Selasa, 13 April 2021

 

Kerja di Dunia yang Berubah

Tajuk Kompas ; Dewan Redaksi Kompas

                                                         KOMPAS, 13 April 2021

 

 

                                                           

Pandemi Covid-19 yang lebih dari setahun mendera bumi ini benar-benar mengubah wajah dunia. Tak kurang dari 136,77 juta orang se-jagat terinfeksi virus korona baru.

 

Pandemi membuat seseorang harus menjaga jarak, bahkan membatasi pertemuan dengan orang lain. Dunia pendidikan dan dunia kerja berubah drastis. Kini karyawan yang sebelumnya bekerja di kantor hampir setahun terakhir berbagi, bergiliran dengan koleganya untuk bekerja dari rumah. Kalau jenis pekerjaannya tak memungkinkan mereka bekerja dari rumah, jutaan pekerja di dunia kehilangan pekerjaannya.

 

Pada awalnya orang bergembira karena berkesempatan lebih lama berada di rumah, bersama keluarga. Namun, pola kerja dari rumah sejak pandemi Covid-19 lama-kelamaan membuat karyawan bosan dan stres. Mereka tak lagi bisa membedakan waktu sebagai pribadi dan waktu bekerja. Bahkan, jika dihitung lebih saksama, berada di rumah ternyata lebih banyak waktu yang digunakan untuk bekerja dibandingkan saat bekerja di kantor. Konflik di rumah pun meningkat.

 

Hasil studi Microsoft menyimpulkan, hampir dua pertiga dari 31.000 karyawan tetap di 31 perusahaan mengaku mendambakan tetap bisa bertemu tatap muka dan berinteraksi langsung dengan rekan-rekannya. Bahkan, 37 persen dari karyawan itu mengeluhkan kantor yang kerap menuntut terlalu banyak ketika mereka bekerja dari rumah. Sekitar 54 persen karyawan merasa bekerja terlalu keras dan 39 persen merasa sudah lelah (Kompas.id, 10/4/2021).

 

Temuan Microsoft itu tak hanya berlaku di Amerika Serikat, tetapi juga ternyata menggambarkan kondisi dunia kerja di mana pun. Raksasa teknologi informasi Google dan Facebook, yang mendorong sebagian besar karyawannya bekerja dari rumah, mempertimbangkan mengubah kebijakan itu. Google mendorong pada pertengahan tahun ini karyawannya mulai bekerja pula di kantor. Apalagi, kebijakan bekerja dari rumah, selain membuat bosan dan stres, juga mengurangi pendapatan karyawan. Sebagian besar perusahaan di dunia mengurangi tun- jangan yang diterima karyawan yang bekerja dari rumah.

 

Menjelang pandemi Covid-19 berlalu, yang ditandai dengan mulai menurunnya total warga dunia yang terinfeksi dan vaksinasi yang semakin masif, sejumlah perusahaan di dunia, termasuk di Indonesia, mempertimbangkan pola kerja baru, yang memadukan antara bekerja dari kantor, bekerja dari rumah, atau bekerja dari mana saja. Mayoritas karyawan bekerja dari rumah bukanlah wajah yang ideal bagi dunia kerja. Perpaduan tempat bekerja diyakini menjadi pilihan yang terbaik karena bisa meningkatkan sinergi dan produktivitas karyawan. Tinggal menentukan pola kerjanya saja.

 

Teknologi informasi memang membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik pada masa kini dan mendatang. Namun, bukan untuk meniadakan kodrat manusia, seperti dikatakan filsuf Romawi Lucius Annaeus Seneca (65-4 SM), yaitu manusia merupakan kawan bagi sesamanya (homo homini socius). Mereka perlu berinteraksi, tidak setiap saat, untuk melahirkan kehidupan, termasuk dalam dunia bekerja, yang lebih baik. ●

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar