China
Tumbuh walau Terus Digoyang Tajuk Kompas ; Dewan
Redaksi Kompas |
KOMPAS, 16 April 2021
Perekonomian China tumbuh 18,7 persen pada
kuartal pertama 2021. Angka ini melebihi pertumbuhan di negara mana pun di
dunia yang masih sibuk dengan isu Covid-19. Langkah terencana, cepat, dan tidak banyak
kisruh domestik menjadi alasan utama di balik sukses itu. Determinasi China
dalam mengatasi gejolak, karena Covid pada awalnya, ditambah dengan guncangan
dahsyat dan tiada henti dari Amerika Serikat (AS), membuat negara ini memanen
jerih payah. AS sejak dipimpin Donald Trump hingga
presiden baru Joe Biden sibuk menghantam China dari berbagai isu, mulai dari
isu Hong Kong, Taiwan, Laut China Selatan, Xinjiang. Presiden Xi Jinping
memenuhi janji. Dalam kunjungannya ke Wuhan, 10 Maret lalu, Xi menjanjikan
pertolongan. Pengetatan mobilitas, pelacakan kasus
Covid-19, penggunaan aplikasi digital, hingga pembangunan rumah sakit darurat
membuat pandemi di negara ini cepat pulih. Hanya ada 90.457 kasus Covid di
China hingga 15 April 2021. Di balik itu tentu ada riset dengan kecepatan
ekstra. China berhasil menggunakan vaksin secara darurat pada Mei 2020. China juga mendorong pemakaian obat tradisional,
yang dipakai pada awal pandemi, demikian The Global Times, edisi 3 Maret
2021. Kesediaan rakyat berdisiplin, tidak mudik saat Imlek, dan aksi saling
menolong sesama warga melengkapi sukses China. William N Brown, profesor
bisnis di Universitas Xiamen, pada 27 Mei 2020 mengatakan, Pemerintah China
menjalankan apa yang direncanakan, dan rakyat percaya serta turut pada
perintah pemerintah. Negara ini akhirnya mampu mengatasi
penyebab lumpuhnya ekonomi, yakni terhentinya mobilitas. Program vaksinasi yang
terus berjalan mengukuhkan mobilitas, yang mirip urat nadi yang mengalirkan
darah dalam tubuh. ”Kini kota kami adalah kota yang sehat, berbahagia, dan
tentu sedang bangkit,” kata Liu Huihao, profesor ekonomi dan hukum di
Universitas Zhongnan, seperti dikutip Changjiang Daily, sebuah harian di
Wuhan, Rabu (14/4). Kebangkitan ekonomi China sebenarnya sudah
terjadi sejak kuartal ketiga 2020 dan berlanjut hingga kuartal keempat. Ini
membuat China mengalami pertumbuhan ekonomi 2,3 persen pada 2020, satu-satunya
yang tumbuh di tengah pandemi global. Sejak itu, ”Indikator bulanan
menunjukkan pertumbuhan kuat dan berlanjut,” demikian Christina Zhu, ekonom
dari Moody’s Analytics. Kantor berita Agence France Presse, Rabu (14/4), yang
menyajikan opini dari berbagai lembaga, mengukuhkan pertumbuhan China. Sepanjang 2021 ekonomi China diperkirakan
tumbuh 8,5 persen. Hanya saja, Pemerintah China memilih angka moderat, pada
kisaran di atas 6 persen, dengan alasan tetap saja ada risiko pada
pertumbuhan. Namun, apa pun itu, Direktur Pelaksana Dana Moneter
Internasional Kristalina Georgieva, Desember 2020, menyatakan, ”Terima kasih
pada langkah penanganan virus yang menyebabkan pemulihan cepat.” China meraih pemulihan yang dinamai pola V.
● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar