BAHASA
”Lebih” yang Menimbulkan Salah
Persepsi
Oleh : DIDIK DURIANTO
KOMPAS, 30 November 2019
”Kadang
repot. Foto lama dengan situasi baru kadang beda. Gedung ini sudah bertahan
lebih 200 tahun.”
Kutipan
pernyataan seorang kurator Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, itu sekilas
tidak ada persoalan dari perspektif kegramatikalan. Pernyataan itu terkait
gedung sekolah dokter Bumiputera.
Pertama,
bisa saja pembaca menangkap, usia gedung tersebut minimal 200 tahun. Kedua,
tidak ada informasi pasti usia gedung di atas.
Tidak ada
kejelasan soal usia gedung itu. Bisa saja timbul perkiraan umur bangunan itu
500 tahun atau bahkan 1.000 tahun. Hanya saja, diwartakan bangunan yang kini
bernama Museum Kebangkitan Nasional itu telah bertahan 200-an tahun.
Ketidakjernihan
kalimat tersebut disebabkan adjektiva lebih yang diposisikan secara tidak
tepat. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, Soenjono
Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M Moeliono, 2003) mendefinisikan
adjektiva sebagai kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang
sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat.
Keterangan
itu dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam suatu golongan.
Terdapat pen-taraf-an dalam adjektiva, yaitu tingkat kualitas dan tingkat
bandingan.
Tingkat
kualitas, misalnya terdapat pada kalimat berikut: ”Kondisi perumahan kini sudah
tenang. Petualangan di tempat itu sungguh mendebarkan”.
Sementara
tingkat bandingan misalnya tersua pada kalimat-kalimat berikut: (1) ”Rosdi secantik ibunya”; (2) ”Kabupaten
Karanganyar sama ramainya dengan Kota Solo”.
Contoh
kalimat tersebut tergolong dalam klasifikasi adjektiva tingkat ekuatif, yakni
mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang sama atau hampir sama.
(1) Bonusnya
kalah besar daripada yang saya dapatkan.
(2) Ia sudah
kuberi lima puluh ribu lebih.
Contoh
kalimat di atas tergolong dalam klasifikasi adjektiva tingkat komparatif, yakni
mengacu ke kadar kualitas atau intensitas yang lebih atau yang kurang.
Penjabaran
ringkas tersebut bisa mendeteksi persoalan ketidakjernihan pada kalimat, (3)
”Kadang repot. Foto lama dengan situasi baru kadang beda. Gedung ini sudah
bertahan lebih 200 tahun.”
Agar kalimat
ketiga itu tidak menimbulkan beberapa asumsi, kata lebih sebaiknya ditempatkan
di depan frasa 200 tahun, yang menyiratkan makna ’lebih dari jumlah yang
dinyatakan oleh kata atau frasa di belakangnya’ (Gedung ini sudah bertahan 200
tahun lebih.)
Apabila
konstruksi kalimat ingin tetap dipertahankan, di depan kata lebih dapat
dibubuhi partikel dari sebagai bentuk komparatif: Gedung ini sudah bertahan
lebih dari 200 tahun.
Informasi
pada dua kalimat di atas menjelaskan secara tepat bahwa gedung itu berusia
lebih dari dua ratus tahun.
Contoh lain
Berikut ini
disajikan beberapa contoh kalimat yang memperlakukan adjektiva komparatif lebih
secara tidak tepat.
(1) Lebih 70
persen responden yakin Presiden Jokowi mampu menciptakan birokrasi yang efektif
serta mewujudkan visi dan misinya, lebih 60 persen responden yakin Presiden
Jokowi mampu menyelesaikan beragam persoalan. Hasil lain, lebih 60 persen
responden meyakini Menteri Agama, meski berlatar belakang militer, mampu
menangani radikalisme, intoleransi, dan meningkatkan layanan haji (”Joko Widodo
Tiwikrama?”, Kompas, 4/11/2019).
(2) Kapal
berukuran panjang 14 meter, lebar 4 meter, dan tinggi lebih 2 meter ini
berkapasitas sekitar 40 gros ton. (”Menghidupkan Kembali Padewakang, Sang
Legenda Laut”, Kompas, 18/11/2019).
(3) Tujuan
pertama membuat yang gulita jadi terang tercapai karena elektrifikasi menyentuh
lebih 98 persen. (”Listrik, Logistik, dan Produktivitas Ekonomi”, Kompas, 16/11/2019).
(4)
Pertemuan yang digelar dalam rangka peringatan 25 tahun ICPD Kairo ini dihadiri
sekitar 6.000 orang dari lebih 160 negara. (”Penuhi Hak Perempuan”, Kompas,
14/11/2019)
Jika
dicermati, kalimat (1), kalimat (2), kalimat (3), dan kalimat (4) di atas
menimbulkan multitafsir.
Pada kalimat
(1) pembaca tidak segera mendapatkan informasi mengenai persentase responden
yang yakin Presiden Jokowi mampu menciptakan birokrasi yang efektif serta
mewujudkan visi dan misinya, yang yakin Presiden mampu menyelesaikan beragam
persoalan, dan yang meyakini Menteri Agama, meski berlatar belakang militer,
mampu menangani radikalisme, intoleransi, dan meningkatkan layanan haji.
Pada kalimat
(2) informasi itu sekadar mengesankan sisi lebih, yaitu kelebihan 2 meter, dari
ukuran tinggi kapal sehingga menjadi kabur.
Ketaksaan
pada kalimat (3) juga karena memperlakukan adjektiva lebih secara kurang pas.
Terkesan hanya kelebihan yang disampaikan, yaitu 98 persen, dari angka
elektrifikasi listrik.
Demikian
juga keambiguan pada kalimat (4) mengesankan peserta pertemuan yang berlebih,
yaitu lebih 160 negara.
Supaya
kalimat-kalimat di atas menjadi efektif, adjektiva lebih diposisikan dengan
baik, yaitu diletakkan di depan frasa 70 persen dan 60 persen atau memunculkan
partikel dari di depan kata lebih pada kalimat (1); menempatkan adjektiva lebih
di depan frasa 2 meter atau menghadirkan partikel dari di depan kata lebih pada
kalimat (2); memosisikan adjektiva lebih di depan frasa 98 persen atau
menghadirkan partikel dari setelah kata lebih pada kalimat (3); dan menaruh
adjektiva lebih di depan frasa 160 negara atau menambahkan partikel dari di
antara kata lebih dan 160 negara pada kalimat (4).
(Didik Durianto, Penyelaras Bahasa
Kompas)
numpang promote ya min ^^
BalasHapusHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di tunggu lo ^_^
BalasHapus===Agens128 bagi uang Tunai===
Pakai Pulsa Tanpa Potongan
Juga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128Agens128