Kualitas
Mesin Produksi Caleg
Lasarus Jehamat ; Dosen Sosiologi FISIP Undana Kupang
|
MEDIA
INDONESIA, 06 April 2018
SALAH satu elemen penting dalam
politik elektoral ialah anggota legislatif. Disebut penting karena semua
produk regulasi, hukum dan UU, yang dilaksanakan di masyarakat sangat
tergantung pada elemen ini. Karena posisi penting demikian, mereka masuk ke
sebuah lembaga yang mencerminkan namanya itu. Lembaga legislatif.
Semua yang belajar trias politica
akan segera tahu tiga fungsi lembaga ini. Legislasi, kontrol dan anggaran.
Luar biasa penting tugas, fungsi, dan peran mereka. Karena pentingnya tugas
anggota legislatif, negara diwajibkan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya
untuk lembaga berikut anggota di dalamnya.
Dalam negara yang menganut sistem
demokrasi, anggota legislatif bekerja mewakili rakyat. Mereka menjadi
perpanjangan tangan rakyat untuk memproduksi beragam regulasi. Karena
perpanjangan tangan dari rakyat, anggota legislatif harus tunduk pada mereka
yang mewakilinya, yaitu rakyat sendiri.
Realitas ideal di atas menjadi
harus dibuka dan laik diperiksa kembali di level empirik. Laporan
Transparency International Indonesia (TII) (2017) menyebutkan 54% responden
yang menilai lembaga legislatif sebagai lembaga terkorup. Dalam laporan yang
sama, antara tahun 2004-2013, terdapat 74 anggota DPR, 2.545 orang anggota
DPRD provinsi dan 431 anggota DPRD kabupaten/kota tersangkut praktik korupsi.
Dalam perkembangan yang sama, KPK
merilis data anggota DPR yang terjerat kasus suap. Disebutkan, sejak dilantik
pada 1 Oktober 2014, tujuh dari 560 anggota DPR periode 2014-2019 ditangkap
oleh KPK.
Data di atas minimal menggambarkan
buruknya kualitas beberapa orang anggota legislatif kita. Pertanyaan kemudian
adalah jika kualitas beberapa anggota legislatif demikian buruk, di mana
letak kesalahan terbesarnya?
Banyak analisis terkait dengan
kualitas anggota DPR. Mulai dari kaulitas individu sampai ke level
kelembagaan. Di tingkat individu, anggota yang terjerat kasus korupsi dinilai
memiliki kadar integritas yang sangat rendah. Selain itu, dari aspek ini,
analisis etika dan moral sering dipakai untuk menilai kualitas anggota dewan.
Disebutkan, setiap individu yang melakukan korupsi adalah dia yang tidak
memiliki basis moral dan etika dalam hidupnya.
Di sisi yang lain, terdapat pula
analisis kelembagaan yang menyebut anggota legislatif sebagai produk dari
mesin pembuat dan lembaga yang membentuknya. Menurut analisis kelembagaan, kualitas
anggota legislatif berhubungan erat dengan kualitas lembaga yang
memproduksinya. Di situ partai politik harus disebut.
Disfungsi partai
Banyak ahli yang terus mengkritisi kerja parpol. Dalam Securing Democracy:
Political Parties and Democratic Consolidation in Southern Europe, (Pridham,
Eds. 1990) menyebutkan bahwa kualitas parpol sangat ditentukan oleh
kestabilitasan politik internal parpol. Menurut Pridham, stabilitas sistem
partai ialah faktor yang sangat menentukan stabilitas seluruh sistem demokrasi.
Pembentukan pemerintah dan munculnya kemauan politik sangat ditentukan oleh
kestabilan parpol.
Pandangan Pridham kental membahas
model pembentukan parpol berikut konflik internal yang muncul karena beragam
kepentingan di dalamnya. Ketidaksehatan parpol menjadi soal besar dalam
pembentukan kualitas politik.
Dalam perkembangan itu, menurut
Pridham, takaran yang dipakai partai dalam menyeleksi politisi yang akan
bertarung dalam lembaga legislatif menjadi sangat lentur dan amat elastis.
Kelenturan terjadi karena ragam kepentingan yang muncul di antara banyak
elite partai.
Senada dengan Pridham, Rosa Mule
(2004) menyebut buruknya kualitas anggota legislatif disebabkan buruknya
kualitas parpol. Dalam Political Parties, Games and Redistribution, Mule
menyebutkan bahwa saat ini, fokus parpol bukan di aspek pembangunan
kelembagaan sosial. Yang menjadi fokus elite parpol ialah relasi antarelite
partai berikut pembangunan kepentingan di dalamnya.
Mule sebenarnya ingin mengatakan
bahwa saat ini, partai berisi lingkaran ekonomi politik. Menurut Mule, banyak
elite partai yang menjadikan partai sebagai mesin produksi uang dan modal
dalam lingkaran bisnis politik. Karena itu, partai jelas tidak bisa
diharapkan menjadi agen pencipta politisi yang berintegritas. Sebab, relasi
yang dibangun di sana bukan saja relasi politik, melainkan juga hubungan
bisnis.
Membaca pentingnya parpol di ruang
demokrasi liberal, Bottici (2014) memberikan tawaran menarik. Menurut
Bottici, partai harus terus menanamkan imaji politik. Imaji politik ialah
bayangan akan eksistensi politik dan rakyat sekaligus. Eksistensi politik dan
rakyat harus terus terngiang dan dibayangkan oleh elite politik. Elite
politik dan kekuasaan harus menyadari bahwa politik dan rakyat harus
koeksisten. Artinya, politik ialah rakyat dan rakyat ialah politik.
Berhubungan dengan realitas koeksistensi itu, politik diarahkan untuk
kesejahteraan rakyat dan bukan malah rakyat dipakai untuk tujuan politik
tertentu.
Bottici menunjukkan bahwa saat ini
telah terjadi kesalahan menilai bayangan politik. Yang terjadi ialah rakyat
dipakai untuk dan atas nama politik. Atas nama rakyat, politik dapat
melakukan apa pun, dengan kekuasaan yang dimilikinya, untuk mengelabui
masyarakat. Akibatnya, bayangan otentik politik sebagai entitas yang
koeksisten dengan rakyat menjadi hilang. Rakyat pun perlahan-lahan direduksi
untuk dan atas nama politik.
Dengan kata lain, yang utama bukan
lagi rakyat tetapi politik. Padahal, politik hanya alat. Yang utama adalah
rakyat. Wajah politik yang menjadikan politik sebagai tujuan akhir itulah
yang nampak jelas saat ini. Wajah politik ialah kekuasaan itu sendiri.
Itulah alasan mengapa Hayward
(2004) melakukan kritik atas realitas bayangan politik saat ini. Dalam
De-Facing Power, Hayward menyebutkan bahwa wajah politik yang terlampau
identik dengan kuasa dan kekuasaan itu harus digambar ulang.
Sebab, elite politik saat ini
telah mengubah wajah politik dari mekanisme untuk mencapai kesejahteraan
bersama ke politik sebagai ruang manipulatif untuk tujuan kekuasaan individu,
mengubah wajah politik autentik ke wajah bopeng politik manipulatif.
Konteks Indonesia
Dengan membaca proses pencalonan anggota legislatif yang menarik perhatian
publik akhir-akhir ini, pendapat para ahli di atas dapat menjadi rujukan.
Hemat saya, soal besar buruknya kualitas anggota legislatif di Indonesia
tidak saja karena faktor internal calon, tetapi lebih karena buruknya
kualitas partai pembentuk kader politik itu.
Yang terjadi di Indonesia, begitu
banyak kader politik dadakan muncul saat proses politik berlangsung.
Kaderisasi menjadi soal besar dalam proses politik di Tanah Air. Dua hal yang
bisa dijadikan alasan mengapa kaderisasi macet di partai. Dekaderisasi dan
konflik kepentingan politik.
Merujuk Pridham di atas, parpol di
Indonesia tidak terlampau fokus pada pembentukan kader. Yang terjadi adalah
proses perekrutan anggota partai sarat kepentingan. Uang dan modal menjadi
hal utama dalam proses penerimaan calon anggota partai yang nanti menjadi
calon anggota legislatif dan seterusnya.
Selanjutnya, ketika konflik terus
menyelimuti parpol, perekrutan kader menjadi tidak terurus. Akibatnya, ketika
momen politik tiba, parpol akhirnya kehabisan tenaga mencari kader-kader
partai terbaik untuk duduk di lembaga legislatif nanti. Maka, bayangan akan
munculnya calon anggota legislatif yang berintergritas menjadi sulit
terwujud.
Wajah politik harus segera diubah.
Masyarakat sipil menjadi aktor utama yang mengembalikan wajah politik.
Lembaga politik seperti partai harus bekerja sama dengan elemen civil society
menyiapkan kader partai yang berintegritas.
Tugas dan kerja politik adalah
memberikan ruang yang sama kepada semua pihak agar memiliki kekuasaan sama.
Rakyat dan elemen civil society harus melakukan kerja itu. Rakyat, menurut
porsinya masing-masing, bersama parpol menciptakan kader politik yang
berintegritas.
Kalau rakyat dan elemen civil
society terlibat dalam proses pembentukan kader politik, itu bukan karena
tidak mempercayai kerja lembaga politik. Yang dilakukan rakyat dan elemen
civil society ialah menyadarkan partai sebagai mesin pembentuk calon politisi
yang berintegritas. ●
|
Artikel kamu bagus gan! aku selalu menunggu artikel kamu.. Seperti artikel berjudul Tafsir Mimpi tawon
BalasHapusApakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong Hk
BalasHapus