Covid-19
Meningkat kembali, Waspadalah Tjandra
Yoga Aditama : Direktur Pascasarjana Universitas
YARSI/Guru Besar FKUI Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P
& Ka Balitbangkes |
MEDIA INDONESIA, 18 Juli 2022
DUNIA saat ini sedang mengalami peningkatan kasus covid-19.
Laporan mingguan covid-19 dunia oleh WHO versi 13 Juli 2022 memang
menyebutkan bahwa jumlah kasus terus meningkat dalam 5 minggu terakhir ini,
sesudah ada kecenderungan penurunan kasus sejak puncak terakhir pada
pertengahan Maret 2022 lalu. Pada periode 4-10 Juli 2022, ada 5,7 juta kasus baru di dunia,
meningkat 6% dari minggu sebelumnya. Adapun pada 8 Juli 2022, laporan
Emergency Committee WHO tentang covid-19 menyebutkan bahwa ada sekitar 30%
peningkatan kasus covid-19 dalam dua minggu terakhir di awal Juli itu. Data lain dari Our World in Data menyebutkan, bahwa kasus baru
dunia pada 15 Mei 2022 ialah 374.517 dan 2 bulan kemudian pada 15 Juli 2022
melonjak menjadi 1.020.853 orang. Direktur Jenderal WHO Dr Tedros juga menegaskan,
angka peningkatan kasus ini perlu dibaca dengan cermat karena di dunia justru
sedang terjadi penurunan jumlah testing. Dengan kata lain, kalau jumlah
testing ditingkatkan, kita akan mendapatkan angka kasus yang berbeda pula. Kasus kita meningkat Kalau di dunia secara umum terus meningkat, tentu juga akan ada
peningkatan di negara kita. Memang dalam hari-hari belakangan ini kita
kembali mulai mendengar ada kerabat yang positif covid-19 dan harus menjalani
isolasi mandiri, serta sebagian bahkan dirawat di rumah sakit. Laporan resmi
kasus covid-19 di negara kita memang terus meningkat. Data pada 16 Juli 2022
menunjukkan adanya 4.329 kasus baru. Satu bulan sebelumnya, 15 Juni 2022, kasus baru kita ialah 1.242
orang dan sebulan sebelumnya lagi, 16 Mei, kasus harian hanya 182 orang. Jadi
dalam dua bulan terakhir ini kasus sudah meningkat lebih dari 23 kali lipat.
Bahkan, pada 13 Juli 2022 WHO menyampaikan bahwa situasi covid-19 di Jakarta
dengan insiden jumlah kasus sebanyak 73,8 per 100.000 penduduk sudah masuk ke
level penularan di masyarakat tingkat tiga (community transmission level 3 -
CT3). Di 33 provinsi lainnya juga terjadi peningkatan. Hanya, sampai
laporan WHO 13 Juli itu, memang masih berada pada tingkat transmisi rendah,
masih level 1. Kalau angka peningkatan terus terjadi, tentu level penularan
di masyarakat juga akan bertambah pula. Sehubungan dengan kasus kita yang sekitar 3.000 atau sudah
sampai 4.000 orang seharinya, maka baik kalau kita analisis lebih mendalam.
Inggris, misalnya, jumlah kasus yang positif covid-19 dari 2 JulI 2022 sampai
8 Juli 2022 ialah 174.961 orang. Artinya hampir 25 ribu orang dalam sehari.
Angka itu terus meningkat. Laman Our World In Data, 16 Juli 2022, menyebutkan
bahwa pada 14 Juli 2022 ada 191.860 kasus baru di Inggris, hampir 200 ribu
sehari, walaupun angka rata-rata seminggu masih di sekitar 55 ribu orang.
Terkesan, angka-angka ini jauh lebih tinggi daripada kasus harian kita yang
dilaporkan sekitar 3.000 atau 4.000 orang. Akan tetapi, perbandingan angka
secara langsung ini dapat memberi kesan yang keliru. Perlu kita ketahui bahwa jumlah tes di Inggris dalam seminggu,
menurut laman https://coronavirus.data.gov.uk/ ialah sekitar 1,5 juta tes,
tepatnya 1.449.568 pemeriksaan virus dalam seminggunya, atau lebih dari 200
ribu seharinya, dan tampaknya terus meningkat. Sementara itu, kita tahu di
Indonesia jumlah tes masih kurang dari 100 ribu orang seharinya, padahal
penduduk Indonesia mungkin tiga atau empat kali lebih banyak dari Inggris.
Artinya, kalau ingin mengetahui bagaimana situasi covid-19 yang sebenarnya di
lapangan, jumlah tes harian kita harus dinaikkan beberapa kali lipat lagi. Kemudian, ada juga pembicaraan tentang akan berapa jumlah kasus
maksimal kita sekarang ini. Pernah disebut oleh Kementerian Kesehatan tentang
prediksi angka maksimal 20 ribu, yang tampaknya dihubungkan dengan infeksi
BA.5 dan BA.4 di negara lain. Sekarang jumlah spesimen per hari masih di
bawah 100 ribu, yang menghasilkan kasus tertinggi 3.000-4.000-an di hari-hari
ini. Nah, untuk dapat mendeteksi 20 ribu maka perlu diperiksa jauh lebih
banyak spesimen, tidak cukup di bawah 100 ribu seperti yang beberapa bulan
terakhir ini dilakukan. Sebagai ilustrasi, pada 10 Maret 2022 lalu kasus baru kita ialah
21.311 orang, dan pemeriksaan hari itu 257.959 spesimen. Artinya, jelas
jumlah testing sekarang yang masih puluhan ribu harus ditingkatkan, kalau
mengikuti prediksi 20 ribu kasus baru per hari. Kalau angka kasus hariannya
jadi lebih tinggi lagi, mungkin misalnya karena ada subvarian lain seperti
BA.2.75 atau sebab lain, maka tentu hanya akan didapat dengan jumlah
pemeriksaan yang lebih banyak lagi. Dampak peningkatan kasus Secara umum, memang kasus covid-19 akibat varian omikron
tidaklah separah akibat varian delta. Pemerintah menyampaikan bahwa yang
sekarang mendominasi kasus covid-19 kita ialah subvarian BA.4. dan BA.5.
Walaupun memang tidak seberat dampak varian delta yang pernah
meluluhlantakkan kita tahun yang lalu, tentu penyakit covid-19 akibat omikron
termasuk BA.4 dan BA.5 ini tidak bisa dipandang ringan dan disepelekan.
Setidaknya, berdasarkan empat pertimbangan. Pertama, data dunia dan berbagai
negara yang juga mengalami infeksi BA.4 dan BA.5 sudah jelas menunjukkan
bahwa ada kasus yang berat yang harus dirawat di rumah sakit dan bahkan
meninggal dunia. Kalau kita kembali melihat data dari Inggris, jumlah yang
dirawat di rumah sakit mereka akibat covid-19 pada periode 5 Juli sampai 11
Juli 2022 ialah 13.079 orang. Angka itu meningkat 2.001 orang (18,1%) jika
dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Yang meninggal dunia sejak 2 Juli
sampai 8 Juli 2022 ialah 691 orang. Angka yang meninggal di Inggris ini juga
meningkat dari minggu sebelumnya, naik 170 kematian (32,6%). India juga mencatat peningkatan angka kematian, dari 15 kematian
pada 14 Juni menjadi 56 yang meninggal pada 15 Juli 2022. Secara umum, data
dunia menunjukkan mengalami hal yang serupa pula. Angka kematian global
akibat covid-19 pada 15 Juli 2022 ialah 2.235 orang. Sebulan sebelumnya pada
15 Juni tercatat 1.982 yang meninggal dan 15 Mei 2022 baru ada 657 kematian,
jadi terus meningkat dari waktu ke waktu. Tegasnya, walaupun tidaklah seberat
delta, infeksi akibat BA.4 dan BA.5 tetap dapat membunuh pasiennya, dan juga
meningkatkan potensi dirawat di rumah sakit dengan berbagai masalahnya. Pertimbangan kedua, kita tidak dapat menggangap remeh infeksi
omikron BA.4 atau BA.5 atau yang lain, bahwa walaupun kalau terkena pada usia
muda yang fit, mungkin dampaknya tidak berat, tetapi dia tetap dapat menulari
orang sekitar. Kalau yang tertular orangtuanya, atau barangkali kakek
neneknya yang tentu sudah lanjut usia, atau mungkin keluarga atau kerabat
yang punya komorbid, maka tentu dampak pada mereka tidaklah ringan. Dan,
bukan tidak mungkin jadi penyesalan berkepanjangan. Pertimbangan ketiga ialah kenyataan bahwa kalau positif, pasien
harus diisolasi, baik di rumah maupun di tempat isolasi terpadu atau juga di
rumah sakit. Kalau dia diisolasi beberapa hari, tentu tidak dapat bekerja
dengan berbagai akibatnya. Termasuk, kalau pekerja harian maka tidak
mendapatkan nafkah. Juga bisa dibayangkan, bagaimana repotnya kalau ada
seseorang yang harus isolasi mandiri di rumahnya, bagaimana pemisahan
kamarnya, bagaimana makan minumya, bagaimana mengatur ventilasi udara, dll. Selain itu, masa dalam isolasi mandiri dapat membuat seseorang
kehilangan momen penting dalam hidupnya. Misalnya, rencana pertemuan atau
bepergian untuk urusan penting jadi batal, atau akibat harus isolasi jadi
tidak bisa ikut wisuda dan berbagai hal lain. Yang lebih menyedihkan lagi,
kalau misalnya sudah jauh-jauh hari merancang tanggal pernikahan, lalu harus
isolasi mandiri, maka tentu semua jadi berantakan. Pertimbangan keempat, kita tidak boleh menganggap ringan
penularan akibat omikron ini. Adalah sebuah bukti ilmiah bahwa makin banyak
penularan di masyarakat maka makin besar kemungkinan terjadinya mutasi baru.
Untuk omikron ini, misalnya, selain BA.4 dan BA.5, maka India yang kita kenal
sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian delta, kini kembali
melaporkan subvarian baru, yakni BA.2.75, yang oleh sebagian pihak disebut
sebagai ‘centaurus’--tentu belum nama resmi. Dari India, kini kasus sudah menyebar ke setidaknya 10 negara,
di antaranya Australia, Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, juga
Amerika Serikat. Pakar dari Mayo Clinic mengatakan peningkatan kasus di India
akibat BA.2.75 ini tampaknya bersifat eksponensial, walau memang masih harus
menunggu data-data lain dalam minggu-minggu mendatang. Memang, sejauh ini
belum ada kepastian tentang pola penularan dan berat ringannya dampak
BA.2.75. Data sementara yang ada memperlihatkan bahwa BA.2.75 menunjukkan
setidaknya 8 mutasi tambahan dari BA.5, utamanya di terminal N, yang dapat
punya pengaruh menghindar dari imunitas yang sekarang sudah ada. Data awal
juga memperlihatkan bahwa BA.2.75 menunjukkan beberapa alternatif solusi dari
BA.5, antara lain del69/70 menjadi 147E, 152R, 157L, 210V, 257S, serta 452R
menjadi 446S. Sebelum laporan BA.2.75 ini, maka sudah ada laporan dari India
yang menghubungkan subvarian BA.2 dengan mutasi di with S:K147E, W152R,
F157L, I210V, G257S, D339H, G446S, N460K, dan R493Q yang bermula dari India,
dan kini sudah ada di sekitar 10 negara di dunia. Selain empat pertimbangan
itu, juga ada beberapa yang masih perlu bukti ilmiah yang jelas, seperti
seberapa sering kemungkinan terjadinya long covid, juga kemungkinan dampak
covid-19 terhadap penyakit lain. Waspada dan upaya Perkembangan peningkatan kasus dunia dan juga di negara kita
tentu mengingatkan kembali bahwa pandemi covid-19 memang masih ada dan masih
punya potensi bahaya. Karena itu, jelas perlu ada upaya-upaya pengendalian
yang baik agar kenaikan kasus ini dapat lebih terkendali dan tidak membawa
korban yang tidak perlu. Yang pertama harus dilakukan ialah kesadaran untuk melaksanakan
protokol kesehatan. Di satu sisi, masyarakat yang sudah tidak terlalu ketat
lagi, maka harus lebih menerapkan protokol dengan baik. Di sisi lain,
pemerintah juga perlu menetapkan aturan dengan bijak. Dalam hal ini kita amat berbesar hati dengan arahan Presiden
Jokowi pada saat Idul Adha bahwa “Baik di dalam ruangan maupun di luar
ruangan memakai masker adalah masih sebuah keharusan.” Arahan Presiden ini
amat penting, bukan saja karena memang perlindungan dengan masker amat
penting, tapi juga karena beberapa waktu yang lalu ada semacam ‘beda
pendapat’ sesudah Wakil Presiden juga menyebutkan tentang pemakaian masker di
luar ruangan. Selain pemakaian masker, tentu cuci tangan secara teratur
merupakan hal yang penting, bukan hanya untuk mencegah covid-19, tetapi juga
berbagai penyakit menular lainnya. Lalu, bagaimanapun upaya mencegah
kerumunan yang tidak terlalu diperlukan memang harus diupayakan dilakukan. Kedua, seperti sudah dibahas di atas, jumlah tes harus
ditingkatkan. Masyarakat perlu melakukan tes jika ada keluhan yang mengarah,
dan atau curiga ada kontak erak dengan pasien covid-19. Pemerintah pun perlu
memperluas tempat masyarakat dengan mudah melakukan tes. Peningkatan testing
harus diikuti juga dengan telusur (tracing) yang masif. Hanya dengan cara itu
kita akan memperoleh data yang akurat dan mengetahui situasi lapangan yang
sebenarnya, untuk kemudian mengambil langkah pengendalian yang tepat dan
merumuskan kebijakan yang terbaik demi melindungi anak bangsa. Hal ketiga ialah peningkatan cakupan vaksinasi, termasuk juga
booster. Masih ada tiga perempat penduduk kita belum dapat booster, padahal
kita tahu bahwa memang diperlukan karena dua hal. Pertama, perlindungan dari
dua vaksinasi pertama akan menurun sesudah beberapa bulan. Dan, kedua, karena
varian omikron punya kecenderungan dapat menghindar dari imunitas yang
dibentuk, jadi perlu perlindungan tambahan dengan booster ini. Selain itu, juga masih sekitar sepertiga penduduk kita yang
belum mendapat vaksinasi lengkap. Jadi, jelas belum mendapat perlindungan
yang diharapkan. Masyarakat yang belum mendapat vaksin, segeralah
mendapatkannya. Dan, pemerintah perlu memberikan kemudahan untuk vaksinasi
ini. Misalnya saja dapat dilakukan di sebanyak mungkin rumah sakit dan
puskesmas yang tersebar di negara kita. Tentu kita tidak perlu panik dengan kecenderungan kenaikan kasus
ini, tetapi juga tidak boleh meremehkannya. Kita semua jelas harus waspada! ● Sumber :
https://mediaindonesia.com/kolom-pakar/507446/covid-19-meningkat-kembali-waspadalah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar