Diaspora dan UMKM
Kita Mukhamad
Najib
: Atase Pendidikan KBRI
Canberra dan Guru Besar Institut Pertanian Bogor |
REPUBLIKA, 12 Juli 2022
Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir.
Namun geliat ekonomi, terutama yang digerakan UMKM menunjukkan tanda-tanda
kebangkitannya. Sektor produksi, distribusi dan konsumsi sudah bergerak lagi. Bantuan langsung tunai (BLT) untuk UMKM
terbukti meringankan beban pada fase pemulihan sehingga UMKM dapat
melanjutkan bisnisnya. Setelah fase pemulihan, UMKM diharapkan berkembang
lebih pesat. Sehingga kontribusinya dalam penyerapan
tenaga kerja, pengentasan kemiskinan, dan pendapatan nasional kembali
meningkat. Tentu, UMKM memerlukan mitra lain di luar pemerintah untuk
mempercepat perkembangannya. Dalam hal ini, jaringan diaspora Indonesia
di seluruh dunia dapat diundang untuk berperan. Yakni, orang Indonesia yang
pergi ke negara lain dan menetap di sana guna mencari kehidupan lebih baik. Diaspora
Indonesia Saat ini, diperkirakan lebih dari 12 juta
diaspora Indonesia di seluruh dunia. Mereka potensial sebagai jaringan bisnis
maupun permodalan. Di Australia, terdapat sekitar 90 ribu diaspora. Mereka
profesional, pebisnis, dan pelajar. Diaspora profesional tersebar di beragam
sektor, seperti pertambangan, pertanian, hotel-restoran-kafe, pendidikan.
Mereka yang berbisnis, banyak di ritel dan importir, properti dan perumahan,
konsultan, pengolahan makanan dan restoran. Menurut Rosser (2018), diaspora Indonesia
beragam dari tingkat nasionalismenya. Namun yang tak bisa dinafikan, mereka
memiliki rasa sayang yang kuat pada negerinya. Berdasarkan observasinya, Rosser sangat
yakin, diaspora memiliki semangat tinggi berkontribusi bagi pembangunan
Indonesia. Mengacu pernyataan Rosser, selama ini Indonesia memiliki “harta
karun” tak ternilai bernama diaspora tetapi belum termanfaatkan dengan baik. Potensi mereka dapat dikelola untuk
membantu UMKM di Indonesia dan tiga peran dapat dimainkan diaspora. Pertama, sebagai
saluran pemasaran. Kedua, sumber permodalan, dan ketiga sebagai sumber inovasi. Salah satu aspek penting pengembangan UMKM
adalah akses pasar yang baik. Ketika persaingan di Tanah Air semakin ketat,
pasar domestik semakin sempit, maka
pasar luar negeri perlu dipertimbangkan. Terkait akses pasar, diaspora pebisnis di
berbagai negara dapat bertindak sebagai saluran pemasaran produk UMKM.
Misalnya, diaspora yang memiliki bisnis importir dapat membantu UMKM
Indonesia membuka pasar internasional. Diaspora yang memiliki bisnis retail, bisa
sebagai outlet UMKM di luar negeri. Dalam kasus di Australia, diaspora
importir bisa menjadi trade hub. Diaspora menampung produk UMKM, lalu
mengekspornya kembali ke negara pasifik lain. Sehingga produk UMKM bukan hanya melakukan
penetrasi pasar di Australia, juga negara pasifik mitra Australia. Hal serupa
bisa dilakukan diaspora Indonesia di negara lain. Di sisi lain, pemerintah mengeluarkan
anggaran besar membantu UMKM pulih dari krisis akibat pandemi Covid-19. Sampai
Juni 2022, realisasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk
penguatan ekonomi Rp 28,8 triliun, termasuk BLT UMKM. Namun, dana penguatan dan pengembangan UMKM
sangat besar, tak mungkin seluruh anggaran negara dialokasikan ke sana. Diaspora
di mancanegara, salah satu sumber permodalan potensial, terlebih di negara
maju. Umumnya, punya cukup dana yang dapat diinvestasikan. Untuk menggalang dana diaspora, pemerintah
dapat mengeluarkan sejenis obligasi untuk pembiayaan UMKM. Sementara, dalam konteks inovasi, UMKM
umumnya tak mampu berinovasi. Diaspora peneliti dan dosen memiliki kapasitas
mumpuni membantu UMKM lebih inovatif dan kompetitif. Maka, diaspora bisa
menjadi sumber inovasi penting bagi UMKM. Di Australia, KBRI Canberra bekerja sama
dengan University of Technology Sydney (UTS) untuk membantu UMKM Indonesia,
dalam pengembangan produk. Mahasiswa UTS diberi tugas mendesain produk UMKM
agar punya daya tarik bagi pasar Australia. Selanjutnya mereka diminta uji pasar dan
mempresentasikan hasil desain mereka. Dengan desain yang telah diuji ini,
produk UMKM Indonesia bisa lebih diterima di pasar Australia. Praktik baik
ini tentu bisa direplikasi di negara lain. Diaspora Indonesia memiliki potensi besar
membantu UMKM kita. Tinggal bagaimana mengorkestrasi potensi menjadi gerakan
terstruktur. Gerakan “Diaspora Bantu UMKM” perlu diinisiasi,
disosialisasikan, dan diorganisir dengan baik. Kementerian Koperasi dan
UMKM bisa jadi leading sector memulai gerakan ini. Bersama jaringan diaspora Indonesia
di seluruh dunia, gerakan ini akan masif. Kita berharap diaspora dengan
tangan terbuka bersedia membantu memajukan UMKM kita. ● Sumber :
https://www.republika.id/posts/29800/diaspora-dan-umkm-kita |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar