Metro
TV Satu Setengah Windu
Toeti Prahas Adhitama ; Anggota Dewan Redaksi Media Group
|
MEDIA
INDONESIA, 21 November 2014
PADA abad ke-14, setiap orang
Eropa yang terdidik sekalipun meyakini bahwa Bumi ini datar dan Matahari
bergerak dari timur ke barat memutarinya. Apa artinya? Artinya bahwa ilmu
pengetahuan bisa berubah konsep. Dan apa yang pasti dan diyakini dalam suatu
masa, belum tentu masih akan dianggap pasti dan diyakini dalam masa yang
lain. Itu sebabnya, kita sebagai anggota masyarakat diharapkan terus-menerus
mengikuti perkembangan di lingkungan kita. Mungkin, fakta seperti itulah yang
membuat kita terus-menerus mencari pembaruan agar jangan sampai ketinggalan
zaman. Alasan itu pula yang mengilhami kami, jurnalis, untuk selalu mencari
unsur-unsur baru apa pun yang akan kami sajikan kepada publik.
Metro TV pun lahir satu setengah
windu lalu atas tuntutan menciptakan yang baru dengan mengkaji dari sana-sini
apa yang sekiranya masih bisa ditambahkan untuk memperkaya khazanah
pengetahuan umum kita bersama. Ilmu pengetahuan dapat kita kejar melalui
pendidikan.
Pendidikan dapat kita peroleh
lewat organisasi-organisasi modern yang kita lembagakan antara lain dalam
bentuk perguruan, dari yang tingkat paling rendah sampai yang paling tinggi.
Ini penting kita sadari sebab
keterlibatan ilmu pe ngetahuan dalam berbagai proses sosial selama hampir dua
abad ini telah menjadi penyebab utama perubahan sosial. Karena kita sadar
akan hal itu, pemberitaan bahwa mayoritas penduduk kita masih kurang
berpendidikan membuat kita, khususnya kaum yang berpendidikan, nelangsa.
Tentu analisis itu jangan
membuat kita lalu menerima dan tega saja melihat perkembangan yang
memprihatinkan ini. Bayangkan, dalam penghidupan yang sudah menyerupai
jaringan superhighway dalam hal ilmu pengetahuan, masih banyak orangorang
kita yang teronggok di tepi jalan, tertinggal dari laju ilmu pengetahuan.
Kenyataan yang lebih memprihatinkan, hanya sekelompok yang tergolong kecil
yang tampaknya peduli. Masalah pendidikan seharusnya menjadi kepedulian semua
orang.
Sebenarnya sejak dulu kita
menyadari perubahan zaman menuntut perubahan sikap dan perilaku khususnya di
bidang penerangan dan pendidikan. Perubahan itu perlu menyeluruh, dari sang
pemimpin sampai rakyat jelata.
Jelas harus ada rekayasa sosial.
Sikap dan perilaku kita pengaruh-memengaruhi.Namun faktanya, sikap kita tidak
selalu mencerminkan perilaku kita.
Kenyataan seperti itulah yang
membuat para ahli psikologi sosial meneliti dan meneliti. Apa yang dapat kita
lakukan untuk mempercepat proses pembelajaran? Proses akselerasi akumulasi
pengetahuan seperti apa yang harus kita lakukan? Bukankah sebaiknya kita
percepat kontak batin dan kontak pemikiran antarkita agar kita mencapai
pendapat dan tekad bulat sebagai rujukan?
Mungkin semacam itulah yang harus
kita rumuskan bersama sebagai pedoman.
Semakin cepat tercapai kesadaran
tentang itu, semakin cepat pula masyarakat dibawa maju. Bukan sebaliknya,
kita malahan masih saja terseok-seok, tersendat halangan-halangan yang jika
dipikirkan benar-benar sebenarnya sudah tidak relevan untuk zamannya.
Waktu makin mendesak kita untuk
segera menyusun bersama formula seperti apa yang bisa mengajak orang banyak
secara serempak maju bersama.
Persoalan
itulah yang pada saat-saat ini menjadi pekerjaan rumah para petinggi Metro
TV: pembaruan apa lagi yang dapat kami
sajikan kepada publik untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan budaya kita?
Tentu kami tidak harus sendiri. Kami membutuhkan dukungan dan saran yang
pasti akan makin memperkaya budaya dan pengetahuan kita. Apakah itu masalah
politik, ekonomi, kebudayaan, dan pendidikan pada umumnya. Jurnalisme publik
ialah milik bersama. Metro TV milik kita bersama. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar