Potensi
Ekonomi Syariah Global
Ali Rama ; Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Pengurus Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)
|
REPUBLIKA,
24 November 2014
Laporan Pew Research Center's Forum on Religion
and Public Life menunjukkan, jumlah populasi Muslim dunia pada 2012
sekitar 1,6 miliar (23,4 persen dari populasi dunia) dan diperkirakan tumbuh
menjadi 2,2 miliar pada 2030 atau sekitar 26,4 persen dari total penduduk
dunia. Jumlah populasi yang besar dalam perspektif marketing adalah potensi pasar. Akibatnya, muncul segmen pasar
didasarkan pada nilai-nilai agama.
Ekonomi
Islam (Islamic economy) atau sektor
ekonomi berbasis syariah boleh dikata sebagai sebuah bentuk perekonomian yang
lahir dari aktivitas ekonomi penduduk Muslim yang sesuai dengan
prinsip-prinsip agama mereka. Ekonomi Islam bukan hanya nama lain dari
keuangan syariah. Ekonomi Islam adalah aktivitas ekonomi yang digerakkan oleh
gaya hidup Muslim, perilaku konsumsi, dan praktik bisnis yang sesuai dengan ajaran
Islam yang memiliki dampak ekonomi (pasar).
Dari 57
negara Muslim mayoritas yang tergabung dalam anggota Organisasi Kerja Sama
Islam (OKI) merepresentasikan 8,9 persen dari total PDB dunia pada 2012 atau
sekitar 6,4 triliun dolar AS. Indonesia, Turki, dan Arab Saudi termasuk di
antara negara-negara OKI yang memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi. Selain
itu diperkirakan terdapat sekitar 350 juta penduduk Muslim tinggal sebagai
penduduk minoritas di negara-negara Eropa dan negara berkembang seperti India,
Cina, dan Rusia. Jumlah penduduk Muslim global yang semakin bertumbuh ini
cenderung menggunakan agama sebagai filter utama dalam menentukan permintaan
atas barang dan jasa, terutama dalam hal makanan, sistem keuangan, fashion,
hiburan, rekreasi, obat-obatan, dan kosmetik.
Thomson
Reuters pada 2013 mengeluarkan laporan edisi khusus tentang potensi ekonomi
syariah global. Dalam laporan itu, ekonomi syariah global disegmentasikan ke
dalam beberapa sektor bisnis, yaitu makanan halal, keuangan, fashion, travel,
media dan rekreasi, dan obat-obatan dan kosmetik. Penduduk Muslim global
diperkirakan memiliki tingkat pengeluaran konsumsi makanan mencapai 1.088
miliar dolar AS pada 2012 atau sekitar 16,6 persen dari keseluruhan konsumsi
global. Volume ini diperkirakan tumbuh mencapai sekitar 1.626 miliar dolar AS
pada 2018.
Jumlah
komsumsi yang besar ini direspons oleh perusahaan-perusahaan besar dunia
dengan cara mengeluarkan produk makanan dan minuman halal. Artinya,
permintaan akan pangan penduduk Muslim dunia mendorong berkembangnya industri
atau sektor makanan halal.
Sektor
selanjutnya adalah keuangan syariah. Sektor ini boleh dibilang sebagai sektor
yang lebih duluan berkembang dan menjadi pemacu berkembangnya industri
berbasis syariah lainnya. Jumlah aset keuangan syariah global saat ini
sekitar 1,35 triliun dolar AS dengan tingkat pertumbuhan 15-20 persen per
tahun. Jumlah ini mencakup bank syariah, reksa dana, sukuk, takaful,
asuransi, dan aset keuangan syariah lainnya.
Selain
segmen keuangan syariah tersebut, juga berkembang pesat dan menarik banyak
perhatian bagi para peneliti dan pelaku bisnis adalah lembaga keuangan mikro
syariah, zakat, dan wakaf. Salah satu negara yang ingin dijadikan proyek
percontohan pengembangan lembaga keuangan mikro syariah adalah Indonesia.
Dalam
Laporan Thomson Reuters juga menangkap fenomena demografik dari kalangan muda
Muslim yang ingin selalu eksis, modern, dan kreatif, tapi masih dalam
kerangka batasan agama mereka. Atau bahasa umumnya dikenal dengan istilah
"gaul tapi syar'i". Jumlah pengeluaran Muslim global untuk sektor
ini sekitar 224 miliar dolar AS pada 2012 atau sekitar 10,6 persen dari total
keseluruhan pengeluaran. Sektor ini diperkirakan akan tumbuh mencapai 322
milar dolar AS pada 2018.
Fenomena
lifestyle "syar'I" ini
mendorong tumbuhnya industri fashion di kalangan dunia Muslim. Saat ini
sering terjadi fashion show tentang
busana Muslim/Muslimah yang tidak hanya di negara-negara Muslim mayoritas,
tetapi juga sering diadakan di pusat-pusat fashion ternama dunia seperti
Paris dan London.
Peningkatan
pendapatan penduduk Muslim menciptakan porsi alokasi pengeluaran untuk
kepentingan travelling, rekreasi dan hiburan. Pengeluaran Muslim global untuk
kegiatan turisme sekitar 137 miliar dolar AS atau sekitar 12,5 persen dari
keseluruhan pengeluaran global. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 181
miliar dolar AS pada 2018.
Pengeluaran
perjalanan (travelling) ini belum
termasuk pengeluaran untuk haji dan umrah. Sementara pengeluaran Muslim
global untuk rekreasi dan hiburan sekitar 151 miliar dolar AS pada 2012.
Preferensi kosumen Muslim ini selanjutnya mendorong tumbuhnya industri
pariwisata dan hiburan berdasarkan syariah di dunia Muslim. Penyanyi Maher
Zein merupakan salah satu yang muncul dari sektor ini.
Sektor
selanjutnya adalah obat-obatan dan kosmetik. Pengeluaran Muslim global,
menurut laporan Thomson Reuters, untuk sektor ini sekitar 70 miliar dolar AS
untuk obat-obatan dan 26 miliar dolar AS untuk kosmetik pada 2012. Demand
tinggi ini memicu perusahaan kosmetik dunia untuk mengembangkan jenis
kosmetik khusus wanita Muslimah. Merek ternama yang sudah ada, misalnya,
Wardah, Ivy, dan Onepure. Unilever juga sedang mengeluarkan jenis sampo bagi
wanita berjilbab.
Islam
merupakan way of life bagi seorang
Muslim, yaitu sebagai petunjuk dan nilai yang mencakup seluruh aspek
kehidupan, termasuk perilaku konsumsi. Gaya hidup Muslim dan perilaku
konsumsinya menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi Islam saat ini.
Meskipun
demikian, peluang ekonomi Islam tidak hanya eksklusif bagi kebutuhan dan
preferensi dunia Muslim saja, tetapi dapat melewati sekat agama terutama bagi
konsumen yang peduli pada aspek etika, keadilan, sosial, spiritual, dan
lingkungan. Nilai-nilai universal Islam compatible
terhadap nilai-nilai universal tersebut.
Akhirnya, ekonomi Islam dapat menjadi sistem ekonomi yang universal,
tidak terbatas pada geografis, budaya, dan agama tertentu. Ekonomi Islam akan
menjadi paradigma baru dalam ekonomi yang dapat diterima dan dipraktikkan
secara natural di masa mendatang. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar