Revolusi
Media Sosial dan Aplikasi Mobile
Riri Fitri Sari ; Guru
Besar Teknik Komputer FTUI
|
KORAN
SINDO, 30 Oktober 2014
Kedatangan pemilik Facebook, Zuckenberg, 14 Oktober 2014 disambut
cukup hangat oleh masyarakat. Kedatangannya mendapat sorotan media yang cukup
besar, terlebih dengan aktivitas blusukan- nya ke Pasar Tanah Abang dengan
Presiden Terpilih Jokowi. Kemudahan yang diberikan oleh media sosial, dengan
biaya langsung yang relatif kecil yang dirasakan oleh konsumen, membuat
masyarakat mengapreasi perubahan besar penyebaran informasi dan perubahan
konstelasi hubungan manusia ke manusia.
Demokratisasi yang dilakukan oleh teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), memungkinkan semua orang menyatakan pendapat dan analisanya
tentang kondisi terkini yang terjadi. Siapa yang menyana bahwa ditengarai
terjadi penggembosan suara pada pemilihan presiden, karena kicauan di Twitter
yang dilakukan oleh seorang petinggi partai. Kicauan di Twitter yang sifatnya
informal, kini bergeser untuk dianggap sebagai suatu stand point pemikiran
yang disampaikan untuk masyarakat terbuka.
Suatu fenomena yang luar biasa, yang tidak bisa dibayangkan oleh
pencipta aplikasi komputer sebelumnya. Kita melihat interaksi yang intensif
dari para pengguna Twitter, Facebook, Instagram, Path, yang kini melakukan
proses penyebaran informasi dan informasi yang luas dan lebih bernas
dibandingkan dengan cara penggunaan terdahulu. Perlu dicermati perjalanan
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yang kini terjadi.
Cara-cara baru untuk mendapat masukan dari masyarakat dan
menggunakan tren pertemuan yang diatur melalui Twitter misalnya, dilakukan
oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuat kuis untuk
menjaring 20 orang Twitterati (aktivis Twitter) yang mendapat hadiah berupa
pertemuan langsung (kopi darat) dengan mantan Presiden SBY di Istana
Yogyakarta, sebelum serah terima pemerintahan 20 Oktober. Tanggapan yang
diberikan oleh 29 juta follower tweet SBY cukup luar biasa.
Secara positif, dapat dikatakan bahwa ini adalah cara
pengumpulan signature memory yang cukup baik dari kalangan masyarakat luas,
yang demokratis dan terbukti mampu mengemukakan pendapatnya media terkini.
Hashtag #Kopdar- Pamitan kini menjadi identifikasi ucapan terima kasih
masyarakat pada pemimpin bangsa, dan evaluasi 10 tahun kepemimpinan Presiden
SBY yang perlu diapresiasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa
mengapresiasi, dan bukan hanya bersorak dan menggerutu.
Dengan meningkatnya akses Internet yang dilakukan oleh pengguna
smartphone, terlihat kecenderungan penggunaan aplikasi over the top (OTT)
seperti Twitter, Facebook, Instagram, Path, Line. Aplikasi tersebut tidak
memberatkan penggunanya, namun tidak juga memberikan keuntungan pendapatan
bagi perusahaan yang ada di Indonesia.
Aplikasi tersebut servernya dan penguasaannya terdapat di luar
Indonesia secara bebas, dengan menggunakan jaringan perusahaan telekomunikasi
besar yang ada dari Telkomsel, XL, Bolt, dll, telah memberikan layanan bagi
pengguna di Indonesia. Kita perlu mencermati cermati manfaat dan risiko ke
depannya bagi Indonesia. Perlu dilakukan upaya pemerintah untuk membuat
regulasi yang juga memungkinkan berbagai inovasi dan kreativitas Indonesia
untuk muncul dengan cara-cara terbaru yang efektif dan efisien untuk
memperlihatkan keunikan dan keunggulan Indonesia.
Berbagai cara untuk meningkatkan perekonomian, sebagai imbas
dari penggunaan teknologi perlu dilakukan. Saat ini telah terjadi pergeseran,
dari penggunaan teknologi penyampaian informasi tertulis dalam pesan pendek
berbentuk SMS, menjadi penggunaan Internet. Namun demikian, teknologi
pendukungnya masih banyak yang hanya menggunakan layanan lambat berbasis 2G
GSM/ EDGE yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi. Kecepatan yang
diberikan masih jauh tertinggal dibanding 3G dan 4G.
Kita masih memiliki masalah besar dalam penyediaan
infrastruktur, termasuk infrastruktur telekomunikasi. Perusahaan
telekomunikasi Indonesia harus memiliki strategi untuk meningkatkan efisiensi
dan pemerataan layanan yang dapat menyatukan nusantara. Program Nusantara
yang terhubung jaringan serat optik, internet yang lebih baik, perlu
senantiasa mendapat dukungan. Kita membutuhkan sumber daya manusia yang dapat
melihat peluang peningkatan mutu layanan, danoptimasi dari semua aplikasi
yang ada.
Kita harus terus mempelajari cara efisiensi seperti yang
disosialisasikan internet.org. Berbagai penyedia informasi di web, termasuk
web universitas misalnya, perlu bekerja keras meng-upgrade sistem yang
bersesuaian dengan akses informasi melalui peralatan bergerak yang kecil.
SDM-nya harus terus menerus mencari cara- cara baru untuk meminimalkan ukuran
file dari aplikasi, sehingga penggunaan bandwidth oleh pengguna dapat dihemat.
Penggunaan teknologi terkini yang tersedia secara opensource
membutuhkan keingintahuan dan ketuntasan memberikan solusi. Indonesia
membutuhkan banyak sekali inovasi-inovasi dan penyelesaian masalah yang
selama ini dilaksanakan dengan manual menjadi penyelesaian masalah berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Kita membutuhkan banyak prajurit jaringan
(cyber army) yang mampu mengantisipasi dan menumpas permasalahan dalam
jaringan termasuk peretasan keamanan.
Teknologi internet of things yang memanfaatkan sensor dan
seluruh peralatan yang dapat menjadi input untuk internet dan dapat
dimanfaatkan untuk seluruh aspek kehidupan manusia belakangan ini kian
berkembang.
Dengan perkembangan itu, kita juga mengenal cara-cara baru di
mana manusialah yang bertindak sebagai sensor, dengan pemasukan data yang
kini disebut crowdsourcing. Lihat saja pertumbuhan pengguna aplikasi
pemberian informasi kemacetan dengan peta yang sangat membantu pengguna,
seperti Waze. Dengan sukarela, pengguna berbagi informasi pengalaman
berkendaraan yang dialaminya, dengan memberikan informasi tingkat kemacetan
jalan, terjadinya kecelakaan, polisi, cuaca buruk, masalah di peta, penutupan
jalan, dan lain-lain.
Secara mencengangkan teknologi diadopsi dengan cukup cepat, dan
pengguna secara intuitif dapat memanfaatkan keberadaan alat navigasi
transportasi ini untuk pembuatan keputusannya dalam berkendara. Kini, dalam
suatu smartphone terdapat berbagai peralatan yang dulunya memakan tempat yang
luas, dan beratnya bisa mencapai ratusan kilogram. Sekarang seluruh peralatan
yang bernama kamera, perekam suara, perekam video, alat game, komputer, dan
seluruh sensornya alat menjadi satu dalam smartphone kecil dalam ukuran
puluhan gram, yang berada dalam genggaman.
Sensor seperti gesture sensor (sensor gerak), proximity sensor
(lewat infrared memonitor lokasi pemakai), gyro sensor (mendeteksi keadaan
rotasi sensor menurut tiga ordinat), accelerometer (mendeteksi pergerakan
telepon berbasis tiga ordinat), geomagnetik sensor (deteksi intensitas gaya
magnet), sensor kelembaban dan temperatur, barometer, dan sensor cahaya RGB
(intensitas cahaya merah hijau biru).
Ke depan kita akan melihat munculnya sensor-sensor lain untuk
memberi informasi tentang kondisi tubuh, informasi biomedis seperti temperatur
badan, tekanan darah evaluasi gula darah pada penderita diabetes, atau bahkan
menganalisis DNA. Tantangan terbesar para ilmuwan untuk menggunakan teknologi
fotonik yang revolusioner telah mulai terkuakkan. Berbagai solusi untuk
meningkatkan kesehatan manusia, dan meningkatkan kesejahteraan terbuka lebar
dengan teknologi informasi baru yang demokratis.
Crowdsourcing yang merupakan pengumpulan informasi secara
gotong-royong, adalah perkembangan terkini yang akan makin menggurita ke
depan. Pengawalan Pemilu Presiden 2014 misalnya, telah dilakukan dengan
sangat baik, dengan ulasan daring (online)
individu-individu yang tergabung dalam berbagai list WhatsApp, Line, We-
Chat, Facebook, dan sebagainya. Pembagian kerja volunter dalam memvalidasi
form C1 misalnya, adalah inisiatif pengawalan e-democracy yang muncul dari
generasi muda.
Berbagai penggunaan aplikasi sosial network yang mobile
juga telah mengguncangkan Indonesia, setelah kita tahu dampaknya. Kita
teringat pada distribusi informasi dari Path yang terjadi di Yogyakarta yang
hingga harus melibatkan Sultan Yogyakarta untuk menenangkan masyarakat.
Kita mendapat laporan tentang siswa yang dibully di Bukittinggi, yang memberikan alarm, perlunya kita untuk
terus menerus menggalakkan peningkatan karakter generasi muda. Kita harus
menyosialisasikan penggunaan internet sehat, agar beribu kejadian buruk,
penipuan yang berakhir pada penghilangan nyawa dan lainnya, dapat
terhindarkan. Kita membutuhkan stabilitas dan keamanan, termasuk keamanan
dari dampak buruk internet, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Dalam setahun terakhir saja, kita sudah diguncangkan dengan
cara-cara baru penyebaran informasi nonformal yang dapat membentuk opini
publik. Antisipasi pada perkembangan teknologi yang memiliki sisi positif dan
negatif harus cepat dipahami oleh orang tua dan guru. Kemampuan untuk
mengarahkan generasi masa depan untuk mencari dan memfilter informasi akan
menjadi bottom line pembentukan generasi yang smart, efisien, dan pekerja
keras yang dapat membangun bangsa.
Nilai-nilai luhur tepo seliro, saling menghormati dan
menghargai, kerja sama dan gotong royong, perlu dipupuk dan dibentuk dalam
mengatasi tantangan zaman. Ketika sudah bangun dan menjadi negara modern,
kita harus mengupayakan upaya terstruktur agar rakyat dan bangsa kita ikut
dalam genderang perubahan yang semakin cepat.
Kita harus bekerja keras mewujudkan infrastruktur fisik dan
nonfisik yang tangguh, untuk menciptakan generasi pemenang, yang menjadi tuan
bagi nasibnya sendiri. Ini adalah episode baru Presiden Jokowi menjadi
harapan baru bagi masyarakat. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar