Saya
Akan Pakai Pakaian Adat Bre Redana ; Penulis Kolom “UDAR RASA” Kompas Minggu |
KOMPAS, 22 Agustus 2021
Setiap
kali orang ramai membangkitkan keunggulan keragaman budaya kita seperti pada
pekan perayaan kemerdekaan ini, saya jadi teringat apa yang saya jalani
sebagai wartawan dulu. Terbawa pimpinan kami Pak Jakob Oetama yang
berulang-ulang menyebut roh koran adalah kebudayaan, saya mengutip ucapan
tersebut tak kalah berulang-ulang. Mudah-mudahan pembaca tidak bosan. Tidak
bisa saya lupakan, Pak Jakob merestui pentas Megalitikum Kuantum tahun 2005
untuk perayaan hari jadi ke-40 Kompas. Bersama banyak pihak yang terlibat,
antara lain Rizaldi Siagian dan Jay Subyakto, kami berkeliling ke pelosok
Nusantara untuk persiapan proyek raksasa ini. Pada
perkembangannya saya gamang sendiri dengan biaya proyek yang menggelembung
luar biasa. Khawatir dan waswas. Saya menghadap Pak Jakob, bertanya bagaimana
kalau melibatkan sponsor. Pak
Jakob menatap saya. Dengan pelan kemudian Pak Jakob berucap kurang lebih
begini, ”Kita ini merayakan ulang tahun. Apa pantas pesta ulang tahun
melibatkan sponsor.” Sampai
kini saya malu pada diri sendiri kalau ingat usul yang saya kira jenius tadi,
tetapi sejatinya kurang prayoga. Betapa bodohnya saya. Banyak
yang saya bisa ingat dari kerja budaya bersama Kompas. Pernah pertengahan
1980-an saya ke Cirebon bersama sutradara kenamaan, N Riantiarno. Waktu itu
Bentara Budaya Jakarta hendak mementaskan kesenian rakyat Cirebon, tarling. Dalam
pandangan para senior di Kompas yang saya banyak menimba ilmu, kesenian
rakyat tidak bisa dicabut begitu saja dari lingkungan budayanya lalu
dipentaskan di Jakarta. Diperlukan pemahaman terhadap konteks kebudayaan
kesenian tersebut. Bersama Riantiarno, dramawan modern asal Cirebon, kami
ingin dialog dengan para seniman tarling untuk menjajaki
kemungkinan-kemungkinan baru. Melalui
Bentara Budaya, Kompas ingin melakukan praksis kebudayaan, memberi tempat
bagi mereka yang termarginalkan, terpinggirkan, terancam punah. Sebelum
Jakarta, upaya ini telah dilakukan oleh Bentara Budaya Yogya oleh Romo
Sindhunata dan kawan-kawan, disusul belakangan Bali dan Solo. Kami
sadar, menampilkan ekspresi kebudayaan dari kelompok-kelompok yang bukan
merupakan kelompok arus utama dan dominan haruslah dilakukan dengan ekstra
hati-hati. Kalau tidak, bukannya melakukan apresiasi budaya, tetapi bisa
terjatuh melakukan apropriasi budaya. Apropriasi
budaya maknanya lain sama sekali dengan apresiasi budaya. Artinya kurang
lebih pemanfaatan simbol, artefak, dan lain-lain milik kelompok kebudayaan
tertentu termasuk pakaian yang kadang memiliki makna sakral bagi kelompok
bersangkutan. Biasanya praktik ini dilakukan oleh pelaku dari kelompok
kebudayaan yang dominan terhadap kelompok lain yang termarjinalkan. Jatuhnya
persis seperti yang dilakukan para
artis, meniru gaya rambut suku tertentu, menghitamkan kulit supaya tambah
mirip, keblinger kesadaran palsu bahwa menurut mereka itulah bentuk
apresiasi. Mbelgedes. Pamrih mereka, memakai istilah anak-anak muda sekarang,
hanya biar kelihatan keren, cool. Dagangan tambah laris. Gejala
dunia showbiz tersebut sekarang
tampaknya menghinggapi dunia politik. Para politikus mengenakan pakaian adat
daerah, ambil dari suku mana saja. Mereka melakukan apa yang bisa disebut
apropriasi budaya tadi. Tidak semua orang suka anut grubyuk. Selain yang
menanggapi dengan puja-puji, baik karena tidak mengerti maupun diam-diam nyuwun upah, jangan salahkan komentar
lain yang bernada sumbang, bahkan sarkastik. Kembali
mengingat kerja budaya bersama Kompas dulu, bersama teman-teman yang sebagian
kini telah tiada, kadang muncul melankolia. Sejumlah ekspresi kebudayaan
rakyat yang pernah kami tampilkan kini telah tiada tergilas arus zaman.
Serupa nasib hutan Kalimantan yang merana, yang puluhan tahun lalu masa
depannya dipertanyakan oleh Sardono W Kusumo lewat karya Hutan Plastik. Saya
menerima telepon dari keponakan. Dia hendak nikah. Namanya jodoh. Orang Jawa
dapat Batak. ”Nanti pakai pakaian adat, ya, Pakde,” pesannya. Waduh,
saya kaget. Saya mempelajari kebudayaan, punya buku-buku babon karya Raffles,
Zoetmulder, Denys Lombard, dan lain-lain, tetapi sama sekali tidak punya
koleksi pakaian adat yang bisa saya pakai berganti-ganti seturut
pamrih/kepentingan. Baiklah,
kali ini saja. Saya akan cari sewaan, siapa tahu nanti saya yang ndeso ini bakal tampak lebih ganteng
dan menuai puja-puji banyak orang. ● Sumber : https://www.kompas.id/baca/opini/2021/08/22/saya-akan-pakai-pakaian-adat/ |
Halo semuanya, tolong, saya ingin segera menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman kredit yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi wanita kaya dan sekarang saya memiliki hidup yang sehat tanpa stres dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari pemberi pinjaman online yang sah secara kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk beralih ke teman saya untuk meminta saran tentang cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Ibu Maria yang merupakan CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan pinjaman dengan jumlah (900 juta) dengan tingkat bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan untuk transfer pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang akhirnya Tuhan menjawab doa-doa saya dengan memerintahkan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan keinginan hati saya.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik untuk mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria baik melalui E-mail ( mariaalexander818@gmail.com ) ATAU whatsapp: +1 (254) 276 -8402. untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
E-mail ( mariaalexander818@gmail.com ) ATAU whatsapp: +1 (254) 276-8402.
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Nama saya kabu lay, anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: ( kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.