Senin, 07 September 2015

Gejolak Politik Serumpun

Gejolak Politik Serumpun

Ahmad Sahidah  ;  Dosen Filsafat dan Etika Universitas Utara Malaysia
                                               KORAN TEMPO, 04 September 2015

                                                                                                                                                           
                                                                                                                                                           

Demonstrasi Bersih 04 telah berakhir. Namun media cetak masih mengulas unjuk rasa yang jauh hari sebelumnya dinyatakan ilegal itu. Apalagi di media sosial, riuh-rendah peristiwa tuntutan baju kuning, Najib mundur,  masih bertebaran. Tentu, kita patut mengacungkan jempol kepada peserta dan pihak keamanan yang sama-sama bisa menahan diri hingga bentrokan dapat dielakkan. Namun dinamika politik yang perlu dicermati adalah perpecahan di kalangan internal pemerintah yang berkuasa.

Sebelum Maria Chin Abdullah memimpin massa memenuhi jalanan Ibu Kota, Muhyiddin Yassin, Wakil Perdana Menteri, dipecat. Tindakan keras Mohammad Najib ini di luar dugaan banyak orang. Meskipun banyak keraguan terhadap langkah ini, akhirnya Wakil Presiden UMNO (United Malays National Organization) itu dicopot sebagai pejabat nomor dua dalam pemerintahan. Kenyataan ini membuktikan bahwa Najib tidak bisa diam lagi. Dengan mengangkat Ahmad Zahid Hamidi sebagai pengganti Muhyiddin, Najib merasa lebih nyaman karena yang bersangkutan adalah sekretaris pribadi anak perdana menteri kedua Malaysia tersebut  ketika menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga. 

Tak hanya Muhyiddin, empat menteri dan wakil menteri juga dilengserkan. Mohd. Shafie Apdal dicopot sebagai Menteri Kemajuan Luar Bandar dan Wilayah, karena ia juga lantang bersuara ihwal 1MDB (1Malaysia Development Berhad). Sebenarnya, untuk kesekian kalinya Muhyiddin telah menyuarakan keprihatinannya terhadap BUMN Malaysia ini. Sehari sebelum pencopotan, kantor perdana menteri meminta siapa pun, termasuk wakilnya, untuk tidak mengungkit masalah tersebut ke publik hingga pemeriksaan Public Account Committee selesai.

Tak seperti pelengseran sebelumnya, pada zaman Abdullah Badawi, Muhyiddin berhasil menyuarakan seruan Tun Mahathir agar perdana menteri kelima tersebut mundur. Tapi, berbeda dengan pendahulunya, Najib sadar bahwa Mahathir masih mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan UMNO, baik di tingkat elite maupun akar rumput. Tak pelak, ia segera mengokohkan posisinya di partai terbesar ini. Karena itu, mantan Menteri Pendidikan ini menunda pemilihan pimpinan UMNO dari pusat hingga daerah untuk melakukan konsolidasi dan persiapan pemilihan umum ke-14. Hal serupa juga pernah dilakukan Tun Mahathir sebagai cara meredam krisis politik pasca-pemecatan Anwar Ibrahim.

Setelah Wall Street Journal memaparkan skandal 1MDB, tekanan khalayak terhadap Najib makin besar. Meskipun telah dibentuk tim untuk memeriksa kasus ini, khalayak luas masih ragu terhadap ketulusan pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini. Padahal, dalam tim tersebut, kedua kuasa politik sama-sama mempunyai wakil, seperti Nor Jazlan Mohamed, anggota DPR dari UMNO; dan Tony Pua dari wakil partai oposisi, Democratic Action Party (DAP). Mengingat Jazlan ditetapkan sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri dalam kabinet baru, penyelesaian laporan 1MDB ditunda.

Tentu, tantangan paling berat adalah memastikan dukungan UMNO Johor terhadap Najib. Daerah asal Muhyiddin tersebut dikenal sebagai konstituen tradisional UMNO karena partai berlambang keris berlatar warna merah-putih ini lahir di sini. Lagi pula, Muhyiddin masih menduduki jabatan Wakil Presiden UMNO hingga pemilihan mendatang. Hanya, dengan pelantikan Ahmad Zahid Hamidi sebagai orang nomor dua, politikus berdarah Yogyakarta ini bisa mengalahkan Muhyiddin. Dalam psikologi politik, pemegang jabatan tinggi cenderung didukung pengurus partai.

Justru, tantangan terbesar pemerintah sebenarnya adalah mendapat dukungan rakyat secara keseluruhan. Kenaikan harga barang akibat pemberlakuan pajak barang dan jasa telah menyebabkan daya beli masyarakat turun. Untungnya, langkah sigap pemerintah sebelumnya berupa pemberian Bantuan Rakyat 1 Malaysia (BR1M)-semacam Bantuan Langsung Tunai (BLT)-membantu warga untuk bernapas lega. Selain itu, banyak ikhtiar pemerintah yang lain untuk meringankan beban rakyat, seperti mendirikan Kedai Rakyat 1 Malaysia (KR1M), tempat orang ramai bisa membeli kebutuhan sehari-hari  dengan harga terjangkau; dan Klinik 1 Malaysia (K1M), tempat warga berobat dengan hanya membayar uang pendaftaran RM 1.

Sejauh ini, Najib berhasil melakukan konsolidasi di kalangan internal UMNO, sehingga  perdana menteri keenam ini tidak akan risau terhadap upaya seteru untuk mendongkel kedudukannnya sebagai pemimpin tertinggi partai. Selain itu, dukungan penuh dari partai koalisi, yaitu Malaysian Chinese Association dan Malaysian Indian Congress, akan makin mengokohkan Barisan Nasional sebagai pemerintah yang sah. Apalagi, tak seperti era ketika Anwar Ibrahim dicopot dari jabatannya sebagai orang nomor dua dalam pemerintahan, Muhyiddin tidak banyak mendapatkan dukungan dari rakyat sehingga  gerakan demonstrasi besar-besaran terhadap Mahathir tak berlaku pada Najib. Satu hari setelah pemecatan, rumah Anwar di Segambut disemuti oleh masyarakat luas.

Tak hanya itu, perpecahan koalisi Pakatan Rakyat menjadikan Barisan Nasional tak tergoyahkan. Seruan Lim Kit Siang, politikus gaek oposisi, untuk menyelamatkan Malaysia seraya meminta Mahathir bergabung; dan ajakan Husam Musa, politikus ternama, untuk membentuk pemerintahan transisi, menemui jalan buntu, mengingat Partai Islam se-Malaysia (PAS) telah memutuskan tahaluf siyasi (kerja sama politik) dengan DAP. Bagaimanapun, pendukung PAS-lah-setelah Fadzil Noor menemui Anwar-yang paling banyak turun ke jalan untuk menggelorakan tuntutan reformasi melalui Majlis Gerakan Keadilan Rakyat Malaysia (Gerak). Terbukti, Bersih 04 tak banyak melibatkan dukungan orang Melayu, seperti aksi turun jalan seri Bersih 1-3. 

Selain itu, tantangan yang tidak bisa dipandang remeh adalah pemaparan media asing terhadap pemerintah Najib. Setelah Wall Street Journal Amerika mengungkapkan aliran dana 1MDB yang patut dicurigai, The Age Australia melaporkan penggelembungan pembelian gedung oleh Majlis Amanat Rakyat (Mara), badan di bawah Kementerian Pembangunan Usahawan. Betapapun kasus keduanya telah diperiksa secara cermat atas perintah Najib, berita lain menyusul bahwa majalah Time menasehati Obama untuk menjauhi Najib dengan lima alasan, di antaranya ihwal 1MDB, Anwar Ibrahim, dan Hudud. Apa pun serangan media, jika badan pemeriksa menyatakan Najib bersih dari pelbagai tuduhan, politikus berdarah Bugis ini akan tetap kokoh di kursi nomor satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar