PT Jababeka Tbk Akan
Membangun Silicon Valley di Cikarang. Apa Kelebihannya? Vindry Florentin : Jurnalis
Tempo |
KORAN TEMPO, 22 Juli 2022
PT Jababeka Tbk (KIJA)
bakal meluncurkan kluster khusus untuk perusahaan-perusahaan berbasis
teknologi tinggi. Lahan seluas 60 hektare di Cikarang, Jawa Barat, disiapkan
untuk dikembangkan sebagai kawasan dengan konsep mirip Silicon Valley, pusat
perusahaan teknologi di California, Amerika Serikat. Direktur Utama PT Jababeka
Infrastruktur, Tjahjadi Rahardja, menuturkan kawasan ini bakal dilengkapi
dengan fasilitas pendukung untuk industri berbasis teknologi, seperti energi,
air, serta jaringan telekomunikasi. Secara keseluruhan, kawasan Jababeka sebenarnya
sudah mampu mendukung industri sejenis. Namun, di kluster baru ini,
pengembang menawarkan layanan lebih. "Kami membikin satu
kluster dengan infrastruktur khusus yang lebih hijau dan lebih cepat,"
katanya, kemarin. Selain sebagai tempat
produksi, Tjahjadi menuturkan, Silicon Valley versi domestik akan menjadi
pusat inovasi. Jababeka mendorong pelaku usaha rintisan untuk bertempat di
lokasi tersebut, terutama startup yang berfokus pada kecerdasan buatan,
digitalisasi, ataupun Internet untuk segala (Internet of things). Startup tersebut akan diarahkan untuk
menyediakan solusi bagi pelaku industri di Jababeka. Khusus bagi perusahaan
rintisan ini, Jababeka berencana mendirikan small office small home. Saat ini Jababeka sudah
menandatangani nota kesepahaman dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN) untuk menarik kehadiran startup. Lewat kerja sama ini, Jababeka akan
memfasilitasi kebutuhan riset serta data startup dan industri. "BRIN
saat ini memiliki 12 organisasi riset dan 85 pusat riset yang bisa
bersinergi," ujar pelaksana tugas Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan
Inovasi BRIN, R. Hendrian. Jababeka juga menggandeng Indogen Capital untuk
menghubungkan startup dengan
korporasi. Program
Hackaton Jababeka juga tengah
merencanakan program Hackaton untuk menjaring perusahaan rintisan yang bisa
menyediakan solusi bagi pelaku industri. Para perusahaan rintisan terpilih
akan mendapat pelatihan dari PT Bisa Artifisial Indonesia. Direktur Jababeka
Infrastruktur, Agung Wicaksono, menyatakan upaya pengembangan sumber daya
manusia ini bakal membedakan Jababeka dengan pengembang kawasan industri
lainnya. Ditambah dengan pengalaman Jababeka menampung industri berbasis
teknologi tinggi, seperti pusat data, dia optimistis Silicon Valley asal
Cikarang akan menarik banyak perhatian. "Di kawasan yang sudah ada
industri (berbasis teknologi) inilah yang paling ideal untuk lompat,"
ujarnya. Agung mengatakan kawasan
baru ini akan diluncurkan pada 29 Juli mendatang. Dia enggan berbagi
informasi mengenai total investasi yang digelontorkan untuk kluster tersebut. Head of Research Colliers
Indonesia, Ferry Salanto, menuturkan strategi Jababeka menyasar industri
berbasis teknologi tepat untuk menarik minat pasar. Sejak awal tahun ini,
permintaan terbesar di kawasan industri datang dari industri tersebut,
terutama penyedia pusat data. "Saya melihat pusat data tidak akan
berhenti di sini. Sampai setahun ke depan, masih akan ada permintaan,"
tuturnya. Ferry mengatakan salah
satu tantangannya adalah memastikan seluruh kebutuhan industri sejenis
terpenuhi di dalam kawasan. Termasuk kebutuhan tenaga kerja yang umumnya
membutuhkan kemampuan khusus. "Kalau sudah ada komunitas dan populasi
mencukupi di kawasan itu, pengembangannya akan positif," kata dia. Ketua Himpunan Kawasan Industri,
Sanny Iskandar, menuturkan pengelolaan kawasan industri saat ini berorientasi
pada dua hal, salah satunya berhubungan dengan teknologi tinggi. Menurut dia,
hampir semua industri kini mulai bertransformasi menuju industri 4.0 yang
berfokus pada teknologi. Sedangkan fokus lainnya adalah kawasan industri yang
ramah lingkungan. ● |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar