Percepatan
Transisi Energi Eropa dan Industri Batubara Indonesia Pao Yu Oei : Profesor Ekonomi Transisi Energi
Berkelanjutan dari ZNES, Europa-UniversitÄt Flensburg, Technische UniversitÄt
Berlin. |
KOMPAS, 26 Oktober 2022
Dengan perang di Ukraina yang terus berlangsung
hingga Oktober ini, krisis energi Eropa tampaknya menjadi faktor penting di
balik rekor kenaikan harga batubara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia
mengakui adanya kenaikan permintaan batubara dari Eropa. Pengaktifan kembali
pembangkit listrik tenaga batubara di sejumlah negara Eropa merupakan faktor
utama pemicu meningkatnya permintaan global batubara dari Indonesia. Masa depan industri batubara Meski demikian, kenaikan harga batubara sebenarnya
tidak melulu terkait peningkatan konsumsi global, tetapi juga karena disrupsi
perdagangan jangka pendek dan konfigurasi ulang pasar batubara global. Akibatnya, hanya seminggu kemudian, ceritanya
terlihat berbeda. Harga batubara turun, mendekati harga sebelum perang
Rusia-Ukraina. Perusahaan batubara terbesar di Jerman secara resmi juga
mengumumkan, mereka menginvestasikan miliaran euro untuk mempercepat transisi
energi dan secara bertahap akan menghapus pemakaian batubara pada 2030. Pengumuman itu memberikan gambaran sangat berbeda
untuk masa depan industri batubara Indonesia, di mana pemerintah sebenarnya
sudah menyadari pentingnya melakukan transisi energi menuju energi baru dan
terbarukan. Harga batubara yang lebih tinggi telah memberikan
keuntungan tak terduga bagi Indonesia dan eksportir batubara lainnya di
seluruh dunia tahun ini. Namun, harga jugalah yang mendorong para pembeli
global untuk bergegas pindah ke energi bersih, seperti disoroti oleh Michael
Liebreich dalam tulisan di Bloomberg NEF, ”Great Energy Price Spike is going
to give way to the Great Clean Energy Acceleration”. Saya sudah bisa melihat hal ini terjadi. Di tahun
2022, untuk pertama kalinya capital expenditure atau pengeluaran modal global
untuk energi terbarukan melampaui pengeluaran untuk bahan bakar fosil. Demikian pula ketika konsumsi listrik meningkat
hingga memecahkan angka rekor akibat gelombang panas tahun ini, semua
peningkatan permintaan energi dunia itu bisa dipenuhi oleh energi terbarukan. Percepat transisi Perang di Eropa memang telah mengacaukan program
transisi energi jangka pendek, tetapi pada saat yang sama perang ini juga
mendorong terjadinya percepatan investasi dan pembangunan tenaga surya dan
angin. Situasi ini semakin mendukung tekad Eropa untuk memastikan kebutuhan
energinya akan sepenuhnya disuplai oleh energi bersih pada 2035 dan
mengakhiri penggunaan batubara di masa depan. Alih-alih memanfaatkan harga batubara yang tinggi
untuk menarik investor baru, Eropa justru semakin terdorong untuk mempercepat
pengurangan permintaan jangka panjang batubara. Konsumen batubara global
terbesar kini berlomba-lomba melakukan dekarbonisasi. Padahal, lebih dari 85 persen ekspor batubara
Indonesia saat ini terserap oleh negara-negara yang sudah menetapkan target
emisi nol tersebut. Hal ini tentu mengancam prospek industri batubara
Indonesia. Bagi Indonesia, kondisi ini menjadi momentum yang
tepat untuk memanfaatkan penerimaan tak terduga dari lonjakan harga batubara
yang sifatnya hanya sementara ini untuk mendanai program-program transisi
energi. Mekanisme yang baru-baru ini diluncurkan pemerintah untuk menetapkan
tarif energi terbarukan menjadi kesempatan untuk mempercepat pengembangan
energi terbarukan dan penghentian penggunaan batubara. Ini hanyalah satu langkah dari banyak langkah yang
diperlukan untuk merealisasikan transisi yang adil bagi pekerja batubara di
seluruh Indonesia. Sebagai salah satu penghasil nikel dan timah
terbesar di dunia, ada masa depan yang cerah di sektor pertambangan. Tetapi,
Indonesia tak dapat mengabaikan sektor energi. Ketika harga batubara global
mulai menunjukkan kerapuhan, ini adalah saat yang kritis bagi pembuat
kebijakan dan pemimpin bisnis di Indonesia untuk segera bertransisi ke energi
bersih, yang pada akhirnya dapat mengubah wajah sektor energi Indonesia. ● Sumber :
https://www.kompas.id/baca/opini/2022/10/25/percepatan-transisi-energi-eropa-dan-industri-batubara-indonesia |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar