Muslim
Bertanggung Jawab Memerangi Teror
Ulama Turki ; Tinggal di Amerika
|
MEDIA
INDONESIA, 10 Juni 2017
SERANGAN brutal dan mematikan di London dan Manchester
terhadap warga sipil yang tidak berdosa merupakan yang terbaru dalam
serangkaian tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok yang dirujuk
sebagai Islamic State, kelompok yang tidak pantas disebut yang lain selain
penjahat dunia yang paling tidak manusiawi. Sebagai tanggapan atas ancaman
ini, umat Islam dunia harus membantu intelijen dan pihak keamanan melawan
serangan dan menghilangkan ancaman ini.
Dari awal berdirinya, yakni sisa-sisa Al-Qaeda di Irak, IS
telah melakukan penipuan yang menimbulkan kematian. Meski memakai nama Islam,
IS menyimpang dari agama. Pakaian, bendera, dan slogan kelompok itu tidak
dapat menyembunyikan pengkhianatan mereka terhadap semangat kepercayaan
terbesar di dunia ini. Menolak kelompok barbar ini merupakan tujuan utama
yang harus didukung semua umat Islam dan tidak hanya harus dihadapi oleh
militer.
IS dan kelompok-kelompok lain yang serupa merekrut
pemuda-pemuda muslim yang terasing dengan menawarkan tujuan palsu dalam
pelayanan ideologi secara total. Untuk menangkal daya tarik tersebut,
dibutuhkan upaya keagamaan, politik, psikososial, dan ekonomi. Ini
mengharuskan masyarakat lokal dan institusi pemerintah menangani masalah
struktural, seperti diskriminasi dan pengucilan.
Organisasi internasional harus melindungi warga negara
dari penganiayaan seperti yang kita saksikan di Suriah dan membantu transisi
menuju pemerintahan yang demokratis. Pemerintah Barat juga memiliki tanggung
jawab untuk mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih etis dan konsisten.
Warga negara dan organisasi muslim harus menjadi bagian dari usaha yang lebih
luas ini. Namun, kita juga memiliki peran dan tanggung jawab dalam
pertarungan ini.
Di seluruh dunia, umat Islam perlu memperkuat sistem
kekebalan masyarakatnya, terutama kaum muda untuk melawan ekstremisme. Kita
harus bertanya, Bagaimana masyarakat kita bisa menjadi pusat perekrutan
teroris? Ya, faktor eksternal harus diatasi, tapi kita juga harus melihat
penyebabnya di dalam negeri. Menelaah diri merupakan etika Islam. Ada
tindakan yang bisa kita ambil, sebagai orangtua, guru, pemimpin komunitas dan
imam muslim, untuk membantu kaum muda, kita harus melindungi mereka. Kita
harus mengalahkan ekstremis ini di medan perang atau perang gagasan.
Sebuah kekeliruan dari ideolog ekstrem kekerasan ialah
mendekontekstualisasi ajaran Alquran dan Nabi SAW, dan menafsirkannya sesuai
tujuan yang mereka tentukan. Para ideolog ini mengubah kehidupan kelompoknya
menjadi instrumen untuk membenarkan tindakan kriminal. Penangkalnya ialah
pendidikan agama yang mengajarkan tradisi secara holistik dan kontekstual.
Untuk dapat melawan tipu muslihat ideolog radikal, kaum muda muslim harus
memahami semangat Alquran dan prinsip-prinsip menyeluruh tentang kehidupan
Nabi mereka. Kita perlu menyampaikan kepada generasi muda cerita lengkap
tentang bagaimana Nabi mengubah masyarakat dari zaman jahiliah ke dalam
norma-norma etika yang dianut oleh Nabi Ibrahim.
Pendidikan agama holistik harus dimulai dengan komitmen
terhadap martabat setiap orang sebagai ciptaan Tuhan yang unik. Terlepas dari
kepercayaannya. Allah berfirman, “Kami telah menghormati anak-anak Adam.”
(QS, 17:70), semua manusia dihormati. Alquran mengajarkan bahwa membunuh satu
nyawa tidak bersalah sebagai kejahatan terhadap semua umat manusia (QS,
5:32). Bahkan dalam perang perlawanan yang sah, ajaran Nabi Muhammad
mengajarkan secara khusus melarang kekerasan terhadap warga sipil, khususnya
perempuan, anak-anak, dan pemuka agama. Keyakinan bahwa seseorang bisa masuk
surga dengan membunuh orang lain ialah khayalan belaka. Pelaku kekerasan juga
melakukan transplantasi vonis religius dari abad pertengahan ke abad ke-21
ketika pertarungan politik sering dicampuradukkan dengan perbedaan agama.
Saat ini, umat Islam memiliki kebebasan untuk mempraktikkan agama mereka di
negara-negara yang demokratis dan sekuler.
Nilai-nilai pemerintah sejalan dengan cita-cita muslim
tentang keadilan sosial, aturan hukum, pengambilan keputusan bersama, dan
kesetaraan. Umat muslim bisa hidup sebagai warga negara demokrasi yang berkontribusi
ke seluruh dunia. Secara proaktif, kita harus mengembangkan cara positif
untuk memenuhi kebutuhan sosial generasi muda. Kelompok-kelompok pemuda harus
didorong untuk menjadi sukarelawan dalam proyek bantuan kemanusiaan guna
membantu korban bencana dan konflik kekerasan.
Dalam mengajari mereka untuk membantu orang lain, kita
akan memberi mereka alat untuk memberdayakan diri dan mereka merupakan bagian
dari sesuatu yang berarti. Kami juga memiliki kewajiban untuk membantu mereka
terlibat dalam dialog antaragama untuk memelihara saling pengertian dan
saling menghormati. Sebagai umat Islam, kita bukan hanya anggota komunitas
iman, tapi juga bagian dari umat manusia keseluruhan.
Sejak 1970-an, para peserta gerakan sosial Hizmet--istilah
Turki untuk pelayanan telah mendirikan lebih dari 1.000 sekolah sekuler
modern, pusat bimbingan belajar gratis, perguruan tinggi, rumah sakit dan
organisasi bantuan kemanusiaan di lebih dari 150 negara. Dengan memfasilitasi
keterlibatan siswa dan profesional sebagai penyedia layanan, mentor, tutor
dan pembantu, institusi dan jejaring sosial mereka mengembangkan rasa
identitas, memiliki, makna dan pemberdayaan yang upaya menangkal janji-janji
palsu kekerasan.
Memang cara terbaik untuk melindungi kaum muda secara
proaktif ialah memberi mereka narasi kontrapositif. Dengan menawarkan
kesempatan untuk belajar bahasa dan pertukaran budaya, institusi semacam ini
memelihara pandangan pluralistik, pemikiran kritis dan empati. Sebagai bagian
dari ritual sehari-hari mereka, Islam mempraktikkan cara berdoa agar Allah
melindungi mereka ‘di jalan yang lurus’. Hari ini, jalan lurus berarti
menelaah pemahaman kita tentang nilai-nilai inti iman kita.
Bagaimana kita mewujudkan nilai-nilai itu dalam kehidupan
kita sehari-hari dan memperkuat Ketahanan pemuda muslim dalam melawan
pengaruh yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam tersebut. Menjadi bagian
dari upaya di seluruh dunia untuk membantu menghentikan radikalisme bermotif
keagamaan supaya tidak terulang kembali seperti di London, Manchester dan di
tempat-tempat lain merupakan tanggung jawab semua manusia dan semua agama. ●
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar