Kebijakan Baru Korea ke Arah Selatan
Oleh : LIM SUNGNAM
KOMPAS, 21 November 2019
Dua tahun
lalu, Presiden Republik Korea (Korea Selatan) Moon Jae-in dalam kunjungan
kenegaraannya ke Indonesia mengemukakan ”Kebijakan Baru ke Arah Selatan” (The
New Southern Policy). Kebijakan ini bertujuan meningkatkan hubungan Korea
Selatan (Korsel) dengan ASEAN dalam tiap aspek ke tingkat yang lebih tinggi
dari sebelumnya.
Secara
diplomatis, Presiden Moon telah menepati janjinya untuk mengunjungi semua
negara anggota ASEAN selama masa jabatannya dengan melakukan kunjungan ke
Indonesia dan Filipina pada November 2017; Vietnam pada Maret 2018; Singapura
pada Juli 2018; Brunei Darussalam, Malaysia, dan Kamboja pada Maret 2019; serta
Thailand, Myanmar, dan Laos pada September 2019.
Secara
institusional, Pemerintah Korsel telah membentuk Komite Presidensial untuk
Kebijakan Baru ke Arah Selatan (Presidential Committee on New Southern Policy)
yang menangani perumusan rekomendasi serta koordinasi kebijakan, juga
pembentukan Biro ASEAN pada Kementerian Luar Negeri Korea untuk pertama kalinya
dalam sejarah.
Misi Korea
untuk ASEAN juga bertambah besar tiga kali lipat serta level diplomatik dari
Kepala Misi juga ditingkatkan. Dana Kerja Sama ASEAN-Korea (The ASEAN-Korea
Cooperation Fund), yang merupakan salah satu sarana finansial
pengimplementasian Kebijakan Baru ke Arah Selatan, meningkat dua kali lipat
menjadi 14 juta dollar AS di tahun ini. Semua langkah ini menunjukkan
keseriusan Korsel dalam berkomitmen mengimplementasikan Kebijakan Baru ke Arah
Selatan.
Kebijakan
Baru ke Arah Selatan merupakan kebijakan luar negeri yang berorientasi pada
masa depan yang berlandaskan pada observasi empiris dari hubungan ASEAN dengan
Korsel selama tiga dekade terakhir. Tiga puluh tahun lalu ketika dunia berada
di ambang tatanan internasional baru setelah berakhirnya Perang Dingin, ASEAN
dan Korsel mengukuhkan hubungan sebagai mitra wicara sektoral.
Penguatan kerja sama
Pada 1989,
volume perdagangan bilateral keduanya tercatat hanya sekitar 8,2 miliar dollar
AS. Setelahnya, angka itu meningkat secara eksponensial. Kami menantikan angka
tersebut dapat mencapai 200 miliar dollar AS pada 2020. ASEAN telah menjadi
mitra dagang terbesar kedua bagi Korsel dan Korsel merupakan mitra dagang
terbesar kelima bagi ASEAN. Angka pertukaran antarmasyarakat (people-to-people)
yang hanya berjumlah 100.000 pada 1989 pun kini terus meningkat hingga melebihi
11 juta per tahun 2018. Semua gambaran tersebut membuktikan bahwa Korsel dan
ASEAN telah menjadi mitra yang tak terpisahkan.
Pada
akhirnya, hubungan diplomatik layaknya hubungan pribadi. Hubungan ASEAN dengan
Korsel dapat menghasilkan suatu kemajuan pesat, yang tidak hanya berbasis pada
kepentingan bersama, tetapi juga didasari asas saling percaya dan nilai
bersama. Tentunya, ASEAN dan Korsel merupakan mitra yang natural dalam segala
aspek.
Dalam aspek
geografis, ASEAN dan Korsel sama-sama terletak di Asia Timur. Dari segi
historis, kita juga berbagi pengalaman yang sama. Secara kultural, nilai-nilai
kita juga memiliki banyak kemiripan. Dalam hal politik, kita sama-sama
bercita-cita akan perdamaian. Hal-hal tersebut merupakan latar belakang dari
Kebijakan Baru ke Arah Selatan yang mengejar penguatan jalinan persahabatan dan
kerja sama dengan ASEAN dalam tiga pilar utama, yaitu masyarakat (people),
kesejahteraan (prosperity), dan perdamaian (peace).
Pada 25 dan
26 November mendatang, 10 kepala negara ASEAN beserta Presiden Moon akan
bertemu di Busan, Korsel, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Peringatan ASEAN-Korsel (ASEAN-Korea Commemorative Summit) dalam rangka
merayakan 30 tahun kemitraan wicara ASEAN-Korsel. Dengan menyelenggarakan KTT
ini, Korsel akan menjadi satu-satunya mitra wicara ASEAN yang melangsungkan
tiga KTT setiap lima tahun secara berturut-turut sejak 2009. KTT mendatang akan
memberi kita sebuah kesempatan berharga untuk melihat kembali sejumlah capaian
yang telah diperoleh Korsel dan ASEAN dalam tiga dekade terakhir, serta
merencanakan sebuah rancangan cetak biru baru untuk 30 tahun ke depan.
Sebelum dan
selama KTT, akan diadakan berbagai macam kegiatan penting dan menarik, seperti
KTT CEO ASEAN-Korea, KTT Inovasi Budaya ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Culture
Innovation Summit), KTT Perusahaan Rintisan ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Startup
Summit), Pameran Kota Cerdas ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Smart City Fair), dan
Konser Musik Pop ASEAN-Korea (ASEAN-Korea Pop Music Concert).
Saya sangat
berharap dan percaya KTT Peringatan ASEAN-Korea 2019 akan tercatat sebagai
tonggak penting dalam sejarah hubungan ASEAN- Korsel. Dengan kata lain, KTT
Peringatan ini akan menjadi peristiwa bersejarah bagi ASEAN dan Korsel yang
akan memulai perjalanan baru ”berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke
pulau,” untuk membangun komunitas perdamaian dan kesejahteraan yang berpusat
pada masyarakat.
Lim Sungnam ; Duta Besar Republik
Korea untuk ASEAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar