ENERGI TERBARUKAN
Dilema Energi Terbarukan
Oleh : REZA AA WATTIMENA
KOMPAS, 3 Desember 2019
Seorang
teman berkunjung ke Jakarta minggu lalu. Ia mengeluh, betapa pengap dan
panasnya Jakarta. Ini membuatnya sulit bernapas. Keluhan yang tidak hanya
muncul dari pengunjung Jakarta, tetapi juga dari penghuni tetapnya.
Masalah
lingkungan selalu bisa dilihat dari dua hal. Pertama, ini adalah tanda
kegagalan kebijakan politik nasional. Pemerintah daerah Jakarta sekarang ini
memang tak mumpuni untuk mengelola kompleksitas Jakarta. Yang kedua, ini adalah
kegagalan kebijakan politik global terkait lingkungan hidup.
Masalah
lingkungan menjadi amat penting untuk dibicarakan karena menyentuh dua unsur
kehidupan. Pertama, ia mengancam kesehatan manusia. Berbagai penyakit
pernapasan ataupun pencernaan menjadi tersebar karena mutu udara, gizi, ataupun
air yang rendah. Kedua, masalah lingkungan hidup juga mengancam keberadaan
makhluk hidup lain. Ini mengancam keseimbangan ekosistem yang menopang
kehidupan di bumi.
Energi terbarukan
Di tingkat
global, wacana yang sedang berkembang adalah wacana energi terbarukan
(renewable energy). Energi fosil, seperti minyak dan batubara, dianggap sebagai
sumber dari perusakan lingkungan hidup dewasa ini. Polusi dan limbah yang
dihasilkan amat besar. Energi itu pun suatu saat akan lenyap, tanpa bisa
diperbarui kembali (Jason Hickel, 2019).
Gerakan
sosial menghadapi krisis lingkungan hidup kini tersebar di berbagai negara.
Mereka menekan pemerintah dan lembaga internasional untuk memperhatikan isu ini
secara serius. Beberapa negara bahkan menyatakan darurat iklim (climate
emergency). Salah satu jalan keluar yang kini disarankan adalah dengan
teknologi energi terbarukan.
Tentu saja
ini adalah perkembangan yang sangat baik. Lebih banyak pihak harus terlibat
dengan proses ini. Dengan adanya energi terbarukan, seluruh tata politik dan
ekonomi global akan lebih lestari. Namun, ada masalah cukup besar di sini.
Dilema
Misalnya
lithium, yang digunakan sebagai penopang sumber energi berbagai peralatan
elektronik. Pengelolaan lithium adalah bencana ekologis yang amat besar. Kita
membutuhkan 500.000 galon air untuk menciptakan 1 ton lithium. Proses ini jelas
amat merusak lingkungan, terutama kehidupan petani yang amat membutuhkan air
untuk irigasi.
Limbah
pengolahan lithium juga amat besar. Tambang lithium kerap menghasilkan cairan
kimia yang berbahaya bagi lingkungan. Di negara-negara penghasil lithium, yang
mayoritas berada di Amerika Selatan, limbah lithium telah menghancurkan
pertanian dan ekosistem air. Walaupun termasuk teknologi baru, lithium telah
menciptakan bencana lingkungan yang amat besar.
Semua ini
dilakukan untuk menunjang proses produksi dan ekonomi global yang sudah ada.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, sumber daya yang dibutuhkan juga akan
semakin besar. Pola ini akan menciptakan bencana lingkungan di berbagai
tingkatan.
Ada beberapa
ahli yang melihat nuklir sebagai sumber energi masa depan. Memang, energi
nuklir menyediakan energi besar dengan limbah minimal. Namun, proses pendirian
dan pengelolaan energi nuklir membutuhkan waktu yang lama dan proses yang amat
rumit. Risikonya juga besar, yakni bencana nuklir yang bisa merusak ekosistem
lebih dari satu generasi.
Kolonialisme abad ke-21
Sumber daya alam
yang diperlukan untuk menunjang produksi dan ekonomi global banyak ditemukan di
Benua Amerika, Afrika, dan Asia. Perebutan sumber daya alam pasti akan terjadi,
termasuk negara-negara miskin dan lemah yang menjadi korbannya. Masih segar di
ingatan kita kolonialisme di abad ke-15 sampai abad ke-19. Negara-negara Eropa
menjajah seluruh dunia untuk mencuri sumber daya alam dan memperkaya diri
mereka sendiri.
Di abad
ke-20, Afrika dan Timur Tengah menjadi medan pertempuran para kolonial. Intan
di Afrika Selatan, kobalt di Kongo, dan minyak di negara-negara Timur Tengah
semuanya menjadi perebutan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Pola yang
sama dapat dengan mudah terjadi di abad ke-21. Kini, China, Jepang, dan Rusia
ikut ambil bagian dalam perebutan sumber daya alam.
Seperti
dicatat Jason Hickel, perusahaan-perusahaan global kini juga ikut serta dalam
kolonialisme. Mereka menyuap politisi. Mereka melakukan intimidasi terhadap
kelompok-kelompok hak-hak asasi manusia dan membuang limbah ilegal di berbagai
tempat. Bahkan, mereka tak segan membunuh untuk mencapai tujuan-tujuan mereka.
Mengubah pola hidup
Penelitian
tentang energi terbarukan yang efisien tetap perlu dilakukan. Namun, hasilnya
masih penuh ketidakpastian. Maka dari itu, satu-satunya jalan adalah dengan
mengubah pola konsumsi dan menopang ekonomi global. Ekonomi tak bisa dipaksa
untuk tumbuh tanpa batas, seperti yang menjadi anggapan umum dewasa ini.
Secara
global, usia produk harus diperpanjang sehingga tak menghasilkan limbah
berlebih. Budaya membuang barang yang masih bisa dipakai juga perlu diubah.
Transportasi umum dibuat efektif dan efisien sehingga alat transportasi pribadi
berkurang. Konsumsi barang mewah, seperti kendaraan mewah, senjata, dan rumah
mewah, harus sungguh dibatasi.
”Mengurangi
penggunaan energi”, demikian tulis Jason Hickel, ”tidak hanya mempercepat
perubahan ke arah penggunaan energi terbarukan, tetapi juga memastikan bahwa
perubahan itu tidak menciptakan kerusakan-kerusakan yang baru”. Hanya dengan
begini, dilema energi terbarukan bisa dihindari. Tunggu apa lagi?
(Reza Aa Wattimena, Staf Pengajar
Critical Thinking dan Filsafat Ilmu Pengetahuan Universitas Multimedia
Nusantara dan Pascasarjana UI)
numpang promote ya min ^^
BalasHapusHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^
BalasHapus===Agens128 bagi uang Tunai===
Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128Agens128