hijau itu tampak lemah, tapi dia adalah Jedi (semacam Pandawa-nya Star Wars)
yang paling hebat. Gurunya para Jedi. Jangan pernah menilai seseorang dari
ukuran badannya!
Yoda adalah yang
paling kuat, tapi juga paling bijak. Mungkin, di deretan itu, dia
melambangkan kebijakan.
Darth Maul?
Di kisah Star Wars,
Darth Maul adalah seorang Sith (Kurawa-nya Star Wars). Salah satu wakil sisi
kegelapan. Di Episode I, terus terang dia tidak nongol banyak. Tapi, dia
punya senjata paling keren (double-bladed lightsaber) dan penampilan paling
keren (wajah merah bertato dengan sederetan tanduk di kepala).
Adegan pertarungan
Darth Maul melawan Qui-Gon Jinn dan Obi-Wan Kenobi mungkin hanya sepuluh
menit. Namun, itu adalah adegan yang super superkeren. Saya nonton di bioskop
empat kali hanya untuk melihat sepuluh menit ajaib itu.
Saking sukanya dengan
Darth Maul, hampir semua mainannya saya punya. Replika pedangnya saya punya.
Dan waktu kuliah itu, poster besar badan utuhnya menghiasi dinding ruang tamu
apartemen saya.
Ada juga sebuah bust
(patung kepala) yang bisa dibuka menjadi tempat kue, yang sangat realistis.
Saya pasang di atas lemari, menghadap tempat tidur saya.
Lucu, ketika ibu saya
datang berkunjung dan tidur di kamar saya (saya pindah ke sofa), dia selalu
minta supaya patung kepala itu dibalik menghadap tembok. Wkwkwkwkwk…
Mengapa ada Darth Maul
di situ? Well, harus ada sisi jahat untuk melengkapi sebuah karakter, bukan?
Dan kalau harus jadi jahat, jadilah kesatria yang keren dengan gaya yang
superkeren pula!
***
Siapa tokoh idola yang
gambarnya menempel di dinding/meja Anda? Belakangan, saya sering agak tersipu
malu. Banyak teman atau kenalan yang memajang foto ayah saya, baik itu di
rumah atau minimal di status BBM-nya.
Saya bilang ke mereka:
Saya juga punya foto dia. Tapi, itu namanya bukan tokoh idola. Itu foto
keluarga. Wkwkwkwk…
Tentu saja saya
bangga, ayah saya jadi idola banyak orang. Dan mungkin karena gengsi pribadi
saya saja, saya tidak mau mengaku bahwa saya mengidolakan ayah sendiri.
Orang ini hidupnya
benar-benar melampaui segala batas. Saat kecil hidup sangat susah, lalu mampu
menjadi seperti sekarang serta memberi kebahagiaan dan kenyamanan bagi
keluarganya.
Tuhan juga
memberkahinya dengan kondisi fisik yang Superman. Tidak banyak orang yang
bisa hidup puluhan tahun hanya dengan tidur empat jam sehari. Tidak banyak
yang bisa selamat setelah menghadapi ancaman kesehatan begitu hebat. Lebih
sedikit lagi yang setelah selamat justru bekerja lebih keras lagi
mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan orang banyak.
Dan di saat masalah
melanda, dia bisa begitu tenang, begitu dingin. Dia berbicara kepada kami
sebagai keluarga, tapi tidak mau bertele-tele dan membuat kami (khususnya
ibu) ikut terganggu.
Tentu saja apa saja
yang dia ucapkan tidak bisa saya tulis di sini. Tapi, yang jelas, dia membuat
kami makin bangga.
Andai waktu muda dulu
saya sudah sadar betapa hebatnya ”Abah”, mungkin saya tidak perlu foto Senna,
Jobs, Einstein, Yoda, dan Darth Maul… Cukup foto keluarga saja… ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar